Teruntuk semuanya yang masih simpan cerita ini. Gatau kenapa pengen aja nulis chapter special wkwk.
Enjoy!
--
Jeon Jungkook pria beranak satu itu kini kian perhatian pada Rose, kehamilan kedua ini sungguh sedikit merepotkan dari kehamilan Junghwan dulu. Rose jadi sangat sulit diatur, bukan dalam artian negatif sebenarnya. Hanya saja ibu hamil satu ini suka sekali membuat Jungkook jantungan. Seperti saat ini, di jam 6 pagi Rose sudah tidak ada di samping Jungkook, ibu hamil itu malah berenang di cuaca yang dingin karena bulan sudah hampir masuk musim dingin. Jungkook yang masih setengah sadar turun dari tangga dengan cepat memanggil Rose yang masih setia berenang dengan menggunakan bikini.
"Mom! Kenapa berenang pagi pagi, astaga. Ayo naik, ini sangat dingin!"
"Wae? Aku masih ingin berenang!" tolaknya dan kembali berenang.
"Ayolah jangan membuatku marah lagi, kau hamil jika kau lupa."
Karena Rose sudah berenang lebih dari 30 menit, akhirnya mengalah dan beranjak dari kolam renang menuju kamar mandi untuk berbilas dan kemudian menyiapkan sarapan untuk suami dan putranya. Sudah 6 bulan kandungan, tapi Jungkook dan Rose tidak ingin tahu jenis kelaminnya. Biarkan jadi kejutan.
"Daddy! Mommy dimana?" tanya bocah kecil itu.
"Mommy sedang ada di dalam kamar mandi, tunggu sebentar ya?" jawab Jungkook, Rose memang sedang di kamar mandi. Tidak biasanya, karena semenjak kandungan Rose sudah memasuki bulan ke 6 ia hanya akan sesekali merasa mual. Dan tenang saja ini sudah tidak seperti dulu, ia bisa mengatasinya. Atau akan ada dua pria kesayangannya yang akan menanyakan ini itu untuk memastikan bahwa Rose baik baik saja. Junghwan contohnya, setiap pagi ia akan mencium perut ibunya dan bertanya semacam 'Mommy mual?', 'Baby sudah minum susu?', 'Mommy tidak sakit kan?'
Menggemaskan, juga Jungkook yang sangat protektif. Rose tidak diperbolehkan naik turun tangga sendiri. Jangan katakan pada Jungkook jika Rose melanggar aturan itu, bagaimana bisa ia akan memanggil Daniel atau bibi Kang yang sedang kerepotan hanya untuk menggandengnya turun tangga. Dengan catatan pada dirinya sendiri, bahwa ibu hamil itu akan berpegangan pada pegangan tangga.
"Mommy mengantar Junghwan sekolah tidak?" tanya anak itu selepas mengantar Daddy nya ke depan rumah untuk berangkat ke kantor. Rose tersenyum dan kembali merapikan seragam Junghwan. Bocah kelas 1 sekolah dasar itu sudah sangat pintar berbicara.
"Baby sedang mengantuk, jadi mommy harus tidur. Junghwan berangkat bersama paman Daniel saja ya?" bujuk anaknya yang sedang memakai sepatu dengan susah payah. Rose yang peka, ikut berjongkok dengan hati hati untuk membantu putranya.
"Mommy sakit? Junghwan ingin menemani mommy saja!" tuh kan benar, Junghwan sudah mulai mengeluarkan jurus protektifnya. Like father like son, sangat berlaku pada putranya. Rose tertawa, dan menggandeng Junghwan untuk masuk mobil dimana Daniel sudah siap mengantar anaknya.
"Tidak Junghwan, kenapa jadi sering ingin tidak masuk sekolah?" ucapnya berpura pura marah pada anaknya.
"Tapi mommy sakit, siapa yang menemani?"
"Ada nenek Kang, mommy baik baik saja. Sudah naik, dan belajarlah dengan rajin. Okey Jeon Jung Hwan?"
Bocah itu mengangguk dan mencium pipi Rose sebelum benar benar masuk ke dalam mobil.
"Love you mommy! Bye baby!"
--
Hari berikutnya Rose terbaring lemas di tempat tidurnya, ini bukan hal langka lagi baginya yang sedang berbadan dua. Hanya saja sensasi mual dan pusing tetap masih mengganggu kegiatan paginya. Ia bahkan tidak mampu hanya mengantar kedua kesayangannya ke depan rumah. Sampai siang hari pun Rose hanya bisa terbaring di tempat tidurnya atau sesekali bermain ponsel. Derap kaki yang cepat semacam berlari menghampiri Rose yang sedang ingin tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast
FanfictionSemuanya terlalu cepat mereka berdua lalui. Angan - angan yang belum tercapai bahkan perjalanannya baru saja dimulai, harus terenggut oleh keadaan yang memaksa mereka menggunakan satu jalan dengan berbeda tujuan. Pertanyaannya disini, siapa yang ak...