Bab 35

643 84 5
                                    

--

Jungkook benar benar tidak tenang, sekarang sudah jam 11 siang namun tidak ada kabar sama sekali dari rumah. Jimin kebingungan dengan tingkah Jungkook yang sangat meresahkan, Jungkook bahkan mengundur pertemuan terus dengan alasan ia sibuk padahal tidak ada yang dilakukan sedari tadi.

"Jung, kau ini kenapa? Sebenarnya kau sibuk apa? Kolega Jepang sudah dalam perjalan ke sini. Dan aku tidak akan meminta mereka untuk mengundur waktu lagi atau dia akan kabur" ucap Jimin tegas pada Jungkook yang tidak bersikap professional.

Suara dering telepon berbunyi sebelum Jungkook membalas perkataan Jimin.

"Ne hyung! Bagaimana keadaannya?"

"Baik Jung, tidak ada masalah serius ia hanya perlu banyak istirahat mulai sekarang. Dan Chaeyoung ingin mengatakan padamu agar tidak terlalu khawatir dan selesaikan pertemuan kalian dengan kolega dan segeralah pulang"

"Benarkah hyung?"

"Iya aku bisa menjamin Rose baik baik saja, sudah ya aku sedang menyetir menuju rumah sakit"

"Ne hyung, terimakasih"

Sambungan telepon terputus dan Jungkook tersenyum lega.

Jimin mengernyit keheranan sebenarnya apa yang mengganggu pikiran atasannya sejak tadi pagi ini.

"Kenapa? Sebenarnya apa yang terjadi?"

Jungkook mendongak menatap Jimin. "Tadi pagi aku meninggalkan Rose dengan keadaan pucat pasi, dia sakit sepertinya. Tapi Rose memaksaku untuk tetap datang ke kantor"

Jimin mengangguk dan menepuk pundak Jungkook

"Maka dari itu ayo segera selesaikan rapat ini dan kau segera pulanglah"

Jungkook mengangguk dan menuju ruang meeting, dan seperti kata Jimin ia akan pulang setelah ini.

--

Rose sudah segar tidak seperti tadi pagi yang lemas dan mual mual. Sore ini ia sudah bisa berjalan jalan di taman, dan tiba tiba saja ia merindukan Jungkook. Jadilah ia mengenakan kemeja berwarna hitam milik Jungkook yang kebesaran di badannya. Ia duduk di meja makan menunggu Jungkook datang dan memberitahu kabar gembira. Bibi dan paman Kang sedang pergi ke rumah temannya jadilah dia di rumah sendirian.

"Aku pulang..." suara Jungkook terdengar menggema di telinga Rose. Ia tersenyum dan mengayunkan kakinya yang bergelayut dengan cepat mengekspresikan ia senang dengan kedatangan Jungkook.

Jungkook yang berjalan menuju dapur langsung melihat Rose berada disana merentangkan kedua tangannya. Jungkook tersenyum dan menghampiri Rose untuk di peluk.

"Aigoo..maafkan aku pulang terlambat" ucap Jungkook menghirup dalam dalam aroma tubuh Rose.

Rose sendiri semakin mengeratkan pelukannya pada Jungkook dan mengarahkan bibirnya ke telinga Jungkook. "Welcome home future daddy.." ucapnya lirih.

Jungkook agak sedikit merenggangkan pelukannya dan menatap Rose. "Jangan memanggilku seperti itu oke? Kau membuat tubuhku panas hahaha dan tentu saja aku akan menjadi ayah di masa depan. Lihatlah dirimu begitu bersemangat setelah tadi pagi terlihat lemas" Jungkook terkekeh dan kembali memeluk Rose.

"No..kau akan menjadi ayah sungguhan Jungkook. Sembilan bulan lagi"

Jungkook terkejut dan melepas pelukannya, sedikit menjauhkan tubuhnya. Rose mengendikkan bahunya dan mengeluarkan sebuah barang kecil seperti pulpen berwarna putih kehadapan Jungkook.

"There are two lines there daddy!" ucap Rose girang.

"Woah! Astaga benarkah?" Jungkook berteriak dan mengangkat tubuh Rose tinggi tinggi dan mengecup bibir Rose berkali kali mengungkapkan ekspresi bahagianya saat ini.

"Hentikan Jung aku pusing"

"Oh maafkan aku! Kau tidak apa apa kan?"

Rose mengangguk dan kembali memeluk Jungkook erat erat. Ia sangat bahagia.

--

Sepanjang malam setelah Jungkook mendengar kabar bahwa ia akan menjadi ayah, Jungkook tidak hentinya mengusap perut Rose yang masih terlihat rata. Jungkook memeluk Rose dari belakang.

"Jung..aku mengantuk. Apa kau tak akan berhenti mengusap perutku?"

"Tidak, tidurlah aku akan tetap seperti ini"

Rose tersenyum dan menutup matanya.

--

Sampai pagi pun saat Rose sudah terbangun ia merasakan tangan Jungkook masih mengusap perutnya. "Jung, apa kau tak tidur semalam karena mengusap perutku terus?"

"Tidak, aku terbangun jam 4 pagi dan tidak bisa tidur lagi jadilah aku mengusap perutmu lagi hehe"

Jungkook bangkit duduk dan mendekatkan kepalanya ke perut rata Rose. "Hallo baby, good morning! Daddy is here..can you hear me?"

Rose mengelus surau Jungkook dan tersenyum. "Dia masih sangat kecil Jung mana bisa mendengarmu"

"Memangnya berapa usia kandungannya?"

"Aku tidak tau, tapi Jennie eonni menyuruhku secepatnya datang ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut"

Jungkook mengangguk dan masih setia menciumi perut Rose.

"Jung, kita belum memberitahu eomma, appa"

"Kau benar, kita video call saja bersama sama. Aku akan mengambil laptop ku dulu"

Jungkook mengambil laptop dan menaruh kepangkuan dengan Rose disebelahnya. Menyambungkan kepada ayah Jungkook dan juga ayah Rose. 

"Selamat pagi appa! Dimana semua orang? Bisakah kalian berkumpul?" pinta Jungkook pada ayah dan ayah mertuanya.

"Halo Rose! Aku merindukanmu nak!" ucap ibu Rose

"I miss you too eomma" ucap Rose pada ibunya, ia juga sangat merindukan ibunya. 

"Jadi kenapa kalian menelepon kami pagi pagi? Untung  saja appa belum berangkat ke kantor Jung" kali ini ayah Jungkook yang berbicara.

"Maafkan kami mengganggu aktivitas kalian pagi ini. Jadi Rose dan aku akan memberitahu kalian sesuatu"

"Apa itu oppa?" saut Somi.

Rose mengangguk pada Jungkook dan menunjukan test pack kedepan kamera. Sontak ekspresi yang berada di balik layar sangat menghebohkan.

"Selamat untuk kalian berdua, kami benar benar senang mendengarnya" ucap ayah Rose menyelamati.

"Kalau begitu kami akan segera terbang ke Korea menemui kalian. Ini pantas dirayakan!" ucap ibu Jungkook yang sangat antusias.

"Benar, eommonim. Kami akan mengikuti jadwal kalian, kami siap kapanpun" ucap Alice tersenyum. 

--


Too FastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang