Rose dibuat sedikit kewalahan pagi ini, selepas kelahiran anak kedua ini Rose dan Jungkook sudah pindah ke rumah baru. Dimana jauh dari teman temannya, seperti sekarang ini. Rose sebenarnya butuh bantuan. Mi Young yang berusia 19 bulan sedang rewel sekali. Ini karena gigi yang ingin tumbuh lagi sepertinya. Dari pagi pukul 8 sampai sekarang pukul 10, Mi Young menunjukkan gelagat tidak nyaman berguling di ranjang berkali kali dan tidak mau makan. Kemarin sudah dibawa ke dokter, karena semalam anak kecil itu demam. Tapi entah kenapa pagi ini Mi Young merasa gelisah dan tidak ada yang bisa Rose mintai bantuan. Tentu ada Daniel, tapi ia tidak mau merepotkan Daniel dengan hal hal yang Daniel tidak bisa, dalam hal ini mengurus anak.Hari ini anak pertamanya sudah pulang, lebih awal dari biasanya. Sebelum makan siang ia sudah bisa mendengar suara anaknya yang nyaring memanggil sang ibu. Junghwan pulang sendiri, sekolahnya menyediakan fasilitas antar jemput. Rose bersyukur atas itu, namun siang ini ia benar benar butuh seseorang untuk membantunya.
"Kenapa sudah pulang?"
"Tidak tahu, mommy... lapar..."
Wajah Rose nampak sayu, keringatnya masih lengket di kulit badannya. Ia bahkan belum mandi sejak pagi, ada beberapa hal perihal kafe barunya yang perlu diurus lewat ponsel dan tabletnya.
"Makan bekal yang sudah mommy bawakan tadi ya? Belum dimakan kan?"
Junghwan menggeleng, dan berlari mengambil tasnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, itu artinya Jungkook sedang istirahat. Ia mencoba menghubungi Jungkook menggunakan satu tangan, sedang tangan yang lain sibuk mengaduk susu untuk sang anak yang menangis lagi dan Rose sedang berusaha lagi untuk memberi susu. Bahkan kali ini sangat parah, si kecil tidak ingin disentuh sama sekali dan memanggil daddy nya berkali kali. Iya benar, kata pertama Mi Young adalah 'daddy' dan si kecil gunakan sekarang untuk merengek mencari daddy nya.
"Aku ingin menangis jika seperti ini" gumamnya menahan mati matian air di pelupuk matanya. Lalu terlihat Junghwan yang masih menggunakan seragamnya menarik tangan Rose.
"Mommy, ayo ambil crayon di kantor daddy. Milik Junghwan tertinggal di mobil daddy."
"Nanti ya tunggu daddy pulang, mommy menjaga adik dulu"
"Tidak mau! Sekarang! Kenapa mommy selalu Mi Young!" Si sulung yang sudah kelas 1 sekolah dasar itu kini berlari ke kamar Daniel. Rose tidak bermaksud untuk mengatakan itu, ia juga sama sedihnya jika dihadapkan dengan posisi seperti ini. Bukan pertama kalinya, tapi ia selalu tidak berhasil jika situasinya seperti ini.
"Ada apa kid?" Tanya Daniel.
"Ayo paman, antar aku ambil crayon di mobil daddy..."
Daniel paham sekarang, kenapa anak ini berlari padanya. Kemudian ia melirik Rose dari dalam ruang belajar, wajah lelah adalah identitas yang melekat pada Rose sekarang. Daniel jadi tidak tega.
"Noona, ada yang bisa aku bantu mungkin?" Ucap Daniel berjalan sembari menggendong Junghwan yang memeluk erat lehernya.
"Maaf ya mengganggu waktu belajarmu, bisa kau jaga Junghwan dulu? Mi Young menangis dari tadi, dia bahkan tidak mau aku gendong atau sentuh"
"Masih rewel ya? Ah aku tidak bisa membantu jika soal Mi Young maaf, tapi si kecil ini bisa."
"Gomawo Daniel..."
- -
Rose mengirim pesan sambil menangis, melihat Mi Young yang semakin keras tangisannya. Bahkan suara anak gadis itu semakin serak dan terdengar menyakitkan.
"Hei, kemari. Lihat mommy, di luar ada gajah. Ingin lihat?" Bujuknya, sambil mencoba menggendong sang anak. Namun nihil. Mi Young menangis lagi, Rose kewalahan sekali.
20 menit berlalu, Rose masih setia duduk di samping ranjang. Sesekali tangis Mi Young berhenti, namun tidak lama menangis lagi seperti itu berulang kali. Rose hampir saja tertidur jika tidak mendengar pintu kamarnya terbuka dan menampakkan sosok yang Mi Young panggil dari tadi pagi.
"Aigoo... kemari kemari..." Jungkook menggendong Mi Young, membawanya ke balkon kamar. Tangisan anak itu masih ada, namun kali ini terdengar tangis lega karena daddynya sudah pulang. Hati Rose juga ikut merasa lega, jadi itulah alasan sang suami tidak kunjung membalas pesannya. Ia hampir saja ingin menyalahkan Jungkook karena tidak peduli dengan kondisinya sebab tidak membalas pesan terakhirnya.
Mi Young sudah terlelap 1 jam kemudian, Jungkook menyuapinya, mengganti popok bahkan mengganti bajunya dengan mudah. Padahal Rose tidak berhasil sama sekali.
"Benar benar anak Jeon Jungkook" gumam Rose disamping Jungkook sembari melihat sang anak yang tertidur pulas.
"Maaf ya membuatmu pulang, padahal meetingmu penting daripada ini. Aku jadi merasa bersalah, aku tidak bisa menjaga anak anak" lanjutnya sambil menatap manik Jungkook.
"Hei, lebih penting anak dan istriku. Ada Jimin hyung yang bisa menghandle. Kau bagaimana?"
"Why?"
"Kau terlihat lesu, ingin aku bantu mandi?" Alih alih mendapat jawaban dari Rose, Jungkook justru mendapat cubitan kecil di kedua tangkup bibir tipisnya.
"Kau hebat. U did great mom! I'm so proud of you mommy, kau hebat. Kau istriku yang paling hebat"
"Benarkah? Aku sudah tidak sering dandan seperti dulu Jungkook aku sudah tidak cantik. Masakanku juga terkadang hambar."
"Bisa ditambah garam kalau itu hehe. I love you mom"
"Thanks, love"
"Tapi Jungkook, kurasa Mi Young tidak bisa ditinggal olehmu. Bukan bermaksud apa apa, tapi melihatnya menangis terus terusan membuatku sedih juga." Lanjut Rose, mengajak Jungkook keluar dari kamarnya.
"Kurasa benar mom, bagaimana ya?"
"Kau benar benar harus ke Hongkong besok ya?"
"Iya, sebentar aku cek jadwalku terlebih dahulu" Jungkook berbelok masuk ke ruang kerjanya, membuka komputer dan membaca schedule nya selama di Hongkong.
"Mom" panggilnya.
Rose berjalan menuju samping Jungkook, dan pria itu menariknya lebih dekat untuk duduk ke pangkuannya.
"Kau ikut saja aku ke Hongkong bersama anak anak."
"Jangan, itu pasti merepotkan."
"Ck! Tidak, ikut saja. Aku pergi ke Hongkong selama 5 hari. Aku bisa minta sekretarisku padatkan meeting, kita bisa menghabiskan waktu sisa untuk berlibur."
"Jungkook...."
Jungkook melingkarkan tangannya pada pinggang Rose, mengecup pundak sang istri dan menghadiahi kecupan di pipi. "Aku tidak ingin melihatmu kerepotan sendirian, aku tidak tega melihatmu. Tidak merepotkan dan tidak mengganggu, lagi pula klien kali ini adalah teman lamaku."
"Baiklah, bagaimana dengan Junghwan?"
"Oh iya ya, ini bukan musim liburan. Pasti akan sulit mendapat izin"
"Aku akan coba hubungi pihak sekolah dahulu" ucap Rose memeluk kepala Jungkook, ia masih ada di pangkuan Jungkook.
"Baiklah."
"Haruskah aku mengemasi barang kita sekarang?" Tanya Rose antusias.
"Ya! Cepat cepat!"
{-}
Guys ayang ayang kita rombongan banget ya berangkat wamilnya, jadi mewek huaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast
FanfictionSemuanya terlalu cepat mereka berdua lalui. Angan - angan yang belum tercapai bahkan perjalanannya baru saja dimulai, harus terenggut oleh keadaan yang memaksa mereka menggunakan satu jalan dengan berbeda tujuan. Pertanyaannya disini, siapa yang ak...