Bab 23

610 89 0
                                    

Hari benar benar berlalu sangat cepat, begitu pula kehidupan Rose dengan Jungkook. Hari ini adalah hari pertunangan, semua hal dari yang terkecil hingga event terbesar sudah di persiapkan matang matang oleh kedua keluarga. Keluarga Jungkook bahkan sudah menyiapkan waktu dan tempat bagi para wartawan untuk melakukan konferensi pers, dan tentu saja sudah disetujui oleh Jungkook dan juga Rose.

Namun tak disangka sangka saat pertunangan baru saja dimulai, ibu Rose pingsan ditempat. Terduduk di kursi dan tidak sadarkan diri, Rose tentunya sangat panik melihat ibunya. Beruntung saja tidak ada wartawan atau paparazi disana. Bukan maksud apa apa, hanya saja ia takut ibunya juga terseret oleh berita berita murahan.

Sesi konferensi pers tidak jadi dilakukan, dan membuat para pers bertanya tanya mengapa acara pertunangan berakhir secepat ini dan dibatalkan pula acara mereka. Namun kedua keluarga tidak peduli dengan pers yang menuntut jawaban akan tragedi ini, kesehatan ibu Rose adalah yang terpenting.

Dan benar, ternyata ibu Rose kelelahan ia perlu istirahat yang sangat cukup baginya, sudah beberapa kali pula Rose dan Alice melarang ibunya untuk ikut ambil alih dalam hal mempersiapkan acara. Namun sang ibu mengotot untuk membantu dengan alasan ia tak mau kehilangan momen dengan anaknya. Dan berakhirlah jatuh pingsan karena kelelahan.

"Eomma...apa ada yang sakit?" tutur Rose sesaat setelah ibunya siuman, dan jangan lupakan Rose masih mengenakan gaun berwarna biru serta Jungkook disampingnya merangkul pundak sang hawa.

"Maafkan eomma telah merepotkanmu.."

"Tidak. Eomma tidak merepotkan aku sekalipun" 

Rose dan Jungkook tersenyum menatap sang ibu yang juga tersenyum 

"Sekarang yang eomma lakukan hanyalah mendengarkan kami eoh? Tak perlu khawatir dengan kami. Kami akan baik baik saja jika eomma juga baik baik saja." lanjut Rose. 

--

Setelah hari pertunangan itu, ibu Rose dirawat selama beberapa hari untuk masa pemulihannya kembali. Sedangkan Rose dan Jungkook sudah menyibukkan diri dengan bekerja. Setiap pagi Jungkook akan mengantar Rose dan menjemputnya ketika pulang. Jungkook juga sering makan malam bersama Rose. Mereka berdua semakin dekat kian harinya, sangat dekat hingga tak lepas untuk berkabar lewat ponsel kemanapun mereka pergi.

Sekali lagi katakanlah Jungkook sudah tidak mencintai Hanna mantan kekasihnya, agar cerita ini tidak terlalu rumit. Jungkook bahkan sudah benar benar melupakan Hanna. Semua hal yang menyangkut Hanna sudah ia hapus. Mungkin. 

Dan katakanlah pula Rose sudah tidak mencintai Jimin lagi, agar cerita ini juga tidak terlalu rumit.

Namun sepertinya Hanna maupun Jimin masih saja menaruh harapan pada kedua mantan kekasihnya.

Hanna masih saja menyibukkan diri mencari keberadaan Jungkook. Masih saja terjebak di dalam hubungan yang setiap hari kian tidak jelas. Menaruh harapan sudah pasti ia harapkan, bodoh memang. Namun seharusnya Jungkook juga menjelaskan duduk permasalahan mereka. Tapi Jungkook sepertinya memang tak pernah mencintai Hanna. Tidak ada yang tau.

Jimin. Jangan tanya bagaimana hancurnya Jimin sekarang. Jimin adalah orang yang paling hancur sepertinya. Menyesal katakanlah. Menyesal karena telah menyia nyiakan Rose.

Namun siapa yang peduli, Rose dan Jungkook saja tidak peduli dengan mereka. Jadi kita kembali kepada dua orang yang sedang berjalan jalan ditaman dengan dua tangan yang saling mengerat.

"Chaeng.. apa kau sudah menyukaiku?" tanya Jungkook

Rose yang sebelumnya sedang menikmati hembusan cahaya menoleh kehadapan Jungkook dan menjawab pertanyaannya.

"Wae? Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Jawablah.."

"Ehm tidak tau. Kau?"

"Kalau aku tidak menyukaimu aku pasti sudah menolak menikah denganmu,"

"Aish! Kau masih saja menyebalkan!" ujar Rose mencubit perut Jungkook membabi buta. 

---

Jejaknya guys! Thank you....

Tugas kulyah dari dosen emang bikin pusing :'(

Too FastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang