--
Setelah malam itu, Rose dan Jungkook kembali dingin. Tidak ada percakapan yang berarti diantara mereka selama 2 hari, cukup hanya menanyakan makan atau belum. Selebihnya itu tidak ada percakapan yang terjadi. Jungkook sibuk dengan kantornya sedangkan Rose sibuk dengan pikirannya sendiri. Selama itu, ia tak memperdulikan kewajibannya sebagai seorang istri untuk Jungkook. Untuk itu, Jungkook benar benar rela menahan hormon nya selama itu, kalian tau kan apa yang di maksud?
Rose pergi dimalam hari ketika Jungkook belum pulang katanya Jungkook lembur, bagaimana bisa Rose tau ya karena ada sebuah sticky note yang tertempel di pintu lemari es yang berisi bahwa Jungkook akan lembur malm ini beserta tanda 'love' diakhir kalimatnya. Rose tidak tega sebenarnya, tapi pikirannya berhasil membuat ia mendiami Jungkook selama ini.
Rose sampai di sebuah taman dekat dengan gereja, ia menunggu Chelsea. Rose melamun menikmati indahnya malam hari namun seseorang yang datang menghampirinya dan tersenyum. Chelsea berlari kecil dan memeluk Rose.
"Aku benar benar merindukanmu Rosie! Maaf tak bisa datang saat hari pernikahan, aku sedang melakukan ziarah waktu itu"
Rose mengangguk dan melepas pelukannya, "No problem, acaranya juga tidak terlalu besar. Dan kegiatanmu adalah yang terpenting daripada pernikahanku"
Mereka terkekeh dan kembali duduk untuk memulai pembicaraan.
"Kau ingin bicara apa padaku?" ucap Chelsea mengawali pembicaraan
"Sebenarnya aku sedang bimbang, suami ku mengajakku pulang ke negara asal kami karena dia harus mengisi kepemimpinan yang kosong disana. Tapi aku sendiri disini memiliki mimpi, mimpiku benar benar baru setengah kucapai. Ini cita citaku Chelsea. Tapi disisi berat yang lain ada suami ku yang sedang menunggu keputusanku" ucap Rose penuh dengan lirih dan keputusasaan disana.
Chelsea yang mendengarpun hanya mampu tersenyum dan menggelengkan kepala.
"Kau sudah berpikir berapa kali mengenai masalah ini?"
Rose mendongak dan menatap Chelsea penuh dengan Tanya. Chelsea tersenyum dan mulai berbicara kepada Rose.
"Kau pasti gegabah, apa kau melibatkan-Nya saat memikirkan hal ini? Kau harus mengingat betapa pentingnya wanita hebat di belakang pria hebat daripada menjadi wanita hebat di depan banyak orang,"
"Kau bisa mendapatkan keduanya, aku yakin tapi pikirkan mana yang bisa membuat hatimu tenang. Pikirkanlah jika kau berpisah tempat dengan suamimu, akan ada bermacam pemikiran yang tak baik muncul di kepala kalian berdua. Kau tak perlu menjadi wanita hebat dan mendapat sanjungan dari banyak orang. Kau hanya perlu mendapat ketenangan hati Rosie, sudah di depan mata. Suamimu" lanjutnya mengusap pundak Rose yang mulai bergetar karena tangisan.
"Rose, jangan egois. Kau juga harus memikirkan betapa gelisahnya suamimu. Dia juga pasti lebih berat harus menghancurkan mimpimu. Tapi kau harus percaya, ada banyak mimpi disana bersama suamimu."
Rose mendongak dan memeluk Chelsea erat erat.
"Chelsea, thank you so much. Aku sadar, aku sedikit egois. Maafkan aku." Ucapnya masih terisak.
"Hahaha sudahlah, jangan minta maaf padaku. Kau sudah mendapatkan keputusan?"
Rose melepas pelukan dan mengangguk keras. Mengusap beberapa air mata yang tumpah dan tersenyum menenangkan dirinya sendiri.
"Aku akan menyerahkan surat pengunduran diri ku malam ini. Aku harus meminta maaf pada Jungkook, dan aku berterimakasih padamu. Aku benar benar selalu tenang jika datang kemari, sama seperti dulu ketika aku ditinggal oleh Jean"
Mereka berdua terkekeh.
Sudah jam 9 malam, Rose harus pulang ini sudah mendekati cukup larut untuk Rose menyetir sendiri. Ia berpamitan pada Chelsea, dan berjanji akan mengajak Jungkook sebelum ia pergi. Hati Rose benar benar sangat lega setelah kepulangannya dari bertemu dengan Chelsea.
Ia sudah sampai di depan pintu apartemen yang terbuka, ia terkejut tentu saja. Ia masuk dengan sangat pelan, ia takut karena Jungkook bilang lembur malam ini namun ada kenapa pintu rumah mereka terbuka ? Saat ia sampai beberapa langkah masuk kedalam rumah, seseorang memeluknya sangat erat dengan deruan napas yang sangat memburu dan penuh dengan kelelahan. Rose membeku dan lega karena orang itu adalah Jungkook.
"Hh..hh..hh, aku benar benar hampir gila saat tak menemukanmu di semua sudut rumah. Aku takut kau akan pergi" kata Jungkook mengusap dan menciumi pucuk kepala Rose.
Tangis Rose pecah dan membalas pelukan Jungkook tak kalah erat,
"Maafkan aku, maafkan aku..hiks"
"Shh, jangan meminta maaf. Aku yang seharusnya meminta maaf padamu"
Rose mendongak menatap mata Jungkook yang berkaca kaca.
"Aku akan ikut denganmu kemanapun kau pergi seperti janjiku pada Tuhan" ucap Rose lirih.
Jungkook terkejut, sedikit marah dan menyesal karena Rose sudah mengambil keputusan yang menurut Jungkook cukup berat untuk Rose.
Jungkook melepas pelukan mereka dan menangkup wajah Rose
"Kau tak harus memaksakan yang bukan kehendakmu Rose, kau bisa disini. Kau harus mewujudkan mimpimu,"
Rose menggeleng disertai air mata yang masih ada
"Tidak, aku sudah bertanya dan meyakinkan diriku sendiri bahwa aku akan ikut denganmu kemanapun kau pergi, kumohon..." ucapnya lirih
Jungkook kembali memeluk Rose lebih erat dari sebelumnya, tangis Rose benar benar pecah di dada Jungkook.
Jungkook melepas pelukan mereka lagi, tanpa berkata dia menuju pintu apartemen untuk ditutup. Tanpa diduga duga, ia menghambur pada Rose. Mencium Rose lembut, Rose terkejut dan membelalakkan mata dan mengalungkan tangannya ke leher Jungkook. Ciuman yang sebelumnya lembut menjadi menuntut karena Jungkook yang terkesan terburu buru, Rose kehabisan napas dan memukul pelan dada Jungkook agar berhenti sejenak.
Jungkook menggeram dan terpaksa menghentikan kegiatannya. Rose melihat mata Jungkook yang sudah menggelap.
"Hh..hh.. can we?" kata Jungkook terengah engah. Rose tau dimana ini akan beakhir. Rose melihat keseluruhan mata Jungkook, mata itu menjadi lebih tajam jika seperti ini. Tatapan matanya sangat menusuk hingga Rose tak sanggup lagi untuk menolak. Ia mengangguk tanda ia menyetujui izin dari Jungkook.
Jungkook tersenyum dan membawa Rose kedalam kamar. Dan ya...
--
Halo Guys! Maafkan jika ada typo yak, atau mungkin amburadul. Capek sangat...
Thank you guys! See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast
FanfictionSemuanya terlalu cepat mereka berdua lalui. Angan - angan yang belum tercapai bahkan perjalanannya baru saja dimulai, harus terenggut oleh keadaan yang memaksa mereka menggunakan satu jalan dengan berbeda tujuan. Pertanyaannya disini, siapa yang ak...