--
Pagi harinya Jungkook maupun Rose tidak ada tanda tanda ingin bangun dari tidurnya. Jungkook memeluk Rose dari belakang dan tangan Jungkook dijadikan Rose sebagai bantal. Jam sudah menunjukan pukul 11 pagi. Ralat, siang. Namun Jungkook menyerah dalam tidurnya, akhirnya ia bangun karena perutnya lapar. Dengan hati hati ia bangkit tanpa membangunkan Rose, pasti ia sangat lelah semalaman.
Jungkook bangkit dan meraih ponselnya untuk memesan beberapa makanan untuknya dan untuk Rose. Membutuhkan waktu 20 menit untuk menunggu makanannya datang dan setelahnya ia memutuskan mandi.
--
Rose terbangun karena sebelahnya dirasanya kosong, ia mengedipkan mata beberapa kali dan melihat Jungkook masuk ke dalam kamar. Shirtless dan handuk dikepalanya, Jungkook tersenyum dan menghampiri Rose.
"Aigoo, kau pasti sangat lelah. Apa kau lapar? Aku delivery beberapa makanan untuk kita," ucap Jungkook dan mencium sekilas pipi Rose.
Rose tersenyum dan mengangguk pada Jungkook.
"Bantu aku berdiri dan cuci semua selimut dan sprei nya Jung! Aku sudah memutuskan tidak melakukan apa apa hari ini setelah apa yang kau perbuat padaku semalam!"
Kata Rose marah pada Jungkook namun terdengar lucu karena Rose masih setengah tidur. "Iya iya. Hari ini aku akan melakukan apapun yang kau suruh"
--
Sudah 2 minggu berlalu, begitu pula Jungkook dan Rose yang sudah siap untuk kembali ke negara asal. Mereka berdua sudah menyiapkan semuanya, mereka bahkan juga sudah berpamitan pada orang tua dan teman temannya disini. Rose bahkan kembali menangis saat ia berpisah dengan rekan rekan kerjanya, Jungkook bahkan sudah membujuk Rose sampai ber jam jam, namun Rose tak kunjung menghentikan tangisannya.
Jungkook juga bertanya berkali kali mengenai keputusan Rose untuk ikut dengannya pulang, namun Rose selalu yakin dan mengangguk dengan keras bahwa ia akan tetap ikut dengan Jungkook.
"Kau sudah siap?" Tanya Jungkook mengusap pundak Rose yang sedang menatap apartemennya yang sudah terkunci.
Rose mengangguk dan merapatkan tubuhnya pada Jungkook.
"Jung, tapi aku bolehkan sesekali berkunjung kemari?" Tanyanya mendongak menatap Jungkook.
"Tentu saja! Kita akan sering berkunjung kemari untuk menemui ibu dan ayah kita kan?"
"Iya kau benar"
"Oke, kalau begitu kita harus segera ke bandara, Jimin hyung sudah menunggu kita"
Rose mengangguk dan melangkah mengikuti langkah Jungkook di depannya, namun perutnya terasa geli harus meninggalkan tempat ini. Masih terlalu cepat, ia masih meninggalkan separuh hati dan raganya disana. Jungkook yang menyadari pun melangkah mundur dan menggapai tangan Rose agar segera pergi dari sini.
--
Malam hari pada pukul 8, mereka bertiga sudah sampai di bandara Incheon. Jimin memilih untuk pulang berbeda mobil dengan Rose dan Jungkook agar bisa segera istirahat. Lagi pula tujuan mereka berbeda, jadi Jimin memilih menaiki taksi.
"Paman Kang! Lama tidak bertemu, kau masih terlihat tampan" sapa Jungkook pada pria separuh baya.
"Ahaha, kau bisa saja Jungkook. Apakah ini istrimu? Wuahh dia sangat cantik" ucap Paman Kang sangat ramah. Rose memperkenalkan diri dan menunduk sopan pada paman Kang.
"Perkenalkan aku Rose paman.."
"Kau orang luar?" Tanya paman Kang selidik pada Rose.
"Eoh? Ani, nama lain ku Park Chaeyoung"
Lalu mereka berbincang bincang di dalam mobil menuju kediaman Jungkook. Jadi Paman Kang Sin Jae ini adalah orang kepercayaan ayah Jeon untuk menjaga rumah mereka yang ada di Korea. Paman Kang adalah teman ayah Jungkook, ia sangat baik pada ayah Jungkook walaupun bisa dibilang keluarga Paman Kang kurang mampu. Maka dari itu ayah Jungkook mempekerjakan Paman Kang, istrinya dan anaknya di rumah mereka. Ayah Jungkook benar benar memperlakukan keluarga Kang sangat baik, bahkan anaknya Kang Daniel ia sekolahkan sampai selesai, Daniel dan Jungkook juga berteman baik.
Sampailah mereka di kediaman Jungkook yang super sederhana namun sangat mewah jika kau lihat lagi. Bangunan ber cat putih dengan taman yang sangat luas menuju rumah utama. Rose bahkan berdecak kagum melihat rumah Jungkook ini.
"Wuah, rumah ini benar benar sangat indah. Ada taman bunganya juga Jung!" ucap Rose antusias.
"Iya tentu saja, ibuku juga suka bunga jadi pasti ada taman disini"
Saat Jungkook membuka pintu rumah, mereka disambut oleh Bibi Kang dan Daniel.
"Aigoo, Jungkook-ie...bibi merindukanmu" ucap seseorang wanita dan memeluk Jungkook.
"Bibi..aku juga merindukanmu"
Rose tersenyum melihat kedekatan Jungkook pada bibi Kang.
"Hyung! Kau bertambah tampan. Apakah ini efek setelah menikah? Noona! Kau juga cantik, lebih cantik dari yang ada di foto!"
Sebelum Rose dan Jungkook merespon, Daniel sudah mendapat pukulan dari ibunya.
"Kau ini!" Jungkook dan Rose tertawa melihatnya.
--
Bibi Kang mengajak mereka untuk makan malam terlebih dahulu sebelum tidur dan beristirahat.
"Bibi, masakanmu sangat enak. Bolehkah aku belajar denganmu" respon Rose gembira sesaat merasai masakan bibi Kang.
"Tentu saja, akan kupastikan Jungkook akan selalu makan dirumah jika di masakan oleh istri cantik sepertimu Chae"
Rose tersenyum dan tersipu malu mendengar penuturan bibi Kang. Kurang lebih 30 menit mereka makan malam, ini waktunya Jungkook dan Rose istirahat dan menuju kamar utama.
"Jung, rumahmu sangat besar. Kukira rumahnya tak sebesar ini, akum au berkeliling!" kata Rose sangat antusias sesaat Rose dan Jungkok sudah bersih dan bersiap untuk tidur.
"Besok ya..aku sangat lelah Chaeng" jawab Jungkook yang sedang merapikan bantal untuk tidur. Rose cemberut dan mendengus kesal.
"Wae...aku ingin sekarang!"
Jungkook mengernyit heran. "Besok, aku lelah. Ini sudah sangat malam"
Rose pun mengerti dan mengangguk menyetujui lalu segera ikut tidur dengan membelakangi Jungkook dan membawa sejuta kekesalan karena Jungkook menolak keinginannya.
Keinginan Rose sebenarnya simple, tapi Jungkook juga jadi terheran mengapa Rose seperti terkesan kecewa saat Jungkook menolak untuk berkeliling malam ini.
"Apa aku salah bicara? Mengapa ia kesal padaku?" Tanya Jungkook dalam hati.
--
Aloha guys! Maaf yak kalo ada typo typo :')
See you! Thank you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast
FanfictionSemuanya terlalu cepat mereka berdua lalui. Angan - angan yang belum tercapai bahkan perjalanannya baru saja dimulai, harus terenggut oleh keadaan yang memaksa mereka menggunakan satu jalan dengan berbeda tujuan. Pertanyaannya disini, siapa yang ak...