--
Rose terbangun karena suara alarm yang memekak di telinganya, dengan segera tanpa ingin mengganggu tidur seseorang disebelahnya ia bangun dan menyiapkan segala kebutuhannya dan sang suami.
Rose menyiapkan semuanya, dari sarapan, baju Jungkook yang sudah di setrika dan di gantung di depan lemari agar Jungkook melihatnya. Sepatu, dasi, jam tangan juga ia siapkan diatas celana yang akan dikenakan Jungkook. Setelah ia bersiap dan akan segera pergi, Rose menyempatkan pamit pada Jungkook.
Rose masuk kedalam kamar dan melihat Jungkook masih mendengkur halus nyaman dengan tidurnya. Ia mengusap kepala Jungkook pelan agar tidak terkejut. "Hei, maaf membangunkanmu. Tapi aku ingin pamit, aku akan berangkat sekarang,"
"Emm sepagi ini? Aku akan mengantarmu," ucap Jungkook dengan suara serak bangun tidur.
"Tidak perlu, kau istirahat saja eoh? Kau pulang sangat larut kemarin, aku akan diantar supir jadi tenang saja. Kau akan berangkat jam berapa nanti?" tanya Rose yang masih setia mengusap kepala Jungkook yang membuka sebagian matanya, sangat menggemaskan. Bayangkan!
Jungkook hanya bisa menikmati sentuhan Rose dan menatap Rose namun sedikit kabur karena masih mengantuk. Dan mendusal kepala Jungkook diperut Rose. "Aku akan berangkat jam 9 pagi nanti, dan malam ini aku tidak lembur,"
"Yahh sayang sekali, aku lembur malam ini. Akan ada beberapa pertemuan dengan klien dan sidang nanti. Kau lanjutkan saja tidurnya. Aku pergi!" ucap Rose kemudian mencium pipi Jungkook dan beranjak pergi.
"Aku akan menjemputmu nanti Chaeng!" ucap Jungkook dari dalam kamar.
"Okay! Bye!"
--
Jungkook terbangun setelah mendapat panggilan alarm dari ponselnya. Terbangun dan yang pertama ia pikirkan adalah Rose. Mungkin ia berpikir bahwa perkataan Rose tentang Turki ada benarnya, ini saatnya ia mengatakan selamat tinggal sebenarnya pada Turki beserta isinya atau jika tidak Jungkook akan terus dibayangi dengan Hanna dan semuanya. Kemudian ia menelepon ibunya.
"Eomma, kau sedang apa?"
"Wae? Kenapa pagi pagi menelepon? Eomma sedang di rumah," ucap ibunya dibalik telepon.
"Aku dan Rose akan berlibur ke Turki eomma,"
"Honeymoon? Ke Turki? Benarkah?" tanya ibunya sangat antusias.
"Bukan! Kami berlibur eomma,"
"Itu namanya honeymoon Jung!"
"Ck, jadi eomma mau ikut atau tidak? Kami berencana berangkat minggu depan,"
"Ehmm bagaimana ya, kami pasti akan mengganggu kalian hihihi. Lagipula ada ujian akhir untuk Somi jadi aku dan ayahmu harus mendampinginya,"
"Benarkah? Sayang sekali,"
"Coba kau ajak saja besan, mungkin mereka mau,"
"Ah iya benar, aku akan mampir kerumah ayah mertua sebelum berangkat kerja,"
Setelahnya sambungan terputus dan Jungkook segera menuju kamar mandi untuk bersiap.
Sebelum Jungkook menuju kantor, ia singgah kerumah ibu dan ayah mertuanya, tak enak jika berbicara lewat telepon pikirnya. Sesampainya disana tentu saja Jungkook disambut oleh ibu dan ayah Rose dengan hangat, Jungkook langsung mengatakan perihal ia datang kerumah namun ayah dan ibu Rose memutuskan untuk tidak ikut karena alasan kesehatan ibu Rose yang benar benar harus bedrest sementara ini. Alice yang juga ikut andil dalam percakapan pagi itu memutuskan untuk ikut adiknya sekaligus pulang. Waktu berlibur sudah habis dan kembali pada pekerjaanya. Jungkook sedikit lega karena Alice akan menyiapkan semua akomodasi disana.
--
Dimalam harinya pada jam 10, ia mendapat pesan dari istri meminta di jemput. Saat itu Jungkook sedang berada di dalam kamar mandi. Ketika mendapat pesan ia langsung segera menyelesaikan urusannya dan langsung turun menuju lobby tanpa sadar bahwa ia hanya mengenakan celana pendek rumahan. Yang terpenting Rose tidak menunggunya terlalu lama.
Sedangkan Rose sebenarnya sudah selesai dari tadi namun ia beristirahat dulu di sofa ruangannya, masih memikirkan Jungkook waktu mereka membicarakan liburan ke Turki. Rose merasa itu salah, seharusnya ia tidak memaksa Jungkook waktu itu. Ia memikirkan berbagai kata yang ingin ia sampaikan pada Jungkook untuk mengurungkan kemauannya tentang kepergian ke Turki.
Ia memutuskan untuk turun ke bawah menunggu Jungkook di lobby, sudah cukup lelah ia memikirkan pekerjaan hari ini. Baru saja ia menunggu Jungkook selama 10 menit, sudah terlihat mobil Jungkook dari kejauhan yang mulai mendekat. Ia beranjak berdiri menghampiri bersamaan Jungkook yang keluar dari mobil.
"Hai!" sapa Jungkook dari kejauhan sambil melambaikan tangan dan jangan lupakan senyumannya yang sangat menggemaskan.
Rose yang melihatnya langsung berlari menghampiri Jungkook dan menghambur kedalam pelukan sang adam. Sangat erat hingga Jungkook dengan semangatnya juga membalas pelukan itu.
"Wae? Kenapa berlari begitu melihatku?" tanya Jungkook sambil mengusap surai sang istri.
"Kau mengabaikanku kemarin, maafkan aku. Kita bisa pergi liburan kemanapun kau mau. Aku tak akan memaksamu untuk pergi ke Turki, jadi jangan abaikan aku lagi," tutur Rose teredam dalam pelukan.
"Tidak tidak, aku baru saja akan mengatakan bahwa kita bisa pergi ke Turki minggu depan. Alice noona sudah menyiapkan akomodasinya, jadi kita hanya tinggal berangkat saja,"
"What? Kau menyetujui?"
"Tentu saja, jika kau berada di dekatku aku akan siap melakukan apapun,"
Rose spontan mendongakkan kepalanya menghadap kearah wajah Jungkook."Benarkah?"
"Tentu saja, dan maafkan aku mengabaikanmu kemarin,"
Rose melepaskan pelukan dan mundur beberapa langkah. "Tunggu, kau memakai celana seperti ini dari tadi?"
"Ne? Astaga! Ayo cepat masuk!" Jungkook dengan terbirit membuka pintu mobil meninggalkan Rose yang masih di luar dengan tertawa terbahak bahak.
"Hahaha kau ini, kenapa memakai celana seperti itu?"
"Aku lupa, tadi aku sedang buang air saat mendapat pesan darimu. Jadi aku tak sadar belum menggunakan celana yang benar,"
"Oke oke, untung saja tidak banyak orang tadi, ayo pulang. Aku sudah lelah,"
"Siap Nyonya Jeon!"
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast
FanfictionSemuanya terlalu cepat mereka berdua lalui. Angan - angan yang belum tercapai bahkan perjalanannya baru saja dimulai, harus terenggut oleh keadaan yang memaksa mereka menggunakan satu jalan dengan berbeda tujuan. Pertanyaannya disini, siapa yang ak...