Bab 43

629 75 3
                                    

--

Jungkook sampai di rumah pada jam 10 malam, masuk ke dalam rumah dengan semangat untuk segera menemui Rose. Ia bahkan mendengar gelak tawa dari ruang TV ia pikir itu Rose yang sedang menunggunya pulang namun ternyata yang ada di sana adalah Bibi Kang dan Daniel sedang menonton acara malam. Senyum Jungkook seketika luntur karena ia tak melihat Rose disana.

"Aigoo, kau sudah pulang. Kenapa tidak memberi tahu bibi? Aku bisa masakan sesuatu jika bibi tau kau akan pulang Jungkook." Ucap Bibi Kang menghampiri Jungkook dan mengelus kepalanya.

Jungkook kebingungan. "Apa Rose tidak memberitahu kalian?" tanyanya.

Daniel dan Bibi Kang mengangguk bersama karena memang Rose tak memberi tahu orang rumah jika Jungkook akan pulang hari ini. "Noona pergi hyung. Bersama Lisa noona dan Tae hyung."

Jungkook semakin marah karena Rose tak memberitahunya sama sekali, jadi inilah alasannya mengapa tak ada kabar dari Rose seharian. Jungkook mencoba tenang, tak mau jika Bibi dan Daniel tau jika dia sedang kesal. Jungkook segera pergi ke atas menuju kamarnya.

"Apa perlu bibi siapkan air hangat untuk mandi atau minuman hangat untukmu?"

"Ehm, bawakan teh herbal saja bi. Taruh di nakas depan pintu kamarku ya?" tutur Jungkook lesu ditambah kesal karena tak disambut sang istri.

Bibi Kang mengangguk tersenyum dan langsung menuju dapur.

"Chaeyoung. Tunggu pembalasanku besok naughty girl."

--

"Oppa, apa kau bisa cepat sedikit? Ternyata Jungkook pulang malam tadi.." ucap Rose cemas setelah mendapat kabar dari Daniel tadi malam. Rose tak mengecek ponselnya karena langsung tidur. Taehyung sebisa mungkin membelah jalanan dengan penuh brutal karena jika Jungkook marah itu obatnya susah ditemukan.

Setelah sampai rumah dan berterimakasih pada Taehyung dan Lisa, Rose langsung menuju kamar menghiraukan bibi Kang yang terheran Rose terburu buru, ia sedikit kesusahan karena memakai rok pinjaman dari Lisa. Tadi pagi setelah mandi di hotel Lisa meminjamkan rok span nya pada Rose. Maklum Lisa itu model jadi ada banyak sekali pakaian yang tertinggal di mobil, tapi ini jadi kesialan Rose karena ia jadi sulit berlari.

Rose sampai dengan nafas terengah dan melihat Jungkook duduk di ranjang mereka dengan tablet di tangannya. Jungkook masih mengenakan kaus putih dengan celana boxer karena masih pagi jadi Jungkook belum berangkat kerja.

"J-jung, sorry.." cicitnya menghampiri Jungkook dan duduk di sebelahnya. Mencoba meraih tangan Jungkook dengan perlahan, namun nyatanya pria itu mencoba menghindar dan berniat untuk berdiri. Ia masih kesal. Rose menghentikan pergerakan Jungkook dan kembali terduduk.

"What? Aku akan berangkat kerja. Hampir terlambat." Ucap nya dingin dan mengalihkan pandangannya dari Jungkook. Rose sejenak berpikir mungkin bertindak nakal bisa meluluhkan kemarahan Jungkook. Rose melepas sepatunya dan duduk di pangkuan Jungkook. Sang pria sendiri tertegun dan mengedipkan mata berkali kali karena gugup. Rose sudah mengalungkan tangan di leher Jungkook dan menatapnya.

"Maafkan aku Jungkook. Ya? Serius kemarin itu aku sebenarnya sudah dalam perjalanan pulang, tapi jalanan macet karena ada kecelakaan. Kami menginap di hotel setelah itu" ceritanya panjang lebar sambil menatap Jungkook yang menatapnya dingin. Tak ada jawaban, hingga beberapa detik kemudian Jungkook melempat tabletnya dan melingkarkan tangannya ke pinggang.

"Kau tau betapa kesalnya aku karena tau kau tidak berada di rumah?" jawabnya dengan nada dingin khas Jeon Jungkook. Rose mengangguk menyadari kekesalan sang suami. "So, kau harus siap menerima hukumanmu."

"Jung, maafkan aku dulu eoh? Janji aku tak akan mengulanginya lagi, aku akan izin dahulu jika pergi ya?"

Jungkook tak peduli dan mulai bermain pada leher Rose kemudian melepas sweater yang menutupi kaus Rose.

"Jeonh.." suara Rose sudah berubah, ia terganggu dengan pergerakan Jungkook yang mengganggu di bawah sana. Ia bahkan tak menyadari jika rok spannya sudah terangkat karena ulah Jungkook.

"Ssht, kau harus menerima hukumanmu." Jungkook lanjut menggoda Rose dan membuat pergerakan lebih acak di bawah sana.

"Jungkookh aku lelah biarkan aku istirahat. Aw jangan dirobek, ini milik Lisa ish!" pekiknya sedikit kencang. Jungkook sudah sangat jauh dalam bergerak, Rose sudah tak bisa menolaknya lagi. Sial.

"Kalau begitu biar aku yang bekerja, cukup diam dan terima hukumanmu."

(Stop)

(lanjutin sendiri, gabisa aing nulis beginian)

--

Sudah jam 2 siang Jungkook masih tertidur, sebenarnya Rose sudah bangun dari setengah jam yang lalu. Mencoba melepas pelukan Jungkook itu sangat sulit, ditambah moodnya masih buruk.

"Jung, bangun. Lepaskan aku sebentar, aku butuh mandi.."

Tanpa di duga duga Jungkook dengan mata kantuknya bangkit dan menggendong Rose menuju kamar mandi.

"Round 2!"

Rose mendengus kesal, benar benar remuk badannya untuk hari ini.

--

"Jeon! Kau masih marah? Astaga aku bahkan sudah melakukan apa yang kau mau tadi. Sudahlah..maafkan aku..ya?"

Mereka sedang menonton film di ruang TV namun Jungkook tak bergeming dari tadi membuat Rose kesal. Jungkook mendengus dan menaruh kepalanya ke paha Rose menatap sang istri dari bawah.

"Ah sudah, aku lelah. Iya aku memaafkanmu, usap rambutku."

"Kau lelah? Kau sudah bekerja keras 4 hari ini. Bagaimana hasilnya?"

Jungkook hanya mampu mengangguk dan kembali menikmati usapan Rose dan menenggelamkan kepalanya pada perut rata Rose. "Halo, kapan kau datang lagi little Jeon? Semoga kerja keras ku siang tadi membuahkan hasil, daddy menunggumu.."

Cup !

Jungkook mengecup perut sang istri kembali, Rose berkaca kaca melihat bagaimana Jungkook begitu menginginkan anak darinya. "Berdoa Jungkook. Semoga Tuhan segera mengabulkan permintaan kita, yang penting sudah usaha kan?" Jungkook mengangguk dan berguling ke samping melanjutkan film yang mereka tonton.

--

Jeon Jungkook marah yeorobun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeon Jungkook marah yeorobun.

--

Makasih sudah mampir! See You!

Too FastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang