Rose bangun lebih awal untuk membuatkan sup pereda mabuk untuk Jungkook. kebetulan ini adalah akhir pekan jadi ia rela pergi ke supermarket untuk membeli bahan bahan masakan. Ia juga merasa aneh mengapa ia mau menyempatkan waktu membuat masakan yang cukup sulit baginya untuk pria yang bukan siapa siapanya. Namun hanya saja ia merasa harus melakukannya, kalian tahu kan naluri wanita itu sangatlah sulit ditebak. Atau mungkin ia sudah mulai nyaman bersama Jungkook? Tidak tahu kan.
Kembali kepada Rose yang berkutat dengan dapur dan Jungkook yang masih bergumul di kasur. Cahaya matahari sudah dengan bar barnya mencium seluruh wajah Jungkook namun seakan ia tak peduli sebelum sebuah bau yang sangat menyengat memasuki hidungnya. Ia terbangun dan menyadari bahwa ia tidak berada di kamarnya, mana mungkin kamarnya dihiasi poster kartun pikirnya. Memilih keluar dan mencari pelaku pembuat onar hidung Jungkook memanglah sangat tepat karena ia langsung menemukan presensi tubuh mungil dan rambut pirang di depan kompor. "Chaeng?"
"Oh Morning! Apa kau masih pusing? Sudah minum air?"
"Uhh masih sedikit pusing," kata Jungkook sedikit canggung.
"Ini," Rose memberi segelas air putih dan semangkuk sup pengar yang tadi dimasak. "Ini untukku? Chaeng apa yang terjadi semalam? Apa aku semabuk itu?"
"Makan saja dulu dan pulihkan dulu mabuknya lalu bertanya,"
"Uhh okay, thank's"
Jungkook malu setengah mati, bagaimana bisa dia mabuk parah dan berakhirlah dikamar seorang gadis. Sial! Jungkook malu semalu malunya. Setelah selesai sarapan dan mandi, Jungkook ikut bergabung dengan Rose yang sedang membaca buku di balkon aparteman. "Mm Chaeng, boleh aku duduk?"
"Yup silahkan," Rose melanjutkan membacanya dan Jungkook dengan kecanggungannya. "Mm Chaeng, apa saja yang aku bicarakan padamu saat aku mabuk semalam? Katakan saja semua aku tidak malu."
"Hahaha kau benar benar ingin mendengar ceritamu semalam?"
"Ya! Ceritakan," ucap Jungkook dengan kepala bergoyang naik turun tanda ia setuju.
"Kau itu cerita banyak, dari yang kau ingin dijodohkan dengan ayahmu, kau bingung ingin putus dengan kekasihmu atau tidak, sampai kau bilang aku ini cantik,"
"Mwo!? Apa aku seaneh itu semalam?" Jungkook terkejut pastinya.
"Hahah sangat aneh Jung! Tapi kau lucu hahaha." Rose sudah tidak bisa menahan tawanya lagi.
"Ish kau ini menyebalkan!"
"Tapi kau lebih menyebalkan tadi malam!" Dan berakhirlah mereka dengan perdebatan siapa yang lebih menyebalkan.
Jungkook berpamitan pulang karena akan ada acara dirumah nanti malam jadi Rose mengizinkan dan mengantarnya sampai pintu. Namun ternyata ayah Rose sudah berada di depan pintu hendak menekan bel rumah. "Eoh appa! Kau sudah pulang? Dimana eomma?"
"Ekhem! Eomma mu masih disana bersama eonni mu, ayah pulang terlebih dahulu karena ayah ingin mengajakmu pergi nanti malam. Dan kau Jung, ada apa pagi pagi bertamu?" tanya ayah Rose menginterogasi.
"Ehmm maaf paman, semalam saya menginap disini."
"Ooh begitu baguslah."
Rose dan Jungkook sama sama bertatapan aneh mendengar tuturan ayah Rose. Bagaimana bisa peristiwa memalukan semalam adalah bagus. "Sudahlah lupakan kau pulanglah! Ayahmu pasti mencari!"
"I-iya paman maaf dan terimakasih."
Ayah Rose dan Rose masuk kedalam rumah setelah memastikan Jungkook sudah masuk kedalam lift. "Ada apa? Apa yang ingin appa bicarakan?"
"A iya nanti malam ayah mengajakmu berkunjung ke rumah teman. Oke?"
"Ya baiklah," Rose menjawab dengan semangatnya kepada ayahnya.
"Ehmm Rose, bagaimana hubunganmu dengan Jungkook?"
"Mwo? Baik. Kenapa?"
"Hehe tak apa, bagus!" ayahnya berkata dengan lantang dan mengacungkan dua jempol padanya. Aneh pikir Rose, kenapa tiba tiba ia menjadi sangat semangat setelah Rose menceritakan hari harinya bersama Jungkook.
--
Setelah malam tiba, Rose dan ayahnya yang juga sudah siap berangkat. Namun sampai ia menaiki mobil, Rose masih belum tahu mereka akan kemana. Dan saat sesudah sampai tujuan barulah Rose berbicara. "Mwo? Kita kerumah Jungkook? Ada apa?"
"Makan malam Chaeng, ayo turun dan malam ini kau sangat cantik," puji ayahnya.
"Ck appa kau berlebihan, ayo masuk. Aku juga ingin bicara pada paman mengenai kasus Jungkook."
Rose menggandeng lengan ayahnya menuju pintu utama keluarga Jeon Jungkook. Terlihat disana Tuan dan Nyonya Jeon sudah siap menyambut kedatangan mereka. "Akhirnya kau datang juga calon besan, ayo masuk! Kami sudah siapkan beberapa hidangan favorit kami dan semoga menjadi favorit kalian."
Rose tidak menggubris perkataan ayah Jungkook, karena ia pikir mereka hanya bergurau satu sama lain. Tanpa bertele tele mereka sudah menempati meja makan bersiap untuk makan malam. Namun sang pangeran keluarga Jeon belum juga terlihat karena sedang melakukan kegiatan didalam toilet.
5 menit berlalu, Jungkook sudah tiba dan dengan sopannya meminta maaf sambil membungkukkan badan kepada semua orang karena sudah menunggunya. "Oke! Sudah lengkap ayo makan!"
Hidangan demi hidangan disantap mereka, dan tentu saja lezat.
"Rose bagaimana makanannya kau suka?" tanya paman Jeon kepada Rose. Jangan tanya lagi bagaimana cerianya Rose berhadapan dengan makanan makanan lezat ini.
"Wuahh sangat lezat paman aku suka!" Rose berbicara dengan pipi menggembung dan dua jempol yang diangkat. "Haha kau lucu, telan makanannya dulu baru kau berbicara nak. Ayah benar kan Jungkook? Rose sangat menggemaskan."
"Uhuk! What?" Jungkook tersedak saat ayahnya menanyakan hal itu padanya. Aneh saja mengapa ia menanyakan perihal kegemasan Rose pada Jungkook. Tidak masuk akal, ayahnya ini terkadang sangat aneh dan misterius.
Makan malam sudah selesai dan kedua keluarga itu berkumpul diruang tengah dengan alunan musik yang terdengar di ruangan itu. Menikmati secangkir teh dan berbincang sangatlah cocok di cuaca seperti ini. "Paman, aku ingin membicarakan tentang kasus Jungkook, jadi kapan rencananya kita akan menuntut mereka?" Rose bertanya pada Tuan Jeon mengenai kasus keluarganya, pasalnya dari kemarin Rose tidak mendapat kabar apapun bagaimana strategi yang akan dilanjutkan. "Tak perlu lagi Rose, kami sudah menyelesaikan dengan cara lain. Dan tidak dengan hukum."
"Ne? Kenapa? Bukankah mereka akan mengganggu paman lagi nanti?"
"Tidak akan dan aku sepertinya sudah tidak peduli lagi dengan mereka. Karena ada sesuatu yang lebih penting dari kasus ini."
"Apa paman?" Rose masih melanjutkan bertanya pada pamanJeon, namun beliau hanya tersenyum dan beralih menatap ayah Rose. Mereka saling bertatapan dan menyiratkan sesuatu yang aneh.
"Jadi bagaimana? Ini mungkin sudah waktunya berbicara pada anak anak." Ayah Rose membuka suara.
"Iya Park biar aku saja."
"Jungkook ayah perkenalkan calon istrimu sekarang disini, Chaeyoung."
"MWO!!" Jungkook, Rose dan Somi sama sama terkejut dengan perkataan Tuan Jeon saat itu. "Appa! Apa yang kau maksud itu?" Somi bertanya karena dia benar benar terkejut.
"Jadi ayah menawarkan Jungkook untuk dijodohkan dan dia menyetujuinya. Ya Chaeyounglah calonnya."
"Mwo! Ada apa ini? Apa yang terjadi? Jadi Appa mengajakku kemari untuk ini?" Rose sedikit meninggikan suara. Terkejut dan kecewa yang ia rasakan, dijadikan bidak catur oleh ayahnya sendiri sangat menyebalkan pikirnya.
"Jungkook dan Rose, kalian sebaiknya bicara dahulu satu sama lain kami akan pergi. Somi ayo ikut appa!" Semua orang tua beserta Somi beranjak pergi dan meninggalkan dua pasangan yang akan dijodohkan malam ini. Atau mungkin tidak ?
Thank you guys!! Love YOU!
See you! :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast
FanfictionSemuanya terlalu cepat mereka berdua lalui. Angan - angan yang belum tercapai bahkan perjalanannya baru saja dimulai, harus terenggut oleh keadaan yang memaksa mereka menggunakan satu jalan dengan berbeda tujuan. Pertanyaannya disini, siapa yang ak...