[S3] 17. Bertemu Lagi

1.9K 198 21
                                    

"Ayah!"

Seru Arga kesal saat Ayahnya membuatnya terkejut.

Dera tertawa, ia mengacak rambut putranya itu. Suaranya tidak lagi terdengar imut, kini begitu berat. Khas remaja yang pubertas.

"Kamu lagi chatting-an ama siapa?" tanya Dera dengan nada menggoda sempat melihat layar ponsel Arga menampilkan chats room dengan seseorang.

"Temen kelas."

"Temen apa temen?"

"Apa sih Yah? Cuma temen kok." Arga agak menjauh duduk dari Ayahnya. Beralih menatap ponselnya, lalu bermain sebuah game

"Kamu tuh masih kecil. Gak boleh pacaran dulu!"

Arga hanya berdehem pelan karena fokus pada game-nya.

Dera berdiri, sebelum menjauh dari putranya, ia kembali mengacak rambutnya. Ia bisa mendengar Arga menggerutu membuatnya tertawa.

Masuk ke kamar, ia menemukan Rere yang sedang rebahan di atas ranjang seraya menatap layar ponselnya.

"Lagi lihatin apa?" tanya Dera seraya ikut rebah. Memeluk Rere, dagunya menumpu di pundak Rere. Ikut melihat layar ponsel.

"Lihat postingan barunya Auri. Mauri gemesin banget. Gak mau diem anaknya." Di layar ponsel menampilkan sebuah unggahan video seorang gadis kecil berusia dua tahun berlari dan ayahnya sedang mengejar.

Dera menatap Rere. Binar mata Rere menyiratkan betapa irinya wanita itu melihat video tersebut. Mengetahui keinginan Rere yang ingin memiliki anak lagi, tapi tidak bisa.

"Mas, kalau kita adopsi..."

"Kita udah punya Arga!" sela Dera agak tegas. Beberapa bulan belakangan ini Rere sering berujar ingin mengadopsi seorang anak. Mungkin Rere merasa kesepian semenjak Arga masuk SMP. Putranya tersebut seharian di sekolah. Apalagi telah beranjak remaja, bukan lagi Arga yang senantiasa merengek ingin ditemani Rere.

"Tapi Arga udah gede, Mas. Kita bisa punya anak cewek. Lagian Arga pernah bilang sama aku mau punya adik. Dia iri sama si kembar yang punya adik cewek."

Dera menghela nafas pelan, ia melepaskan pelukan dari Rere, lalu terlentang. Menatap langit-langit kamar.

"Mas, gimana kalau kita pake ibu pengganti? Mas pernah denger istilah surrogate mother? Aku..."

"Re!" seru Dera tidak percaya mendengar perkataan Rere. Segera ia beringsut duduk menatap serius Rere yang ikut duduk.

Menghela nafasnya kasar, ia menyugar rambutnya ke belakang. Membuang pandangannya sejenak lalu kembali menatap Rere. "Aku gak bakalan mau punya anak dari perempuan lain, Re!" ujar Dera dengan suara tertahan.

"Terus Arga?"

Dera mengernyit mendengar perkataan Rere. "Kok kamu ngomong gitu? Arga anakmu!" Dera merasa tersinggung dengan perkataan Rere. Ia menjadi marah.

"Bukan maksudku gitu, Mas. Aku cuma..." Rere berhenti bicara karena tangannya ditepis Dera.

Rere menghela nafas pelan. Kedua matanya sendu menatap Dera. "Aku mau punya anak lagi."

"Gak akan ada lagi! Cukup Arga. Oke?!" ujar Dera tegas. Kalau saja Rere bisa hamil, sudah pasti Dera menyanggupi. Tapi, ia enggan mengadopsi anak ataupun menempuh cara seperti yang dikatakan Rere.

"Tapi, Mas..."

"Rere! Kok kamu ngeyel sih? Sekali aku bilang gak! Ya enggak!" Rere tersentak saat Dera membentaknya.

Begitupun Arga yang berada di depan kamar orang tuanya. Baru tiba, ingin masuk, tapi mendengar orang tuanya sedang bersitegang membuatnya mengurungkan niat untuk masuk.

Love Makes Hurt [S2-S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang