Bab 21

678 98 0
                                    

--

"Eomma! Bagaimana kabarmu disana?" ucap lelaki yang masih setia duduk di caffe yang sama seperti tadi.

"Eomma sehat nak, kau kapan pulang? Apa kau masih banyak pekerjaan disana?" tanya balik seorang ibu dari seberang sana.

"Sebentar lagi eomma, aku akan pulang. Aku sangat merindukanmu."

"Iya eomma juga nak. Ajak kekasih mu kemari esok, kenalkan pada eomma eoh?" goda sang ibu.

"Ayolah..aku belum punya kekasih,"

"Kau masih belum melupakan nya?"

"Hhh entahlah eomma, sudah ya aku tutup. Aku ingin istirahat."

Sambungan telepon sudah terputus dan Jimin kembali melamunkan kejadian barusan. Ia masih berfikir bagaimana bisa Jungkook akan menikahi Rose. Dan bagaimana Rose bisa mengenal Jungkook?

Menyesal adalah kata yang pas untuk perasaan Jimin sekarang, menyesal karena telah meninggalkan wanita yang sangat sangat ia cintai. Bahkan rasa itu masih ada di disana, dihati Jimin yang paling dalam. Menyesal karena tidak pernah mau menunggu Rose untuk siap ia miliki, ia terlalu egois dan terburu buru mengambil keputusan.

--

Jungkook sangat panik karena tak menemukan Rose di mana mana. Ia khawatir karena Rose tak membawa apa apa termasuk ponsel yang ditinggal datas meja caffe. Jadi Jungkook memutuskan untuk mencari Rose menggunakan mobil dan segera menuju tempat parkir. Namun tak jauh dari sana, beberapa meter dari tempat dimana mobil Jungkook terparkir, Jungkook melihat Rose berjongkok dan menenggelamkan kepalanya di kedua kakinya. Jungkook tentu saja langsung berlari menghampiri Rose.

Jungkook langsung menarik tangan Rose dan membawanya kedalam pelukan.

"Chaeng! Astaga aku mengkhawatirkanmu.. kau kemana saja astaga sayang.."

"Hiks Jung... maafkan aku..hiks..maaf aku pergi b-begitu saja tadi.." ucap Rose masih dengan tangisannya. Jungkook yang mendengarnya memilih melepaskan pelukan mereka berdua dan menangkup kedua pipi Rose yang masih setia menangis.

"Kenapa kau menangis huh? Tak apa, aku sudah menemukanmu. Lebih baik sekarang kita pulang. Kita bicara di rumah eoh?"

Rose mengangguk dengan lucu, Jungkook lalu menuntun Rose untuk masuk kedalam mobil dan segera mengantar Rose pulang.

--

"Jung.." ucap Rose yang sudah mengganti pakaian kerjanya menjadi pakaian rumahan.

"Wae?" tanya Jungkook yang sedang menonton televisi. Rose duduk ditempat kosong yang berada di samping Jungkook. Duduk menatap Jungkook dan mencoba menjelaskan. "Maaf soal tadi..ehm bagaimana aku menjelaskannya.."

"Hei.. kalau kau belum siap menjelaskannya, jangan sekarang. Saat kau sudah siap okay?" tutur Jungkook yang sudah duduk menghadap Rose sembari mengusap kepala Rose sayang.

"Tidak aku akan menjelaskan padamu sekarang, aku tak mau jika kau bertanya padaku lagi di masa depan,"

"Okay ceritakan padaku sekarang,"

"Jadi aku dan Jimin Oppa mengenal sejak kami kuliah. Ia adalah sunbae ku ketika disana, kami sering bersama karena kami sama sama dari orang korea. Lalu singkat waktu, kami berpacaran sampai aku lulus. Jimin oppa sudah lulus terlebih dulu dari aku, dan saat itu Jimin oppa sudah bekerja di perusahaanmu Jung. Saat beberapa bulan aku lulus, tiba tiba Jimin oppa melamarku. Aku menolak karena aku ingin mengejar karir ku terlebih dahulu, lagipula aku juga masih sangat muda waktu itu. Namun Jimin oppa berubah setelah aku menolak lamarannya, kami sangat jarang bertemu dan hubungan kami semakin merenggang. Dan Jimin oppa tiba tiba pergi meninggalkanku ke Turki, dan semenjak itu pula aku tak pernah mendapat kabar dari Jimin oppa.."

"Ne? Jimin hyung melamarmu?" tanya Jungkook penasaran. Rose mengangguk dengan lemah.

"Hahh aku juga tak percaya Chaeng... tapi apa kau sudah melupakannya?" selidik sang calon suami.

"Aku juga tak tau, aku tak bisa menatap matanya. Aku takut aku menangis lagi melihatnya. A-aku tak tahu aku masih mencintainya atau tidak, t-tapi aku kecewa dengannya. Kurasa perasaan itu sudah agak hilang.."

Cup

Tiba tiba Jungkook mengecup sekilas bibir wanita yang ada di sampingnya. Merasa khawatir dengan nada bicara Rose, Jungkook langsung menarik Rose dan mengangkat badan sang gadis menuju pangkuannya.

"Sudahlah.. semuanya akan baik baik saja. Percaya padaku aku akan menghilangkan semua memori menyedihkan dimasa lalumu dan mengganti kebahagiaan mulai sekarang. Apa kau akan percaya padaku?" ucap Jungkook dan menahan pinggang Rose agar tidak terjatuh kebelakang . Menatap mata hazelnut sang calon istri dan tersenyum menenangkan.

Rose masih saja tertegun dengan perlakuan Jungkook yang memangkunya sekarang. Merasa lebih baik dan lega ketika berada di dekat Jungkook. Sangat bersyukur karena Jungkook tiba tiba hadir mengisi kehidupannya lagi. Dan yang dirasakan Rose sekarang adalah senang, dan berharap jika Jungkook adalah orang yang akan membahagiakannya kelak.

Rose mengangguk menyetujui Jungkook untuk percaya padanya dan meraih leher Jungkook untuk dipeluk dan kembali menangis dipelukan sang pria.

Jungkook yang mengertipun kembali membalas pelukan Rose dan mengusap punggung Rose mencoba kembali menenangkan.

"Hahaha kenapa menangis lagi hm?"

"Aku hanya senang Jung.. terimakasih sudah mau menerima masa laluku.." ucapan Rose masih tercekat karena efek menangis.

"Anything for you Chaeng..." kata Jungkook dan mengecup pucuk kepala Rose berulang ulang.

Rose melepas pelukan mereka dan menatap mata Jungkook lekat lekat. Tak ada tatapan menyebalkan dari Jungkook seperti dulu lagi. Apa mungkin ia sudah dekat dengan Jungkook? Atau mungkin Jungkook berubah karenanya? Ia tak tau, sekali lagi yang ia tau sekarang adalah Rose sangat bersyukur karena kedatangan Jungkook.

Sebelum terlalu lama menatap Jungkook, Rose teringat bahwa ibu, ayah, dan kakaknya akan makan malam di apartemennya nanti. Kemudian Rose turun dari pangkuan Jungkook dan bertanya pada sang kekasih.

"Jung.. kau mau ikut makan malam disini?" tanya Rose sembari mengusap air mata dan ingusnya.

"Wae?"

"Eomma bilang malam ini dia akan memasak untukku, kau ikut ya?" Rose sangat antusias dengan makan malam kali ini. Karena ibunya sudah pulih dari pasca operasinya dan akan kemari untuk menemui Rose.

"Ehmm baiklah.."

"Yess! Kau tidurlah saja dulu, pasti kau lelah. Jika ibuku sudah datang aku akan membangunkanmu,"

"Oke! Aku pinjam bantalmu ya?" ucap Jungkook meminta izin.

"Kenapa? Kau tidur di kamar ku saja! Kamar tamu sedang berantakan dan jangan tidur di sofa. Nanti badanmu sakit,"

"Astagaa kau ini sangat menggemaskan, khawatir padaku hm ?" goda Jungkook dan mendekatkan wajahnya pada Rose. Rose yang ditatap sontak langsung menangkup wajah Jungkook dan didorongnya agar menjauh. Malu.

"Aishh sudah sudah sana tidur!" dorong Rose agar Jungkook segera masuk kedalam kamar. 

---


Too FastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang