Jungkook Pov
At Airport
Aku berangkat ke bandara dan terbang ke Australia sendirian, tak ada pengawalan seperti biasanya atau aku akan menjadi sorotan para wartawan karena lari dari tanggung jawab. Karena disetiap kegiatanku semua disorot oleh kamera. Menjadi orang yang cukup berpengaruh di Turki menjadi alasan mengapa aku disoroti oleh mereka. Dan disinilah aku dengan pakaian serba hitamku serta topi dan masker yang tak lupa kukenakan. Aku juga tak membawa barang banyak. Hanya ransel dipunggungku dan sebuah tas kamera dan perangkatnya. Lelah pasti, aku selalu dihantui oleh paparazzi kemanapun aku berada, bahkan kekasihku saat ini tak pernah dikenal publik manapun. Aku tak mau jika ia menjadi bahan gossip orang orang.
Aku akan tiba di rumah ayahku malam hari, sengaja memang aku mengulur waktu dimana ayah dan ibuku sudah tidur. Aku tak mau mendapatkan banyak pertanyaan malam ini, aku sangat lelah dan ingin segera tidur di kamar lamaku.
Dipagi hari ternyata ibuku mendapat kabar dari penjaga rumah jika aku pulang tadi malam.
"Yak!! Jeon Jungkook! Bangun kau dasar anak nakal bagaimana bisa pulang tanpa memberi kabar pada Ibumu?! Bangun kau biar ku beri pelajaran! Dasar anak nakal!" ucpa ibu yang sudah menggoncangkan badanku begitu kasar dan kuat. Dan ternyata aku salah sangka, pulang pada malam hari bukanlah rencana yang baik karena tidurku terganggu dengan teriakan ibu pagi ini.
"Arrggh Wae? Ibu aku masih mengantuk, biarkan aku tidur satu jam lagi atau aku akan pusing nantinya" ujarku yang masih mengantuk.
"Tidak tidak! Jangan tidur lagi bangunlah. Ayahmu sudah menunggu dibawah, dan kau pun harus sarapan!"
"Ne? Appa tak pergi bekerja?" tanyaku sedikit takut.
"Bagaimana bisa ayahmu mu bekerja sedang kau ada dirumah? Ibu sudah mendengar semua yang sedang terjadi disana, dan itulah alasan kau pulang kan?" kata ibuku sembari mengelus pelan pipiku, sangat lembut seperti terakhir kali kami bertemu. Aku benar benar sudah siap sepertinya mendengar omelan ayahku setelah ini.
Ayah itu sangat keras padaku, aku adalah anak laki laki satu satunya dan setelahnya pasti aku akan bertanggung jawab pada keluarga ini kelak. Inilah alasan mengapa diusia ku yang muda sudah berada di negara orang untuk memimpin sebuah perusahaan. Memang aku sempat menolak permintaan ayah, jelas saja aku tak mau jika begitu lulus dari universitas langsung dikirim ayahku keluar negeri untuk melanjutkan belajar disana untuk memimpin perusahaan. Lamunan ku berakhir setelah ibu kembali berbicara padaku. "Sudah tak perlu khawatir, ibu siap melindungimu jika ayah melakukan yang tidak tidak kepadamu." Aku sangat beruntung memiliki ibu yang baik seperti ini, Ibu juga sama keras nya dengan ayah namun bedanya ibu masih memiliki hati. Ayah benar benar sangat keras pada aku dan dididik untuk menjalani hidup yang keras di kehidupan kedepannya.
"Oppa!!"
Oh suara melengking itu akhirnya kudengar juga, dia Jeon Somi 18 tahun bermuka sangat bule daripada dengan ku. Dia cantik dan memiliki perawakan badan yang tinggi dan sudah menjadi model dimana mana. Jadi dahulu sewaktu aku masih berumur 7 tahun, ayah dan ibu mengadopsi Somi sebagai adikku. Ia berasal dari keluarga kami sendiri yang ayah ibunya sudah meninggal karena kecelakaan. Somi juga sudah mengetahui jika ia bukan anak kandung ayah ibuku namun aku tetap menyayanginya sama seperti adikku sendiri.
"Oppa! Kenapa tak minta jemput?" suaranya terdengar tidak begitu jelas karena ia sedang sibuk memelukku dari depan.
"Maafkan oppa, aku hanya tak ingin merepotkanmu, lagian kau pun akan bekerja kan?"
"Tidak aku sedang tidak menerima pekerjaan apapun saat ini, aku ingin focus dengan sekolahku, aku sudah masuk perguruan tinggi oppa kau tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast
FanfictionSemuanya terlalu cepat mereka berdua lalui. Angan - angan yang belum tercapai bahkan perjalanannya baru saja dimulai, harus terenggut oleh keadaan yang memaksa mereka menggunakan satu jalan dengan berbeda tujuan. Pertanyaannya disini, siapa yang ak...