Bab 42

633 68 2
                                    

--

Seminggu setelah kejadian Jungkook yang merajuk, akhirnya Jungkook pergi ke Busan untuk urusan bisnis dengan Jimin. Rose sudah bangun pagi pagi sekali untuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan Jungkook selama 4 hari. Ia juga bersama bibi Kang menyiapkan makanan dan camilan yang sekiranya bisa Jungkook makan disana bersama Jimin. Setelah dirasa siap, ia naik ke atas dan membangunkan Jungkook.

"Jungkook, wake up! Rise and shine! Sudah jam 8 pagi, tersisa dua jam lagi sebelum kau berangkat!"

Jungkook yang sedang di posisi tengkurap menoleh ke arah Rose dengan muka bantalnya. Rose gemas dengan muka Jungkook yang sedang bangun tidur, ia bahkan sangat senang mengamati wajah Jungkook jika Rose bangun terlebih dahulu dari Jungkook hanya untuk menyempatkan melihat muka bantal suaminya.

"Sudah, nanti lagi tidurnya. Kau bisa tidur di kereta," ucapnya sembari mengelus pipi Jungkook. Akhirnya dengan berat hati, Jungkook bangun dan langsung menuju kamar mandi. Namun sebelum benar benar masuk, ia menoleh dan menatap Rose. "Kau sudah mandi? Ayo masuk," ajaknya.

"Aku sudah mandi. Jangan mengada ada Jungkook. Aku tunggu di bawah."

Membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk Jungkook mandi dan berpakaian, ia turun ke bawah sambil mengenakan jam tangannya serta dasi yang ia gigit untuk diminta dipakaikan Rose.

"Chaeng, pakaikan dasiku.."

Rose yang menyadari Jungkook butuh bantuan, mematikan televisi dan menuju Jungkook untuk membantunya.

Setelah selesai sarapan Jungkook tiba tiba mengangkat tubuh Rose untuk duduk di meja yang sudah di bereskan beberapa waktu lalu. "Akh!" pekik Rose terkejut. Jungkook sudah mendusal kepalanya kesana kemari dan tak lupa leher jenjang Rose yang sudah mendapat cumbuan bertubi tubi.

"Datang bulanmu sudah selesai kan? Masih ada waktu satu jam." Ucap Jungkook memohon. Rose mendengus dan menyingkirkan kepala Jungkook.

"No! Belum selesai, jika sudah selesai pun aku tidak akan mengizinkanmu melakukannya. Satu jam tak cukup untukmu. Mesum!"

Jungkook melemas dan melepas pelukannya pada Rose dan menjatuhkan diri di kursi, Rose yang melihatnya pun tersenyum merasa berhasil mengerjai sang suami. Sebenarnya sudah selesai, tapi Rose belum yakin sudah selesai betul atau belum. Rose belum mengeceknya lagi. Tak lama kemudian Jimin datang dengan setelan jas berwarna biru tua dengan rambut yang sepertinya baru dirapikan di salon.

"Sudah cukup adegan romantisnya. Ayo Jungkook kita berangkat, klien mengganti pertemuan setengah jam lebih awal, itu artinya kita harus berangkat sekarang."

Jungkook yang mendengarnya mengangguk dengan lesu dan membantu Rose turun dari meja makan. Rose sesegera mungkin mengambil sesuatu di meja pantry, dua buah tas kecil. Dan di serahkan pada Jungkook.

"Ini untukmu, isinya kacang almond, ada beberapa pena untuk jaga jaga, ada buku catatan kecil, lalu ada beberapa P3K disana."

"Dan ini untukmu oppa, isinya sama saja. Dan ada obat sakit kepala untukmu yang sering pusing." Jimin menggaruk tengkuknya dan sedikit sungkan menerima pemberian Rose disaat Jungkook disampingnya sudah menatap kurang enak.

"Jangan pedulikan dia dan terima ini, dan Jungkook hentikan tatapanmu itu!"

Jungkook tambah lesu saat Jimin menerimanya dan tersenyum pada Rose.

"Sabar! Aku harus bersikap professional." Monolog Jungkook pada dirinya sendiri.

­Hubungan Jungkook dan Jimin agak merenggang sejak kejadian keguguran Rose waktu itu, mereka akan bertegur sapa sewajarnya saja dan kembali bersikap professional disaat jam kerja.

Too FastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang