-a little gift-
-enjoy!-
Sudah terhitung umur 3 tahun si gadis kecil, lalu si sulung yang kini sudah kelas 3 sekolah dasar. Walaupun si sulung sudah cukup besar, tapi Junghwan selalu sering manja dengan ibu dan ayahnya. Apalagi jika adiknya sedang tertidur atau sedang bermain bersama anak Seokjin, si sulung selalu mencuri waktu ayah dan ibunya untuk diberi perhatian lebih. Sedikit kewalahan jika cemburu Junghwan timbul di waktu yang kurang tepat, pasti akan ada pertengkaran kecil antara anak gadis yang sedang senang senangnya berbicara dan kakaknya yang tak mau mengalah. Tapi beruntung hari ini ada Jimin yang datang ke rumah, katanya sedang bosan di rumah dan ingin bermain dengan Junghwan.
Junghwan yang senang itu pun mengajak Jimin untuk bermain, dari sepak bola, bermain robot, dan berakhir berenang. Sedang si gadis bermain boneka bersama Rose yang dipaksa untuk jadi teman minum teh boneka si Jeon kecil. Rose juga mau tidak mau harus tenggelam ke dunia anak anak.
Jeon Jungkook, sengaja bangun siang karena ada Jimin yang membantu mengurus anak anak. Sifat sifat cemburu Jungkook sudah hilang karena Jimin sudah punya kekasih. Padahal Rose yang terus terusan memaksa Jungkook untuk segera bangun, tapi ayah dua anak itu menolak dengan alasan masih lelah lembur semalaman. Baiklah biarkan, Jungkook bekerja juga untuk kehidupan Rose juga kan.
"Ahh mommy!!"
"Astaga maafkan, aduh maafkan mommy..."
Rose merasa bersalah karena tidak sengaja mematahkan tangan Barbie milih Mi Young, gadis kecilnya ini sedang di masa tantrum dimana Mi Young akan mudah marah jika ada hal kecil saja yang tidak sesuai dengan keinginannya. Mati sudah Rose, hanya Jungkook yang bisa menenangkan Mi Young.
Gadis itu kini melempar barang barangnya kemana mana, enggan menanggapi permintaan maaf sang ibu. "Sayang, hei dengar mommy..."
"Aahhkk, andwae! Huaaa." tolak si balita dengan mengalihkan pandangan sambil berteriak lagi. Rose hanya bisa diam, lumrah anak mengalami fase ini. Tapi bedanya dulu Junghwan mudah di beritahu, lebih tepatnya Junghwan akan menurut jika ia bicara walaupun dengan berkali kali bujukan.
Namun anaknya yang kedua ini, membuat Rose tepuk jidat. Hanya Jungkook yang jadi pawangnya. Apalagi jika hari biasa ketika hanya ada Rose dan Mi Young berdua, habis sudah tenaga Rose untuk menenangkan si anak. Atau terkadang Rose terpaksa mengajak Mi Young menghampiri sang ayah jika tantrum si anak benar benar sulit diatasi.
Keputusan hari ini adalah Rose harus membangunkan Jungkook, tidak peduli jika Jungkook juga ikut marah. Karena ini sudah masuk jam makan siang, ada banyak orang di rumah jadi Rose harus segera menyiapkan.
"Daddy..." ucapnya sambil ikut berbaring di samping Jungkook
"Emhh, apa?"
"Anakmu tantrum, bantu aku eoh?"
"Separah apa lagi kali ini?" katanya sambil mengecup ngecup pipi Rose yang kini dalam dekapannya.
"Membanting mainan."
"Sudah kau jauhkan dari benda berbahaya kan?"
Rose mengangguk, kembali menatap sang suami dan menyugar surai hitam gelap yang mulai panjang. "Ya sudah biarkan saja dulu, 5 menit lagi posisi seperti ini hm?"
"Jangan, ayo sekarang. Dia tidak mau mendengarku, bahkan aku mendapat cakaran kali ini."
"Mwo benarkah? Sebelah mana!"
Posesif, sifat itu muncul tiba tiba dan membuat Jungkook sadar sepenuhnya akan kalimat yang barusan di ucapkan Rose.
Jungkook langsung meniup goresan yang sudah diberi salep pada pergelangan tangan istrinya. "Tapi janji daddy, jangan memarahinya oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast
FanfictionSemuanya terlalu cepat mereka berdua lalui. Angan - angan yang belum tercapai bahkan perjalanannya baru saja dimulai, harus terenggut oleh keadaan yang memaksa mereka menggunakan satu jalan dengan berbeda tujuan. Pertanyaannya disini, siapa yang ak...