--
Pagi hari sekali Rose terusik karena sesuatu yang basah di bawah tempat tidur disertai perut yang sangat kram. Ia bangkit sebentar dan melihat darah yang cukup banyak di sprei kuning milik mereka. Ia mengusap pundak Jungkook perlahan, ia harus tenang.
"Jung...bangun, perutku sangat sakit"
Jungkook terbangun dan menoleh kepada Rose dan ikut panik saat melihat raut wajah dan keringat mengucur di pagi hari. Wajah Rose sudah sangat pucat.
"Astaga! Kenapa apa yang kau rasakan? Kenapa ada darah?! Akan ku panggilkan dokter untukmu!" ucap Jungkook dan bergegas mengambil ponselnya. Namun sebelum itu sudah dicegah oleh Rose.
"No! Panggilkan bibi Kang kemari saja"
"Mwo! Andwe! Kau harus ke dokter!"
"Tidak! Aku hanya mau bibi Kang kemari"
Jungkook mendengus, agak panik dan tidak masuk akal dengan permintaan Rose yang jelas jelas berdarah.
"Tunggu sebentar akan kupanggilkan bibi"
Tak butuh waktu lama bibi Kang sudah masuk ke dalam kamar Rose dan membantu Rose menuju kamar mandi. Jungkook panik melihat darah sebanyak ini di kasurnya, ia takut terjadi apa apa pada Rose. Selang beberapa menit Rose sudah keluar dari kamar mandi dengan dituntun bibi Kang. Jungkook menghampiri Rose dan mendudukkannya di kasur.
"Kenapa! Kenapa sekarang kau tampak pucat?"
Bibi Kang yang mendengarnya hanya bisa terkekeh. "Tak perlu panik Jung, dia hanya sedang datang bulan"
"God! Aku panik saat melihat darah tadi. Apa kau akan selemas ini jika sedang datang bulan?" Tanya Jungkook pada Rose yang sudah berbaring.
"Terkadang, jika aku sedang lelah biasanya akan seperti ini"
"Syukurlah.." ucap si pria dan mencium kening Rose.
Bibi Kang mengantar sarapan ke kamar untuk Rose dan Jungkook. Sepertinya hari pertama Rose harus berada di kasur karena dia benar benar sangat lemas. Jungkook menemani Rose sambil bermain ponsel dan game nya, namun tak lama dari itu seseorag mengetuk pintu kamar mereka.
"Jungkook hyung! Ada rekanmu datang!"
"Iya sebentar!" teriak Jungkook dari dalam kamar setelah mendengar suara Daniel.
--
"Jadi bagaimana? Apa kita mulai bekerja besok?" Tanya Jungkook sesaat sudah sampai ruang tamu.
"Iya, kita harus segera mulai bekerja besok, ada banyak pekerjaan menumpuk menunggu kita" balas Jimin.
"Dimana Chaeyoung?" lanjutnya.
"Dia sedang dikamar, istirahat. Ini hari pertamanya datang bulan" jawab Jungkook tak menatap Jimin karena sedang sibuk dengan berkas berkas.
"Aa..dia sangat suka manis manis saat sedang datang bulan. Atau kau beri saja strawberry cheese cake di segala suasana, dia pasti akan tambah senang. Dulu dia sangat suka meminum susu cokelat jika sedang kesal," ucap Jimin tiba tiba seperti mengenang masa lalu. Jungkook mendongak heran.
"Ne?"
"Ah, maaf,"
"Tidak bukan itu, maksudku benarkah?"
"Ehm, ya benar dia sangat suka manis manis" jawab Jimin canggung.
"Oke hyung aku akan memberinya setelah ini"
--
Kurang lebih dua jam Jungkook dan Jimin mengadakan rapat kecil. Saat Jungkook meregangkan badan ia melihat Daniel dengan pakaian rapi.
"Daniel kau mau kemana?"
"Aku ingin menjemput eomma di supermarket"
"Belikan aku cheese cake dan camilan manis!"
"Oke hyung!" jawab Daniel dan segera keluar rumah.
Jimin tersenyum lega karena ia percaya Chaeyoung nya berada pada orang yang tepat.
--
Jungkook sudah menyelesaikan urusannya dengan Jimin, ia naik ke atas menuju kamar dengan membawa sepotong cake di tangannya.
"Kau darimana saja?" Tanya Rose saat Jungkook baru saja menutup pintu.
"Kukira kau masih tidur"
"Aku baru saja terbangun, aku mencarimu"
"Benarkah kau mencariku?"
Rose mengangguk lucu dan merapatkan tubuhnya pada Jungkook yang sudah duduk berdampingan di kasur. Jungkook menyodorkan piring berisi cake pada Rose.
"Wuah darimana kau tau aku suka cheese cake saat seperti ini?"
"Jimin hyung memberitahuku"
Rose terkejut, rupanya Jimin masih mengingat hal hal kecil seperti ini.
"Jimin oppa kemari?"
Jungkook mengangguk dan bangkit dari kasur menuju meja kerjanya membereskan beberapa dokumen. Namun ia mendengar isak tangis dari belakang, dan rupanya Rose menangis. Jungkook berbalik dan segera mendekati Rose.
"Hei..kenapa? Apa ada yang sakit lagi?"
Rose menggeleng. "Lalu kenapa?"
"Aku terharu karena Jimin oppa masih mengingat hal hal kecil seperti ini"
Jungkook mendengus, agak kesal karena Rose menangisi mantan kekasihnya. Namun Jungkook harus bersabar, karena hyung yang tak lebih tinggi darinya itu juga sudah seperti saudaranya sendiri jadi tidak baik dimusuhi.
"Aigoo..kukira perutmu sakit lagi. Aku sangat khawatir tadi pagi"
Rose berhenti menangis dan kembali menatap Jungkook. "Apa kau tak pernah melihat wanita datang bulan?"
Jungkook menggeleng, Rose terkekeh mendengar jawaban Jungkook.
"Lalu kau mengira aku sakit apa tadi pagi?"
"Kukira kau keguguran," jawab Jungkook gugup.
"Mwo? Kau berpikir seperti itu?
Jungkook mengangguk, sedikit sedih karena ternyata suaminya berharap ia segera mengandung. Tapi mungkin di dalam lubuk hati Rose yang paling dalam ia belum siap untuk itu. Ia masih ingin menikmati masa masa seperti ini.
--
Selamat UTS yang lagi UTS! Fighting!
See you! Thank you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast
FanfictionSemuanya terlalu cepat mereka berdua lalui. Angan - angan yang belum tercapai bahkan perjalanannya baru saja dimulai, harus terenggut oleh keadaan yang memaksa mereka menggunakan satu jalan dengan berbeda tujuan. Pertanyaannya disini, siapa yang ak...