Bab 39

592 77 2
                                    

--

Rose terjatuh setelah Hanna mendorongnya hingga tersungkur, ia tertimpa kursi yang tidak sengaja dia senggol saat berusaha menyeimbangkan badannya yang lemas.

Perut nya sangat sakit dan tubuhnya kian lemas tiap detiknya, ia masih samar mendengar perdebatan Jungkook dan mantan kekasihnya. Hingga ia benar benar tak bisa menahannya, Rose berusaha memanggil Jungkook dan mencoba bangkit. Namun ada darah yang mengalir dan terkena tangannya.

"Jung..help me..darah" lirihnya berharap Jungkook segera mendengarnya. Dan setelahnya pandangannya mengabu dan hitam dalam sekejap, Rose tidak sadarkan diri.

"Chaeyoung! Bangun! Hyung! Hyung! Tolong kami! Daniel!" teriak Jungkook agar para hyungnya segera datang memberi pertolongan.

Terdengar suara derap kaki yang berisik dan acak menghampiri Jungkook dan Rose yang berada dalam dekapan sang pria. Yoongi yang notaben nya seorang dokter langsung bergerak cepat menghubungi Jennie kekasihnya untuk mempersiapkan diri sesegera mungkin di rumah sakit.

Dengan cepat Taehyung, Jimin dan Hoseok menggendong Rose menuju mobil mereka. Tertinggal Jungkook dan Namjoon masih disini melihat Hanna yang terkejut dengan semua ini. Jungkook yang berlumur darah menuju ke hadapan Hanna dengan geram.

"Kau! Dengarkan aku baik baik! Aku mungkin saja bisa memaafkanmu tentang hal ini! Tapi jika terjadi apa apa dengan Rose...!" jari Jungkook sudah mengepal kuat menahan emosi.

"Jika terjadi apa apa dengan ibu dan calon anakku, aku akan menuntutmu!"

Hanna sudah menangis, ia tak tahu jika Rose sedang hamil.

"Jung, sudah. Keselamatan Rose yang terpenting sekarang ayo pergi!" ucap Namjoon yang juga ikut berkeringat. Tanpa basa basi lagi mereka langsung menuju rumah sakit secepat mungkin.

--

"Jennie! Bawa dia segera, darurat!" teriak Yoongi saat sudah sampai didepan pintu IGD.

Jungkook yang masih berlumur darah panik setengah mati, ia bahkan menjambak rambutnya berkali kali merasa dirinya sangat bersalah. Para hyungnya berusha menenangkan Jungkook. "Jung, berdoalah semoga akan baik baik saja" Hoseok menenangkan.

"Tapi hyung aku melihat banyak darah tadi, aku takut anakku.."

"Jung, jangan berpikir yang tidak tidak dulu" Namjoon berkata. "Kita harus memberitahu keluargamu dan Rose, akan kuhubungi mereka oke?"

Jungkook mengangguk dan masih panik.

--

Jennie keluar dari ruang IGD dengan lesu, matanya berkaca dan menghampiri Jungkook. "Jungkook, maaf. Rose keguguran, janinnya sudah tidak ada saat kalian membawa kemari. Maafkan aku.." kemudian setelahnya Yoongi memeluk Jennie erat karena Jennie juga sudah ikut menangis.

Jungkook terdiam dia benar benar tak menyangka, ia akhirnya menangis. Jimin juga ikut menangis, dan Hoseok adalah orang yang berusaha menenangkan keduanya. Tak lama dari itu juga Jisoo dan Lisa datang.

Sekarang Jungkook berada di dalam kamar perawatan Rose, istrinya masih belum sadar. Wajahnya begitu pucat membuat Jungkook bertambah sedih, dan katanya orang tua mereka akan datang esok hari.Jungkook sudah bersih dari darah dan sudah mandi di rumah sakit. Bibi Kang tadi sempat datang membawakan makanan dan pakaian keduanya dan langsung pulang. Dia berjaga bersama Lisa dan Jisoo. Jungkook merasakan pergerakan halus dari tangan Rose yang berada di genggamannya. Rose juga perlahan membuka matanya, mnegedarkan pandangannya.

"Jungkook..Jungkook bangkit dan mendekatkan dirinya pada Rose. " Hai, apa yang kau rasakan?"

"Pusing...apa yang terjadi?" Jungkook membungkam, Lisa dan Jisoo menghampirinya dan menangis. "Wae eonni? Kenapa kalian bersedih? Jelaskan padaku Jungkook.."

"Maaf, kita kehilangan bayi kita..."

Rose mulai menangis, "Tuhan, tadi pagi aku masih bersamanya kenapa cepat sekali dia pergi Jung.."

Rose terus menangis sampai dini hari, dan meracau bahwa dia adalah ibu yang buruk. Jungkook mana bisa tidur melihat Rose sehancur ini, ia takut Rose menjadi trauma. Ia juga tidak menyangkanya, Jungkook juga sama kecewanya dengan Rose. Namun ia harus kuat untuk Rose.

Pagi harinya Rose terbangun dengan Jungkook yang sudah menatapnya hangat. "Hei, good morning. Kau butuh sesuatu?" Mata Rose kembali berkaca kaca saat melihat perilaku lembut Jungkook saat ini, ia kembali menangis dan menarik leher Jungkook untuk dia peluk.

"Jung, maafkan aku. Kau juga pasti bersedih karena kita kehilangan bayi kita, maafkan aku.."

Jungkook melepas pelukan dan menangkup wajah bengkak Rose, Jungkook berbicara dan menenangkan. "Kita sama sama kecewa Chaeng. Jangan menyalahkan dirimu, Tuhan pasti mempunyai rencana indah lain setelah ini. Kau harus percaya pada-Nya"

Rose mengangguk kencang dan kembali memeluk Jungkook lebih erat kali ini. Di lain sisi, ibu Jungkook dan Rose yang baru saja mendarat dan langsung ke Rumah sakit melihat adegan mengharukan kedua anaknya yang sedang bersedih. Jadi hanya para ibu yang bisa datang karena suami mereka sedang dalam mode sibuk dan tak bisa di tinggalkan.

"Anakku...." Saut ibu Park sambal menangis menghampiri putrinya. Rose sendiri bertambah menangis saat melihat ibu dan ibu mertuanya datang.

"Eomma...hiks..bayiku.." Jungkook mengajak ibunya keluar ruangan untuk berbicara meninggalkan istrinya dengan sang ibu yang sedang mengadu.

"Jadi Jung, ceritakan padaku bagaimana bisa terjadi" ucap sang ibu tanpa perlu basa basi. Jungkook tentu saja menceritakan semuanya dengan jelas tanpa ada yang terlewat.

--

"Halo Rosie, apa perasaanmu sudah lebih baik?" tanya ibu Jeon. Rose mengangguk sambil memakan buah yang dikupaskan ibunya. Ibu Jungkook menjelaskan bahwa ayah dan ayah mertuanya tidak bisa datang karena mereka masih dalam mode sibuk dan tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, begitu pula Somi yang sudah mendekati Ujian akhirnya. Rose pun memaklumi dan sudah bersyukur ibunya datang.

"Dimana Jungkook?" tanya Rose kembali. Ibunya beranjak dan mengusap lembut surai sang putri. "Dia sepertinya sedang pulang, sebentar lagi suamimu akan datang."

Dan Rose kembali berkaca kaca. "Eomma, kenapa wanita itu tega melakukan ini padaku eomma....maafkan aku. Kalian kehilangan cucu"

"Sst, sudah jangan meminta maaf. Ini semua bukan kesalahan mu, kau boleh bersedih nak tapi kau harus melihat ke sekitarmu. Kau tak sendirian, ada kami disini."

Dan saat Rose ingin menangis lagi terdengar suara derap kaki dan suara bising dari luar memekak telinga para ibu ibu yang ada di dalam.

"Chaeyoung!"

"Rose!"

"Kami datang!"

Suara itu berasal dari teman temannya yang datang bersamaan dengan buket bunga di tangan mereka masing masing. Rose menyeka air matanya dan mulai tersenyum. "Hua, bunganya sangat indah. Darimana kalian tau aku sangat suka bunga bunga ini?"

"Suamimu yang mempersiapkannya, ini untuk mu agar kau tak bosan selama masa pemulihan katanya" ucap Hoseok semangat.

"Eii, suamimu benar benar romantis Chaeng.." Jisoo menimpali dna terkikik. 

Mereka tertawa dan menghibur Rose hari itu, membuat suasana hati Rose menghangat. Dan Rose sangat bersyukur ia dikelilingi orang orang yang membuat dirinya bahagia, dan sedikit melupakan kesedihannya sejenak.

"Maafkan aku..."

Seorang wanita mengintip dari pintu luar dan menyesali perbuatannya. 

--

Gatau ending kapan, tapi kayanya bentar lagi wkwk

Thank You yang sudah mampir!

Too FastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang