Hadirin Sekalian, Inilah Dia...

13 2 0
                                    

Saat Fani dan Pak Wi meninggalkan kamar Wina aku merasakan gelisah yang teramat-amat. Pikiran ketar-ketir. Belum berani memutuskan ke mana akan melangkah. Penyebabnya ialah aku ragu pada kenyataan. Mau tidak mau berpikir lagi, padahal itu dua kali lebih sulit karena badan dan pikiranku sudah letih.

Hingga aku memperoleh kemudahan yang tidak diduga, yakni ucapan Azazil.

“Sebelumnya kau akan mendapati Fani dan Pak Wi, juga Sybillia, bahwa mereka ingin mereguk beberapa tetes darah Sukma yang disimpan dalam cawan. Kau pasti dapat melakukannya dengan mudah.”

Melalui ucapannya yang baru aku insyafi aku baru mengerti; orang-orang tersebut yakni Pak Wi, Fani dan mungkin Sybillia juga, tidak dalam keadaan yang seharusnya. Pembicaraan yang berlangsung tadi adalah antara aku dan mereka, tetapi pikiran mereka berasal dari yang lain. Azazil telah merasuki kesadaran mereka dan mempengaruhi ketiganya untuk mengucapkan suatu abstraksi yang baru. Aku dengan mudah hanyut dalam abstraksi ini, kecuali segumpil keraguan yang tersisa.

Setiap penggal ucapan Pak Wi mengarahkan aku agar percaya bahwa ritual tersebut harus dilaksanakan. Sebab tujuannya mulia; menghentikan kejahatan Azazil lebih luas lagi.

Makhluk astral itu mengajukan novum, membeberkan dalil seolah-olah bukti yang baru. Padahal dalil tetaplah dalil, betapa pun kuatnya ia tidak akan berubah derajatnya menjadi bukti.

Dalilnya ialah, kematian Sukma serta merta mengakhiri misinya mendapatkan kekuatan maha itu. Aku membenarkannya melalui abu kremasi Sukma yang dibuat Mas Haji Satar dan abu kremasi Mas Haji Satar yang dibuat putranya sendiri. Seandainya Mas Haji Satar menginginkan kekuatan itu untuk dirinya seorang, meski sudah mati, ia bisa memintakan ritual tanpa melibatkan abu pembakarannya. Nyatanya bukan demikian. Haji Mufid akan melakukan ritual untuk dirinya pribadi. Ia sendiri yang mengucapkannya dan aku sudah merekamnya sebagai bukti.

Malam ini pada akhirnya menjadi arena panas yang mempertarungkan Azazil dan Haji Mufid. Azazil sangat cerdik—alkisah golongan setan maupun jin punya tingkat intelejensi yang tinggi—dalam mengelabui semua orang. Ia memasang banyak perangkap, menempatkan petunjuk yang seolah-olah otentik, dan memanfaatkan apa saja yang bisa berguna. Sedangkan Haji Mufid juga tak kalah cerdik. Hampir saja dia mengalahkan dua makhluk , yang kasat dan tidak kasat. Aku bersyukur membaca tulisan Pak Wi dalam buku catatan pribadinya, karena dari situ awal semuanya terungkap.

Akan tetapi ini belum selesai, aku mesti tahu seperti apa kelanjutannya.

Azazil mengesankan dirinya keberatan dengan perjanjian, dalam hal ini antara dirinya dan Haji Mufid. Aku menganggapnya seperti pilih-pilih. Seperti miliarder kelas elang yang mengatakan, aku ingin berbisnis dengan polan, tidak dengan si polan. Untuk sejenak aku meluangkan waktu; tersenyum geli membayangkan bila itu benar. Namun selanjutnya aku berhenti tersenyum. Sebab agaknya memang benar.

Kepalaku berdenyut lagi selama beberapa saat. Menyadari sebuah jalan akhir yang tak pernah aku sangka-sangka bahwa….bahwa Azazil telah memilih aku.

“Ia berhak memilih menurut kemauannya sendiri dan kau hanya bisa bersiap-siap menghadapi sesuatu yang tidak terduga.”

Ucapannya yang itu ditujukan langsung untukku. Perjanjian dengan setan tidak akan pernah setara kecuali setan itu sendiri yang berkuasa terhadap setiap hal. Pada kasus ini Azazil pun berhak menentukan dari A sampai Z. Termasuk dengan siapa ia ingin mengadakan perikatannya.

Bagaimana pun, jika ia memilih aku, persyaratannya sama. Aku tinggal membunuh Pak Wi, Fani, dan Sybillia, dilanjutkan dengan melaksanakan ritus perjanjian. Aku pada kenyatannya yang sekarang menguasai cawan-cawan itu, jadi aku dapat mengambil alih rencana tersebut. Azazil jelas-jelas menginginkan itu, sehingga ia merasuki pikiran Pak Wi dan Fani demi mempengaruhi aku. Aku juga tidak perlu membunuh Haji Mufid supaya memiliki hak peralihan tersebut. Karena Azazil berkata,

[Real Story] Kost Angker Pejaten Jakarta Selatan [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang