--
Pagi pagi sekali Jungkook terbangun karena dering telepon yang sangat mengganggu. Ia bangun dan mengecek jam, ini masih jam 3 pagi dan sangat pagi untuk menelepon seseorang. Tidak sopan. Namun Jungkook tidak jadi merutuk saat nama Ayah tertera di panggilan telepon.
Rose juga ikut terbangun dengan mata sayup. "Siapa?" tanyanya dengan suara parau pada Jungkook.
"Ayahku, biar aku angkat dulu" kata Jungkook dan kembali merebahkan dirinya pada ranjang.
"Wae appa? Kenapa pagi sekali, apa ada hal mendesak?"
"Mwo! Bagaimana bisa?" ucap Jungkook sedikit terkejut dan Jungkook sadar sepenuhnya beranjak duduk.
Jungkook menutup telepon dan menatap kedepan dengan tatapan kosong dan keterkejutan disana. Rose yang menyadari perubahan Jungkook pun mengusap punggung Jungkook dan bertanya padanya. "What's wrong?"
"Paman Lee meninggal"
"Siapa Paman Lee?" Tanya Rose pada Jungkook yang masih setia melamun.
"Adik ayahku, dia berada di Korea. Serangan jantung" jawab Jungkook dengan suara lemas dan parau.
Rose yang mengerti dan bertindak memeluk Jungkook dari belakang menyandarkan kepalanya pada punggung dengan tangan yang mengait di perut kencang Jungkook. Jungkook membalas dengan mengusap tangan Rose lembut dan pelan.
"Hh..aku terkejut. Dia adalah paman sekaligus teman dekatku. Dan ternyata paman akan langsung dikebumikan setelah ini. Aku tak bisa melihatnya untuk terakhir kalinya" ucap Jungkook lirih.
"Aku mengerti, doakan saja yang terbaik untuknya. Kita manusia tidak bisa melakukan apa apa Jung. Jangan menyesal, ini bukan salahmu karena tidak sering berkunjung padanya oke?" tutur Rose mencoba menenangkan.
"Tentu.. sudah ayo kita tidur lagi. Kau pasti lelah kan? Kau pulang larut kemarin." Ucap Jungkook menoleh ke belakang,
"Tidak, aku akan menemanimu. Kau pasti tidak bisa tidur lagi setelah ini" ucap Rose yang masing berada di punggung Jungkook.
Jungkook tersenyum dan melepas tangan Rose yang melilit di perutnya dan merebahkan diri diikuti Rose. "Tak apa ayo kita tidur lagi sekarang okay. Jika kau ingin menghiburku, temani aku seharian ini dan berkunjung ke rumah appa" kata Jungkook dengan memeluk Rose menenggelamkan kepala pada perpotongan leher sang wanita. Rose mengangguk dan mengusap surai Jungkook.
"Okay, aku akan meminta Jessie mengosongkan jadwalku hari ini"
--
Ayah, ibu dan adik Jungkook berada di ruang tengah. Mereka tentu saja sedang berduka dengan kepergian adik dari ayah Jungkook. Hari ini Somi, dan ayahnya meliburkan diri. Somi juga ikut bersedih karena ia juga sangat dekat dengan pamannya. Ayah Jungkook yang paling pusing disini, bukan hanya berkabung bersedih melainkan ia juga harus memutar otak bagaimana nasib perushaan kantor yang dipimpin mendiang adiknya. Tak lama dari itu Jungkook datang bersama Rose di sampingnya, ibu Jungkook menyambut dan memeluk Jungkook.
"Eomma, apa paman sudah lama mempunyai penyakit ini?" Tanya Jungkook setelah melepas pelukan dengan ibunya.
Ibu Jungkook menggeleng dan kembali mengusap surai sang anak.
"Eomma dan appa mu tak tau jika paman memiliki riwayat jantung. Ini benar benar sangat mengejutkan kami nak.."
Ibu Jungkook beralih mengecup kening Rose dan ikut memeluknya.
Seharian ini Jungkook dan Rose menghabiskan hari dirumah ayah Jeon, Jungkook dan Rose juga memang berniat untuk menginap malam ini.
Jungkook dan ayahnya sedang berbicara berdua di ruang baca. Pembicaraan kali ini terlihat serius karena ayahnya membicarakan perihal kekosongan pemimpin di Korea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast
FanfictionSemuanya terlalu cepat mereka berdua lalui. Angan - angan yang belum tercapai bahkan perjalanannya baru saja dimulai, harus terenggut oleh keadaan yang memaksa mereka menggunakan satu jalan dengan berbeda tujuan. Pertanyaannya disini, siapa yang ak...