--
Dini hari sekali Rose menekan bel gerbang istana mertua dengan Junghwan digendongannya.
"Oh, Mrs. Rosie! Kenapa tidak memberitahu kami jika akan datang?"
"Sorry, ini sangat mendadak. Apa kau bisa menolongku menggendong Junghwan?"
Penjaga rumah itu mengangguk dan segera mengantar Rose sampai depan rumah utama. Pria itu mengetuk rumah utama, dan beberapa maid sudah datang membukakan. Rose segera masuk dan duduk di ruang tamu menunggu orang rumah menghampirinya.
"Rosie! Malam malam sekali, kau datang tanpa memberitahu kami. Ada apa?" itu ibu mertuanya dengan gaun tidur memeluk sang menantu. Rose sudah berkaca kaca, benar benar merasa bersalah harus datang kemari malam malam. Tapi ini sangat mendadak ia tak tahu harus kemana lagi.
"Please take my grandson to Justin's room" perintah ibunya pada salah satu maid. Ayah Jungkook juga sudah turun ke bawah, sama terkejutnya dengan kedatangan menantu secara tiba tiba, ayah dan ibu Jungkook mengajak Rose masuk ke dalam ruang kerja untuk membicarakan hal ini, karena mereka merasa ada yang tidak beres.
"Eomma, appa. Maafkan aku.." lirih Rose dengan tangisan yang berusaha ia tahan.
"Ada apa? Kemana Jungkook, kenapa kau kemari sendirian?"
Rose menghela napas, bersiap menceritakan kejadian yang menyebabkan ia kemari hanya bersama sang anak.
Butuh beberapa menit untuk menyelesaikan cerita dengan tangisan Rose yang tak bisa ia bendung. Ayah dan ibu Jungkook kecewa, jelas sekali kecewa terlihat di dalam sorot matanya.
"Rosie, maafkan kami.." ayahnya meminta maaf terlebih dahulu, karena merasa bersalah dengan tindakan anaknya.
"Tidak appa, aku yang minta maaf pada kalian. Aku dan Junghwan yang tak cukup menjadi kebahagiaan Jungkook, maafkan aku..."
Wanita mana yang meminta maaf jika diselingkuhi? Hanya Rose kurasa. Tangis ibu Jungkook ikut pecah setelah mendengar penuturan Rose yang sangat tulus.
"Tidak jangan meminta maaf pada kami, Jungkook yang bodoh melewatkan kebahagiaan sesungguhnya di depan mata."
Ibu Jungkook memeluk Rose erat, sangat erat karena Rose sedang dan butuh tempat untuk menumpahkan tangisnya didepan ibu mertua.
"Sudah, kau istirahatlah bersama Junghwan di kamar Jungkook. Kita bicarakan lagi besok pagi." Ucap ayah Jungkook mengusap kepala Rose dan mencium pucuk kepalanya kemudian. Rose mengangguk dan segera menuju dimana Junghwan berada.
--
Beruntung sekali Junghwan tidak merengek untuk pulang atau bertemu daddy nya, Rose bahkan sudah meminta izin dan meminta pertimbangan kepada sekolah Junghwan jika ia tidak sekolah selama satu bulan, dan berakhirlah Junghwan yang akan diberi tugas dan belajar melalui video. Junghwan bersekolah di taman kanak kanak elit, jadi sangat mudah mendapat izin mengingat peraturan sekolah tidak terlalu ketat dan fleksibel. Sudah sekitar dua minggu Rose disini bersama sang anak menenangkan diri, orang tua Jungkook juga mendukung keputusan Rose untuk kemari. Jungkook harus bertanggung jawab atas segala perbuatannya.
"Eonni, sejak kapan oppa berbuat seperti itu? Aku malu sekali astaga.."
"Jika dihitung, mungkin sudah 1 bulan yang lalu oppa mu memulainya.." jawabnya sembari mengaduk susu untuk Junghwan di dapur.
"Aku benar benar tak percaya oppa melakukan itu padamu. Maaf.." remaja yang akan sedang skripsi itu murung dan menunduk lesu.
"Iya Somi, semoga oppa mu lekas membaik.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast
FanfictionSemuanya terlalu cepat mereka berdua lalui. Angan - angan yang belum tercapai bahkan perjalanannya baru saja dimulai, harus terenggut oleh keadaan yang memaksa mereka menggunakan satu jalan dengan berbeda tujuan. Pertanyaannya disini, siapa yang ak...