"Sah!"
Seruan tersebut menandakan Randa dan Sabian resmi menjadi pasangan suami dan istri.
Orang-orang yang berada di masjid tersebut yang menjadi saksi pernikahan pengantin tersebut berdoa bersama.
Lalu penyerahan mahar Sabian untuk Randa, kemudian penyematan cincin ke jari manis mereka.
Randa mencium punggung tangan Sabian, setelahnya Sabian mencium kening Randa.
Lalu keduanya saling bertatapan.
Sabian tersenyum menatap Randa yang begitu cantik dalam balutan kebaya putih yang melekat di tubuh wanita itu. Serta riasan wajah yang tidak terlalu menor dan rambut yang disanggul sederhana.
Pernikahan mereka begitu sederhana. Melaksanakan ijab kabul di masjid. Hanya dihadiri penghulu dan wali hakim, sebagai pengganti wali nikah Randa.
Pun beberapa pengurus masjid dan Noah yang menjadi saksi pernikahan mereka.
Setelah semua rangkaian acara selesai dan mereka telah berterima kasih pada hadirin yang telah hadir, pengantin baru itu keluar dari masjid.
"Thank's ya No udah dateng," ujar Sabian pada Noah saat mereka telah tiba di dekat mobil masing-masing.
"Kayak apa aja lo." Noah tertawa sejenak. "Jadi lo berdua harus dateng ke nikahin gue nanti."
"Pasti!"
"Emang kapan No?" Randa belum masuk ke dalam mobil, meski Sabian telah membuka pintu untuknya.
"Gak tau. Hani mau dilamar di konser idolanya." Noah meringis sembari menyengir.
Sementara pengantin baru tersebut tertawa.
"Kapan tuh?"
"Nah itu Da. Gue gak tau. Idolanya kapan konser. Belum ada kabarnya."
Menghentikan tawanya, Randa kembali berujar. Mengajak Noah untuk mampir ke apartemen.
"Lho kok diajak sih?" protes Sabian membuat Randa memukul pelan lengannya.
"Gue buatin lo seblak," ujar Randa pada Noah. Lalu masuk ke mobil. Sabian pun masuk setelah menyuruh Noah untuk ikut.
Noah masih terdiam di dekat mobilnya. Ia tiba-tiba mengingat saat Randa membuat seblak di apartemennya setahun yang lalu. Kemudian...
Menggeleng pelan, ia segera mengenyahkan momen tersebut dari benaknya. Naik ke mobil, segera menyusul pengantin baru tersebut.
Sesampainya di apartemen, Randa langsung masuk ke kamar. Ia akan mengganti pakaiannya lebih dulu, sebelum masak.
Menghadap ke arah cermin, ia mulai melepas anting dari telinga kiri kemudian telinga kanannya.
Terdiam sejenak, menatap dirinya yang terbalut kebaya.
Pernikahannya yang kedua kali. Sama sederhananya dengan yang pertama. Hanya acara ijab kabul tanpa resepsi. Meski Sabian menjanjikan acara resepsi yang akan diadakan jika hubungannya dengan keluarganya membaik.
Tapi, Randa ragu jika hal itu terjadi. Dan ia pun tidak berminat lagi mengadakan acara resepsi. Begini lebih baik. Ia dan Sabian telah resmi menjadi suami dan istri.
Setelah Sabian meyakinkannya untuk tidak mencemaskan Arga lagi yang kini diurus Rere. Seperti yang diinginkannya. Agar rasa bersalahnya pada wanita itu hilang.
Merasa tidak cemas lagi karena kini Arga memiliki pengganti dirinya.
Namun, ia tetap saja merasakan sesak di dadanya. Merindukan putranya dan membayangkan Arga memanggil wanita lain dengan sebutan 'Bunda'. Rasanya sakit sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Hurt [S2-S3]
General Fiction》Sequel Love Makes Hurt《 • • • Pernikahan yang Randa jalani bersama Dera rasanya sangat semu. Mereka memang menjadi orang tua yang baik untuk putra mereka. Arga. Namun, untuk menjadi sepasang suami istri, mereka belum melakukan yang terbaik. Hing...