Author Pov
Flashback
Pagi yang cerah di sebuah rumah panti asuhan di pinggiran kota ini selalu ramai setiap hari, panti asuhan yang memiliki 4 pengasuh tetap dan 30 anak panti tak akan pernah sepi setiap harinya. Maria adalah nama dari pengasuh tertua disana yang sedang berjemur sembari mengawasi anak anaknya, Maria sudah cukup tua untuk mengurus panti dan 30 anak.
Memiliki 4 pengasuh saja belum cukup untuk mengurus anak anak ini, panti asuhan sudah mulai kehilangan para donatur. Sebelumnya panti asuhan ini memiliki lebih dari 50 anak untuk diurus, namun tiba tiba ada sepasang suami istri yang tiba tiba mengadopsi 10 anak tertua disana. Kemudian satu bulan berikutnya datang lagi beberapa pasang suami istri yang mengadopsi anak anak disini. Ia sangat bersyukur anak anak bisa memiliki seorang ayah dan ibu sekarang. Pagi itu ada seorang pria ber jas hitam datang ke panti asuhan, awalnya Maria kira adalah orang yang akan mengadopsi salah satu anak, namun ternyata mereka adalah anak buah dari sebuah perusahaan yang ingin membangun cabangnya disini. Kami sedikit berbincang pada mereka tentang niatan mereka jika panti ini akan digusur.
"Tuan lalu bagaimana nasib anak anak ini jika panti ini digusur?" tanya Maria penuh khawatir. Maria bisa saja pulang ke kampung halaman menikmati masa tua disana, namun bagaimana nasib anak anak jika panti digusur.
"Tenang Nyonya kami tak akan menggusur kalian dengan cara yang kejam. Kami akan memberi kalian penawaran, yang tentu saja tidak akan merugikan kalian. Kami sudah tahu duduk permasalahan di panti ini. Kekurangan biaya kan Nyonya?" tanyanya selidik.
Maria terkejut bagaimana bisa mereka mengetahui hal ini secepat itu?
"Ya benar, panti kami memang sudah mulai kekurangan donatur karena panti asuhan ini sudah tertutup gedung gedung tinggi dan lagipula siapa yang akan melirik kami?"
"Maka dari itu Nyonya kami memiliki dua pilihan. Pertama, bagaimana jika anak anak serta pengasuh panti disini kami pindahkan dan digabungkan ke panti asuhan yang lebih besar di Kota Maslak. Tentunya kami sudah memiliki persetujuan dengan panti asuhan tersebut. Mengingat jumlah anak disini tak terlalu banyak. Dan pilihan kedua, kami akan bangunkan panti asuhan yang sama persis seperti ini di pinggir kota ini. Bagaimana Nyonya? Kami akan memberi anda waktu 3 hari untuk berdiskusi dengan anak anak disini. dalam waktu 3 hari kami akan kembali." Katanya dan langsung beranjak berniat pergi dari sana.
"Tuan terimakasih atas penawaran kalian, kami akan memberi tahu kalian setelah tiga hari. Tapi mau dibuat apa lagi kami memang harus pindah dari sini mengingat sebentar lagi lahan ini akan digusur." Jawab Maria berkaca kaca, karena mungkin memang saat inilah ia melepaskan anak anaknya.
Malamnya Maria mengumpulkan 4 pengasuhnya di ruang tengah. Disana sudah ada Ahu, Ahmed, Canan, dan Iskander. Maria menjelaskan keadaan panti asuhan yang memang sudah perlu dipindahkan. Maria sudah berpikir berkali kali untuk penggabungan panti asuhannya dan memindahkannya ke kota Maslak.
"Nyonya aku tidak setuju dengan keputusanmu menggabungkan anak anak ke kota Maslak bagaimana jika mereka mendapat perlakuan yang buruk disana?" tukas Iskander tak terima, namun berbeda dengan pengasuh lainnya yang sepertinya sudah setuju dengan keputusan Maria.
"Iskander dengarkan aku, keuangan kita sudah menipis dan hanya cukup untuk memberi makan anak anak itu selama 2 bulan kedepan. Lalu bagaimana bulan berikutnya?" jawab Maria.
"Nyonya aku yakin pasti akan ada orang tua baru yang akan mengadopsi anak anak," yakin Iskander dengan menggebu gebu. Semua yang berada disana tak habis pikir dengan Iskander bagaimana bisa ia yakin dengan hal tersebut.
"Iskander jangan bicara omong kosong tak mungkin akan ada orang tua yang akan mengadopsi 30 anak sekaligus! Gunakan otakmu!" jawab Ahmed setengah emosi kepada Iskander.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast
FanfictionSemuanya terlalu cepat mereka berdua lalui. Angan - angan yang belum tercapai bahkan perjalanannya baru saja dimulai, harus terenggut oleh keadaan yang memaksa mereka menggunakan satu jalan dengan berbeda tujuan. Pertanyaannya disini, siapa yang ak...