--
"Astaga Rose kenapa dia sangat menyebalkan?" kata Jessie bernada kesal pada Rose.
"Benarkan, dia sangat menyebalkan lihat saja dia tidak menanggapiku tadi,"
"Tapi dia tampan, dia dari negaramu? Ceritakan padaku bagaimana kau bisa mengenalnya,"
"Jessie aku akan menceritakan padamu, tapi pertama-tama bantu aku mandi bagaimana?"
"Okay let's go!"
Jungkook sudah pergi dari kediaman Rose, ia tak sejahat itu meninggalkan perempuan yang sedang terluka sendirian. Ketika Jungkook sudah sampai di café tempatnya tadi untuk mengambil mobilnya kembali, ia langsung saja pulang ke rumah. Belum sempat ia masuk kedalam kamar, ayahnya sudah menginterogasi.
"Jung! Kenapa lama sekali? Dimana Chaeyoung?" tanya ayah Jungkook tiba tiba, Jungkook mendengus malas dengan ayahnya.
"Pulang appa, tadi kakinya terkilir jadi aku mengantarnya pulang."
"Mwo! Lalu bagaimana sekarang? Sudah kau bawa ke rumah sakit?"
"Tidak, dia tidak mau. Aku hanya melakukan pertolongan pertama di apartemennya tadi."
"Syukurlah dia tak apa,"
Jungkook sedikit heran, mengapa keadaan Rose yang dipertanyakan kenapa tidak bertanya tentang kasus yang sedang menimpanya?
--
Rose menjelaskan semua kejadian hari ini dan juga kronologi pertemuannya dengan Jungkook pada Jessie. Rose meminta Jessie untuk menginap dirumahnya hari ini, jadi ia akan membantu dan mengurus kebutuhan Rose sementara waktu.
"Woahh jadi ternyata keluarga kalian saling kenal begitu?"
"Yah begitulah Jess...."
Tak lama kemudian ada sebuah telepon masuk ke ponsel Rose, tertera nama ayahnya disana.
"Halo appa, ada apa?"
"Kudengar dari Mr Jeon kau terkilir benarkah?"
"Iya appa, tapi sudah membaik sekarang. Kurasa besok aku sudah bisa berjalan kembali tak usah khawatir," kata sang anak menenangkan ayahnya lewat telepon.
"Tapi appa tetap khawatir padamu. Bagaimana jika kau meminta bantuan Jungkook,"
"Tidak! Sudah ada temanku disini appa. Jadi semua akan baik baik saja,"
"Benarkah? Syukurlah. Kalau begitu istirahatlah."
"Ne appa. Good night!"
---
Jungkook berada di dalam kamarnya. Masih gelisah dan masih belum percaya dengan semua yang terjadi akhir akhir ini, ia merasa alurnya terlalu cepat terjadi. Ia juga masih belum bisa begitu saja melepaskan Hanna tanpa alasan. Ia masih gelisah dan butuh teman untuk bercerita, dan ia akhirnya memilih untuk menelepon temannya.
"Halo Jim! Kau pasti sudah mendengar beritanya kan?" tanya Jungkook tanpa basa basi pada seseorang di seberang telefon.
"Eoh Jung! Iya sudah sampai kesini beritanya. Lalu bagaimana kau dengan Hanna?"
"Itu dia Jim, aku tak tega meninggalkannya,"
"Itu dia Jung, namun seperti nya kau harus melepaskan Hanna. Kau tau kan bagaimana Iskander? Itu akan lebih menyakitkan ayahmu jika kau masih mempertahankan Hanna,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast
FanfictionSemuanya terlalu cepat mereka berdua lalui. Angan - angan yang belum tercapai bahkan perjalanannya baru saja dimulai, harus terenggut oleh keadaan yang memaksa mereka menggunakan satu jalan dengan berbeda tujuan. Pertanyaannya disini, siapa yang ak...