Mencari Penanda Terakhir

12 1 0
                                    

Menghadapi dua kemungkinan yang tidak menguntungkan. Seandainya salah ambil tindakan, bisa jadi aku yang menanggung semua risikonya. Sebaliknya, berpikir terlalu banyak membuat habis waktu. Entah bagaimana datang keyakinan prematur bahwa sebenarnya aku berada di luar lingkaran misteri yang menyebalkan ini. Namun mesti dipikir dulu mengapa bisa terseret ke dalam situasi begini. Untuk itu aku menyusun petunjuk-petunjuknya.

Pengulangan alur masalah dari awalnya adalah begini:

Ada makhluk astral yang terus mengganggu sejak kehadiranku di rumah ini. Wina sendiri mengalami gangguan tetapi tidak begitu sering. Satu ketika teman Wina yang namanya Siska menduga sesosok jin telah tertarik kepadaku.

Pada malam yang lain seorang wanita asing menyarankan aku pergi menemui paranormal namanya Haji Mufid. Hari-hari kemudian gangguan di rumah kos bertambah sarat. Lantas tiba-tiba saja aku mempunyai teman dialog dengan perantara tulisan. Temanku yang tidak pernah kelihatan wujudnya ini di kemudian hari kunamai Azazil. Ia menganjurkan aku membawa Fani pada seorang yang juga bernama Haji Mufid.

Interaksi antara aku dan Azazil bermula pada satu sosok yang ia sebut pembohong. Sosok ini nyata-nyata menguras akal pikiranku lantaran Azazil tidak begitu gamblang menjelaskan maksudnya kecuali nama makhluk tersebut; Sukma.

Sehingga suatu hari kemudian aku mendengar pengakuan Pak Wi perihal Sukma. Ia tak lain seorang tenung yang berambisi memperoleh kekuatan maha dari alam lain. Sukma hidup di masa lalu, menjalani hari-harinya dengan mengirim teluh kepada banyak orang sebagai syarat perjanjiannya dengan setan untuk mendapatkan kekuatan tak terbatas. Namun sebelum syaratnya terpenuhi, wanita ini lebih dulu mati dibunuh seorang pria yang belakangan disebut dengan nama Mas Haji Satar.

Sukma dibunuh dengan cara dilarung ke samudera dengan tubuh terikat. Malam-malam berikutnya jasad Sukma kembali ke daratan akibat terdorong air pasang. Mas Haji Satar lalu mengabu jasadnya. Untuk benar-benar mengakhiri kekuatan jahat Sukma, alkisah dia mesti melakukan pelarungan abu jenazah berikut darah semasa hidupnya yang telah disiapkan dalam sebuah peti kayu.

Ritus itu tak pernah terlaksana karena kotak penyimpanan abu jenazah dan darah Sukma dikatakan raib begitu saja.

Tetapi ada catatan yang mengganjal di kemudian hari. Azazil memvonis Haji Mufid telah sengaja meletakkan sebuah kotak azimat di bawah kamar Fani. Dari sini semestinya aku sudah bisa menyangka bahwa pria tersebut barangkali mengetahui misteri ini.

Azazil secara mengejutkan mengatakan, Pak Wi punya misi tersendiri, yakni melanjutkan obsesi Sukma mendapat kekuatan maha. Perjanjian dengan setan ini konon dapat turun pada siapa pun, dengan syarat Pak Wi mempersembahkan korban terakhir yang belum ditunaikan Sukma. Karena alasan itu ia mencegahku untuk percaya terhadap Pak Wi.

Pada kesempatan lain Azazil berkata, perangkap korban terakhir layaknya jebakan ular. Siapa saja bisa masuk jebakan itu. Dia menyebut Pak Wi melakukannya dengan cara menaruh segala macam benda persembahan yang disukai Sukma di sejumlah titik di dalam rumah ini. Maka siapa pun yang melecehkan benda tersebut ia masuk perangkap.

Menurut Azazil, aku telah terperangkap sejak hari pertama memasuki rumah Fani. Penyebabnya hanya aku telah menyingkirkan setangkai mawar segar yang kutemukan di dalam laci meja rias.

Masih kata Azazil, Lis juga mengalami kenaasan yang sama dengan sebab nyaris serupa. Perutnya membengkak karena guna-guna yang dilakukan Pak Wi melalui perantaraan air garam yang ia reguk. Azazil menjelaskan, teluh air garam merupakan metode yang digunakan Sukma selama hidupnya. Sukma juga mati karena terlalu banyak air laut membanjiri tubuh melalui tenggorokannya.

Untuk menghentikannya, aku mesti segera menemukan kotak rahasia berisi abu dan darah sukma sebagai alat untuk menjalani ritus pengusiran. Kotak tersebut konon sengaja diletakkan Haji Mufid di bawah lantai kamar Fani. Jika aku tidak lekas bertindak, Sukma akan mudah menghabisi nyawaku.

[Real Story] Kost Angker Pejaten Jakarta Selatan [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang