--
Rose mengerjap memulihkan pandangannya yang sedikit kabur dan rasa pusing masih bersarang di kepala. Terlihat Jungkook berada di depannya menatap dan tersenyum macam orang gila pikirnya.
"Akhirnya kau bangun syukurlah.." ucap Jungkook halus. Bukannya tadi dia marah marah? Kenapa Jungkook berubah menjadi manis seperti ini? Kira kira seperti itulah yang ada di pikirannya saat melihat Jungkook. Ia memalingkan wajahnya ke samping menolak usapan Jungkook yang sebenarnya tak mengganggunya sama sekali.
"Maafkan aku, aku sudah membentakmu tadi.." ucap Jungkook terlampau sangat lembut. Sebenarnya dia ini kenapa?
"Jadi kau akan meminta maaf padaku jika aku pingsan sehabis kau marahi? Dasar!" cibirnya masih tak mau memandang suaminya. Orang orang yang ada di sana hanya bisa tertawa geli dengan mereka.
"Sudah ya maafkan aku. Jangan marah marah lagi, aku takut bayinya nanti juga marah padaku. Ya?" ucapan Jungkook membuat Rose mengernyit heran.
"What? Bayi siapa yang kau mak-.." Rose beranjak duduk dan menutup mulutnya dengan kedua tangan berharap apa yang ia pikirkan adalah hal yang benar. Jungkook dengan antusias mengangguk seperti mengerti pikiran yang ada di pikiran Rose.
"Ya, usianya sudah 1 bulan. Bagaimana bisa kalian tidak menyadarinya?" saut Jennie.
Kini Rose sudah menangis tersedu dipelukan Jungkook, berterimakasih pada Tuhan karena sudah mendengar doanua dan mengabulkan sangat cepat.
"Jungkook..hiks.."
"Iya, aku juga tak percaya. Terimakasih Tuhan, terimakasih Chaeyoung.."
--
Usia Kehamilan Rose 3 Bulan
Rose menuju ke kantor Jungkook, tak mengerti sebenarnya apa niat Jungkook meminta Rose untuk datang ke kantor. Untung saja Rose sudah mandi sore ini, jadi paman Kang tak perlu menunggu lama untuk Rose bersiap menuju kantor Jungkook. Setelah memasuki gedung berlantai 13 tersebut, tak henti hentinya Rose mendapat sapaan dari karyawan. Rose sudah cukup dikenal oleh karyawan Jeon Jungkook yang sebelumnya memang Jungkook tak memberitahu identitas istrinya karena alasan takut jika istrinya digoda. Aneh.
"Selamat pagi Nyonya Park.." sapa Soo Young sekretaris Jungkook saat Rose sudah sampai di depan ruangan Jungkook.
"Sudah ku bilang panggil aku Rose saja kan?"
"Ehm tapi ini di kantor, aku merasa tak enak.."
"Santai saja, apa Jungkook masih sangat kejam disini?" tanyanya selidik.
"Ya seperti biasanya Rose- ssi." Soo Young tersenyum kikuk takut salah bicara kepada istri bos nya. Jungkook memang kejam jika di kantor, dan dia juga sedingin es. Setelahnya Rose melenggang masuk ke dalam ruangan Jungkook, disana ada Jimin seperti biasanya sedang mengutak atik berkas.
"Eoh ibu hamil, selamat datang!" sapa Jimin gembira. Jungkook mengerutkan alisnya melihat Rose berpakaian seperti remaja kampus.
"Kenapa kau pakai pakaian seperti itu?"
"Seperti apa nya?"
Pasalnya Rose memakai baju crop top dan memakai celana jeans berwarna hitam dengan tas selempang berwarna hitam serta jangan lupakan heels hitamnya. Benar benar tidak terlihat seperti wanita yang sedang hamil.
Jimin yang mengerti keadaan pun meminta izin keluar. Namun sebelum Jimin keluar ia berbisik pada Jungkook yang masih setia menatap Rose.
"Rose cantik ya? Benar benar seperti masih remaja, dan tenangkan dirimu Jungkook.." bisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast
FanfictionSemuanya terlalu cepat mereka berdua lalui. Angan - angan yang belum tercapai bahkan perjalanannya baru saja dimulai, harus terenggut oleh keadaan yang memaksa mereka menggunakan satu jalan dengan berbeda tujuan. Pertanyaannya disini, siapa yang ak...