Bab 19

588 96 1
                                    

--

Hari senin adalah hari dimana semua orang sibuk dengan segala hal yang akan dilakukannya. Semua orang terlihat sibuk dengan urusannya masing masing dihari yang tak disukai hampir semua orang. Termasuk Rose yang bangun terlambat di hari senin, ia juga tidak sempat memakan sarapannya dan langsung menuju kantor. Ada rapat penting hari ini, jadi dia berusaha untuk tidak terlambat, dengan segera ia melajukan mobilnya dengan sangat cepat untuk menuju kantornya. 

Sesampainya di kantor, rupanya Jessie sang rekan sudah menunggu dengan wajah yang sangat khawatir.

"Rose! Cepat! Kita hampir terlambat!" kata Jessie melambaikan tangannya dan berteriak pada Rose.

Rose yang mengerti pun langsung mengangguk dan berlari secepat mungkin bersama Jessie menuju lift. Beruntung saja, Rose dan Jessie sudah sampai sebelum pimpinan mereka masuk dan memulai rapat. "Kau sudah sarapan?" tanya Jessie yang masih terengah sisa berlarian tadi.

"Belum..hhhh"

"Oke setelah ini kita makan, aku juga belum. Sial pacarku benar benar membuatku terlambat pagi ini," gerutu Jessie.

"Apa yang kalian lakukan sebenarnya?" tanya Rose penasaran.

Tanpa berkata kata Jessie menyingkap rambut cokelatnya kesamping dan menunjukan tanda merah pada lehernya sambil berjalan menuju ruang meeting.

"What!!" Rose terlonjak kaget setelah melihat hal itu.

"Ssstt! Shut up!"

"Kau gila!"

"Kau juga! Kenapa kau terlambat?"

"Aku lelah karena menemani calon mertua ku berbelanja,"

"What!! Siapa yang kau maksud calon mertua?" Jessie memang belum tahu hal ini jadi wajar saja jika ia terkejut.

"Diam! Rapatnya sudah dimulai!"

--

Dua jam lamanya rapat mereka lakukan, ada beberapa masalah yang sedang terjadi termasuk beberapa skandal baru. Rose bisa dibilang sebagai wajah firma hukum yang menaunginya. Jadi Rose sedikit tidak enak pada para pemimpin disana. Apalagi mereka tau bahwa Rose adalah cucu pemilik firma. Hanya orang orang petinggi saja yang tau mengenai masalah ini.

"Rose! Jadi kau berkencan dengannya?" tanya Jessie begitu keluar dari pintu ruangan rapat.

"Oke oke tapi berjanjilah padaku kau jangan membocorkan rahasia ini pada orang lain atau fakta bahwa kau sering terlambat bekerja karena kau bermalam dengan kekasihmu!"

"Kau mengancamku?! Oke baiklah aku setuju! Jelaskan padaku!" begitu Jessie menyetujuinya, Jessie menarik Rose menuju kantin.

Jessie tentu saja merasa terkejut dengan semua penjelasan dari Rose. Kehidupan Rose seperti tiba tiba berubah begitu sangat cepat. Semua kejadian yang kurang mengenakkan terjadi dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan.

"Rosie.. kau baik baik saja?" tanya Jessie sembari menggenggam tangan Rose yang ada di seberangnya.

"I'm fine Jess! Aku akan berusaha bahagia untuk ibu ku.." Rose tersenyum sangat lebar pada Jessie.

"Tapi bukankah dia sangat menyebalkan? Bukankah kau bercerita padaku bahwa dia adalah pria yang sangat dingin? Kau yakin akan bahagia hidup dengannya?"

"Ekhm! Siapa yang kau maksud 'dia' Jess?" suara berat itu tiba tiba saja berdengung di telinga dua wanita yang sedang duduk.

"J-jungkook? Kau? Kenapa kemari?" Rose terkejut, dan gugup dengan kedatangan Jungkook di siang seperti ini. Dan ini masih di jam kantor, Jungkook saja masih mengenakan setelan jasnya. Jessie yang tertangkap basah sudah membicarakan Jungkook hanya bisa tertunduk gugup. Untung saja Jungkook tidak apa dengan hal itu, jadi dia langsung saja memberitahu Rose mengapa ia datang siang hari.

"Apa kau ada jadwal lagi setelah ini?"

"Aku ad- "

"Tidak Rose tidak ada jadwal lagi, jadi kau bisa membawanya pergi" ucap Jessie memotong kata Rose. Rose yang tahu pun langsung membelalakkan matanya pada Jessie.

Berbeda Jungkook yang tersenyum sangat lebar disana. "Bagus! Aku ingin mengajakmu bertemu dengan sahabatku"

"Ne? Sekarang?"

"Iya, kalau bisa sekarang saja,"

Rose dan Jessie saling bertatapan, dan Jessie menganggukkan tanda Rose bisa pergi sekarang.

-

Jungkook tak memberitahu kemana tujuan mereka sebenarnya, ia hanya berkata sahabatnya ini sangatlah berharga bagi Jungkook. Rose tentu dengan senang hati berkenan berkenalan dengan sahabat Jungkook.

"Kita sudah sampai, tapi temanku sedikit terlambat. Pusingnya kambuh, kita bisa menunggu di dalam. Ayo!"

Rose tersenyum pada Jungkook, namun pikirannya kembali ke masa lalu dimana ada seseorang yang sama juga sering sakit kepala tiba tiba. Rose sangat ingat betul bagaimana jika dia sedang sakit kepala hebat.

"Chaeng! Ayo! Disini panas!" ucap Jungkook yang sudah tak tahan lagi dengan terik matahari segera menarik tangan Rose menuju ke dalam caffe.

"Kau ingin pesan apa?" tanya Jungkook sesaat sampai ke dalam caffe.

"Americano!" ucap Rose.

"Kau tunggu diatas ya, pilih tempat duduk sesukamu! Aku akan mengantre,"

"Oke"

Rose langsung menuju lantai atas untuk mencari tempat duduk yang pas. Namun Rose kembali mengingat lagi bagaimana jika Rose sedang bersama nya, pasti selalu memilih tempat duduk yang berada jauh dari jendela. Alasannya tidak lain dan tidak bukan karena tidak ingin terkena sengatan matahari. Mereka berdua sama sama tidak suka matahari, jadi pasti memilih tempat duduk yang jauh dari jendela. Setelah menemukan tempat duduk yang jauh dari jendela, ia langsung duduk dan memilih bermain ponsel.

--

Jungkook sedang mengantre, di hari yang terik seperti ini sangat banyak orang yang pergi ke caffe karena jam istirahat kantor. Baru saja ia menunggu 5 menit, tiba tiba seseorang menepuk bahu belakangnya.

"Astaga kau membuatku kaget! Sial!" ucap Jungkook yang hendak menampar orang itu.

"Haha kau lucu! Apa kau sudah menunggu lama? Sakit kepalaku kambuh lagi tadi, jadi ya aku tadi sempat berhenti menyetir," jelas Jean.

"Baru 5 menit,"

"Ooo dimana calon istrimu?" tanya Jean karena ia hanya melihat Jungkook saja disana.

"Diatas menungguku. Kau ingin pesan apa biar aku pesankan sekalian," tawar Jungkook pada Jean.

"What? Kau menawarkanku? Haha tidak tidak sebaiknya kau naik saja keatas, biar aku yang mengantre. Tidak enak jika aku menunggu bersama calon istrimu hihihi.." Jean tersenyum sampai sampai matanya hilang. Sangat manis.

"Baiklah, pesankan aku 2 ice Americano!"

"Oke siap Bos!" 

-- 

Jejaknya guys... 

Thank you everyone ! 

:*

Too FastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang