[S3] 4. Pasrah

1.8K 177 20
                                    

Dera terkejut saat keluar dari kafe tersebut karena pipinya ditinju. Menatap tajam Sabian yang melakukan hal itu. "Anj..."

Hendak mengumpat, tapi lagi-lagi Sabian menghajarnya lalu mencengkeram kerah bajunya. Menatapnya tak kalah tajam. "Bangsat, lo nampar istri gue!"

"Dia pantas dapetin itu!"

Sekali lagi Sabian memberi pukulan pada Dera hingga mereka dipisahkan oleh security tempat tersebut dan juga Noah yang memegang lengan Dera.

Dera meronta membuat pegangan Noah meregang. Menatap tajam Noah. "Sialan lo, No!" Merasa dibohongi Noah. Kalau saja Dera tau jika Randa yang ingin bertemu dengannya, ia tidak akan datang ke sini. Membuang waktunya saja.

Beranjak dari sana, setelah memberikan tatapan dingin pada Sabian.

"Bi..." Sabian melepaskan cekalan security lalu menghampiri Randa. Mengusap pelan pipi Randa yang memerah.

"Sialan Dera," desis Sabian pelan. Rasanya belum puas menghajar Dera karena berani menampar Randa. Ia memang mengawasi Randa dan Dera dari dalam mobil. Melihat Randa ditampar membuatnya langsung turun dan menghajar Dera.

"Pipinya butuh dikompres," sahut Noah membuat mereka menoleh pada pria itu.

Mereka pun ada di sini.

Di apartemen Noah.

Sabian mengompres pipi Randa yang memerah. Sedari tadi tidak ada percakapan di antara mereka.

"Kan aku udah bilang. Semuanya gak bakal berhasil. Dera gak bisa diajak bicara baik-baik," ujar Sabian usai mengompres pipi Randa lalu mengusapnya lembut.

"Bi," panggil Randa pelan seraya menatapnya.

"Em kenapa Sayang?" Sabian kini mengusap kedua pipi Randa.

"Aku mau hak asuh Arga sama aku. Kita bisa urus ke pengadilan, kan? Kamu bantuin aku ya?"

Sabian tidak langsung merespon, hanya menatap lamat Randa.

"Bi?"

Menghela nafas pelan. Ia menggeleng. "Prosesnya bakal panjang dan lama. Dera juga pasti gak mau kalah dan bakal berakhir sia-sia."

"Tapi Bi..."

"Mira, dengerin aku. Arga bakal kembali sama kamu. Kamu ibu kandungnya. Kalau dia gede pasti dia bakal nyari kamu."

"Bi..."

"Percaya sama aku, Mir. Nanti kalau Arga udah gede, dia pasti nyari kamu. Apalagi dia laki-laki. Anak laki-laki punya ikatan batin yang kuat kan sama ibunya?"

Randa mengangguk lemah. Meski ia ingin menggeleng.

Saat ini hanya bisa pasrah menyerah dengan keadaan. Sabian benar. Arga pasti akan mencarinya. Putranya itu akan tumbuh besar dan nantinya akan mencarinya.

Itulah yang sering Randa ulang di kepalanya saat ini. Menguatkan diri dan percaya pada kalimat 'nantinya akan dipertemukan dengan Arga'.

Kedatangan Noah membuat mereka teralihkan. Pria itu tersenyum tipis seraya menaruh kantongan di atas meja. "Makanan buat kalian."

"Makasih No," sahut Randa seraya tersenyum tipis.

"Iya. Oh pipi lo udah gak pa-pa?"

"Iya. Em... Noah, maaf ya karena gue Dera juga marah sama lo?" Randa merasa bersalah karena Noah yang semestinya tidak masuk dalam permasalahan dirinya dengan Dera, ikut terseret.

"Gak pa-pa kok. Nanti gue ngomong baik-baik ama Dera biar dia mau pertemukan lo dengan Arga."

"Makasih No. Em... gue ke kamar mandi dulu."

Love Makes Hurt [S2-S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang