Rose tak mengantar ayahnya kedepan, ia langsung masuk kedalam kamar dan terjun ke ranjangnya. Masih menggunakan gaunnya yang tadi. Sudah malas dan lelah hanya sekedar menggerakkan badan. Tenggelam dalam bantal untuk meredam tangisan ia lakukan.
Sakit? Pasti. Bagaimana bisa ia tak tau bahwa ibunya sedang sakit, ia menjadi orang yang jahat karena sempat menganggap ibunya sudah tak sayang lagi. Setiap kali datang, ibunya selalu sedang tidur dan ayahnya meminta jangan mengganggu. Namun tidak disangka ternyata ia sedang sakit dan aku tak pernah menemaninya barang sebentarpun. Rose masih menangis di kamarnya sendirian di cuaca yang cukup dingin ini. Tiba tiba saja suara dering telepon dari ponselnya menghentikan tangisan Rose sejenak dan memeriksa siapa yang memangilnya.
Jungkook
Tertera jelas disana nama Jungkook terpampang disana. Dengan berat hati ia mengangkatnya. "Wae Jung?"
"Chaeng? Suaramu serak. Kau menangis? Apa yang terjadi? Kau baik baik saja?"
"Tidak apa aku baik baik saja sekarang Jung,"
"Tidak! Aku tau kau tidak baik baik saja setelah aku juga mendengar ayahku menceritakan semuanya mengapa kita dijodohkan, Chaeng..."
"Jung..... a-aku tak tahu apa yang terjadi barusan.. aku anak yang tidak berguna bagaimana bisa aku tak tau jika ibuku sedang sakit.. apa yang harus aku lakukan.... hiks,"
"Chaeng jika kau ingin menangis menangislah aku ada disini, maafkan aku."
Rose benar benar menangis selama ber jam jam, Jungkook juga tak sekalipun melewatkan tangisan Rose sampai pada akhirnya Rose lelah dan tertidur. Jungkook turut bersedih.
Jika Jungkook tau bahwa sesuatu terjadi pada orang tuanya namun tidak diberitahu ia juga pasti akan marah, kecewa dan sedih seperti Rose. Mendengar cerita dari ayahnya benar benar menyayat hati. Ia sempat menolak perjodohan karena menganggap ia memanfaatkan kesedihan orang lain demi keuntungan keluarganya. Namun ayahnya berkata bahwa hanya mereka yang bisa menolong keluarga Rose. Tak masuk akal memang, namun saat ini hanya keluarga Jungkook yang bisa dipercaya begitu pula sebaliknya. Orang tua hanya berharap semoga kebahagiaan akan timbul setelah ini.
--
Keesokan paginya Jungkook diminta oleh ayah Rose untuk datang ke apartemen. Takut terjadi apa apa pada Rose pikirnya, ayahnya masih belum berani menemui Rose secepat ini. Jungkook juga membawakan sarapan untuk Rose.
Sampai di depan apartemen, Jungkook tak berani mengetuk pintu karena pasti jika Rose tau ia datang pintu ini tidak akan terbuka. Namun kemarin Jungkook sempat diberitahu ayah Rose berapa password apartemen Rose. Pelan pelan Jungkook mencoba mengingat. Percobaan pertama ia gagal, dan percobaan kedua ia berhasil masuk dan langsung menaruh makanan yang ia bawa ke pantry. Memanaskan sedikit dan menuju kamar Rose.
Tok tok tok.
Tidak dikunci karena pintunya terbuka sedikit. Ketika membukanya, ia sudah melihat Rose masih tertidur dengan tubuh tertutup selimut seluruhnya.
"Chaeng, bangun... aku membawakanmu sarapan." Jungkook duduk di tepi ranjang. Rose terbangun dengan sisa tangisan yang terlihat di kelopak matanya.
"Sudah merasa lebih baik? Ayo sarapan aku sudah membawakanmu sandwich kesuka-.."
Belum juga kalimat Jungkook selesai, Rose sudah menubruk tubuh Jungkook dan memeluknya dan menangis lagi. "Jung biarkan seperti ini sebentar saja kumohon..hiks"
Jungkook tak berkata lagi dan membalas pelukan Rose tak kalah kuat. "Menangislah, namun berjanjilah padaku jangan menangis lagi setelah ini. Karena sebentar lagi aku yang akan membahagiakanmu, jadi aku tak akan membuat mu menangis lagi,"
Tangisan Rose menjadi jadi ketika Jungkook selesai berkata. "Chaeng, jangan menangis dan mulailah bahagia bersamaku. Aku akan membantu mewujudkan keinginan ibumu untuk membahagiakanmu,"
Rose masih saja betah menangis di pelukan Jungkook, dan sang pria juga tak keberatan jika bajunya basah karena air mata. Saat isakan tangis Rose sudah mereda, Jungkook menjauhkan Rose dan menangkup pipi si gadis dan mengusap sisa air mata. "Ayo sarapan, kau pasti sudah lapar."
Jungkook meraih tangan Rose dan mengajaknya ke dapur, sandwich ia siapkan didepan Rose. Namun Rose masih saja melamun belum sadar sepenuhnya dari tidur dan tangisannya barusan. Jungkook yang melihatnya sudah tidak tahan lagi dan mengangkat sandwich ke depan mata.
"Ayolah makan, jangan menyiksa dirimu sendiri. Dan sandwich ini buatan Somi, dia pasti akan kecewa jika tau kau tak memakan sandwich nya."
Akhirnya Rose menerima sandwich dan memakannya. Setelah gigitan pertama masuk kedalam mulutnya, matanya melotot dan tersenyum "Wahh enak..."
Jungkook ikut senang jika Rose sudah tidak sedih lagi karena sandwich. Merekapun melanjutkan sarapannya.
Happy Birthday My Precious Bunny!! Umur nya bertambah..udah gede. Seneng banget waktu tadi siang dia ngelive bareng semua member, mana rambutnya lucu banget.
Let's be happy ya Jeon! Love U! Purple U!
Makasih semua!! :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast
FanfictionSemuanya terlalu cepat mereka berdua lalui. Angan - angan yang belum tercapai bahkan perjalanannya baru saja dimulai, harus terenggut oleh keadaan yang memaksa mereka menggunakan satu jalan dengan berbeda tujuan. Pertanyaannya disini, siapa yang ak...