Hari dimana makan malam di rumah Enver telah tiba, orang tua dari Rose maupun Jungkook sangat antusias. Namun tidak dengan anak anaknya. Rose sangat malas bertemu dengan Jungkook dan begitu juga dengan Jungkook yang malas bertemu Rose.
Rose dan orang tuanya sudah sampai di kediaman Enver, dan terlihat sangat jelas semua sudah dipersiapkan, keluarga Enver sudah siap menyambut mereka didepan rumah.
"Astaga temanku Jin Seo! Kau sudah tua rupanya!" Sapaan pertama kali yang keluar dari mulut Park.
"Haha kau juga sudah beruban Park! Mari masuk!" ajak tuan Jeon. Para Nyonya besar juga saling menyapa dan menyesuaikan diri. Makan malam mereka sangat mewah dan elegant. Sepiring pasta dengan wine tersedia di meja, dan akan masih ada kejutan lain di dapur. Jangan tanya lagi bagaimana Rose sekarang, persetan dengan Jungkook yang tidak menyukainya, yang terpenting saat ini adalah makanan. Sampai sampai ia tersedak karena terlalu menikmati santapan di meja makan ini.
"Eonni! Apa kau baik baik saja? Ini minumlah!" Somi berinisiatif mengulurkan segelas air putih pada Rose.
"Park! Anak mu sangat manis dan cantik. Ia juga sangat ramah pada kami," ujar Tuan Jeon memuji Rose. Namun agaknya tuan muda Jeon tidak setuju dengan pernyataan ayahnya. Nyatanya sedari tadi ketika ayahnya memuji gadis diseberangnya ini, ia selalu mengeluarkan senyuman misteriusnya. Menyeramkan.
"Haha Jin Seo ssi, anakmu juga sangat cantik dan tampan. Kita sama sama memiliki dua anak. Namun bedanya aku tetaplah yang paling tampan didalam foto keluarga kami,"
"Iya kau benar, apa Alice berada di Australia?" tanya Tuan Jeon dan menaruh kembali sendok di tangannya.
"Tidak, kakak Rose berada di Turki memegang perusahaanku disana,"
"Kau punya bisnis disana? Kami juga punya. Anakku Jeon Jungkook yang mengambil alih,"
Keduanya sama sama terkejut, semuanya terlihat sangat kebetulan. Semua seperti memang sudah diatur dengan skenario yang sangat mengejutkan. Semua tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya pada kedua keluarga ini.
"Lalu apakah Jeon Jungkook sedang cuti? Atau sedang rindu orang tuanya?" tanya Tuan Park.
"Iya paman, aku sedang berlibur," jawab Jungkook dengan sopan.
"Hah lebih tepatnya dia melarikan diri Park. Aku sedang bingung bagaimana menghadapi situasi ini, perusahaan kami sedang goyang karena isu Jungkook menghamili sekretarisnya dikantor dan tak mau tanggung jawab. Hal ini jelas membuat para investor memberikan lampu kuning pada kami." Tuan Jeon ini memang blak blakan sekali, Jungkook menjadi malu setengah mati rasanya.
"Appa! Haruskah kau menceritakan disini? Aku malu." Kata Jungkook sedikit berteriak.
"Wae? Tak apa, kau itu memang tak bersalah. Ini bukan salahmu," jawab Tuan Jeon meyakinkan Jungkook
--
Makan malam sudah selesai, para Nyonya sedang menyiapkan hidangan penutup. Somi mengajak Rose untuk keliling rumah, dan para lelaki sedang membicarakan bisnis di taman belakang. Ada Jungkook juga disana dan saat ini ia merasa sedikit canggung, lebih tepatnya ingin kabur saja dari sana. Bagaimana tidak, ayahnya saja terus menerus membicarakan dirinya dari masalah A sampai masalah Z diceritakan pada ayahnya Rose. Jungkook sedikit malu dan seperti dipermalukan olek ayahnya sendiri.
"Jin Seo ssi! Kau sudah menyewa lawyer mana jika aku boleh tahu?" tanya Tuan Park.
"Mungkin Firma Hukum XX, kau tahu mereka firma hukum terhebat yang kutahu di Australia," Tuan Jeon menjawabnya dengan mantap.
"Hahahaha firma itu milik keluarga kami, dan mengapa itulah aku menyarankan Chaeyoung sebagai kubumu hahaha,"
Kedua orang tua ini tertawa namun tidak dengan Jeon Jungkook. Ia seperti menerima sinyal bahwa Rose yang akan menjadi pengacarannya nanti. Dia tidak ingin wanita itu dekat dengannya. Hanya saja dia merasa kurang nyaman berada di dekat Rose.
Jeon Jungkook menerima firasat, namun entah apa firasat itu. Tak lama kemudian Rose datang membawa pie susu buatan para ibu ibu di dapur, ada Somi juga yang ikut membawakan piring untuk mereka makan.
"Ayah, Paman silahkan menikmati, ini pie susu buatan kami semoga rasanya pas dilidah kalian. Aku permisi, silahkan lanjutkan percakapannya,"
"Ekhm Rose ssi," panggil tuan Jeon pad Rose.
"Iya paman?"
"Kemari, aku ingin berbicara padamu," ajak Tuan Jeon dan mempersilahkan duduk.
"Eonni aku masuk kedalam eoh?" ucap Somi dan beranjak pergi dari kerumunan orang dewasa. Setelah kepergian Somi kedalam, ayah Jungkook memulai percakapannya.
"Rose ssi, paman ingin kau menjadi pengacara Jungkook,"
"Appa! Apakah ini terlalu terburu buru?" Jungkook sedikit membentak atas permintaan ayahnya.
"Jungkook, sebaiknya kau diam dan ikuti kataku! Aku ingin menyelesaikan masalah ini dengan cepat atau tidak para investor akan kabur. Kau ingin perusahaan kita hancur?!"
Jungkook sudah benar benar tak bisa berkata apapun jika sifat keras kepala ayahnya ini sudah keluar. Jungkook sedari tadi hanya diam sampai keluarga Park pamit untuk pulangpun dia tak berkata barang sedikitpun. Jungkook langsung menaiki tangga menuju kamarnya tanpa mengantar keluarga Rose pulang. Somi yang melihatnya langsung menyusul oppa nya keatas.
"Oppa! Kau baik baik saja? Kau terlihat lesu," tanya Somi khawatir.
"Aku tak apa Somi, aku hanya kurang tidur saja. Sebaiknya kau juga istirahat." Jungkook sudah cukup lelah berbicara pada semua orang saat ini. Ia hanya ingin tidur agar malam ini segera selesai dan berharap di pagi hari perasaannya menjadi lebih baik.
Rose juga diam sedari tadi semenjak kepulangannya dari kediaman Enver. "Chaeng! You okay? Apakah kau tidak bisa menuruti permintaan ayah untuk membantu keluarga Enver?" tanya ayah Park.
"I'm fine, bukan begitu hanya saja Jungkook itu orang yang menyebalkan appa, dia saja tak pernah mau melihat wajahku dan selalu berkata kasar. Jika aku jadi pengacaranya aku bisa bisa menuntut klien ku karena sangat menyebalkan," Rose terlihat sangat lucu jika sedang merajuk, kedua pipinya menggembung dan merah seperti tomat.
"Hahaha tak apa nak, ayahnya juga begitu ketika muda. Mungkin kau harus lebih dekat dengannya agar rasa menyebalkan itu berubah menjadi nyaman," kata ayahnya sedikit menggoda.
"No appa! Apa yang kau bicarakan? Ini hanyalah hubungan klien dengan pengacaranya. Tak lebih!"
"Kau sangat lucu Chaeng jika sedang merajuk seperti ini, lihatlah pipimu seperti tomat," goda ayahnya pada Rose. "Appa! Sudahlah aku ingin tidur sekarang."
Makasih banyak banyak guys! Tinggalkan jejak yupp!!
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast
FanficSemuanya terlalu cepat mereka berdua lalui. Angan - angan yang belum tercapai bahkan perjalanannya baru saja dimulai, harus terenggut oleh keadaan yang memaksa mereka menggunakan satu jalan dengan berbeda tujuan. Pertanyaannya disini, siapa yang ak...