---
Rose yang sedang bermain ponsel dikejutkan oleh kedatangan Jungkook yang tiba tiba. Baru saja mengantre tapi kenapa cepat sekali kembali pikirnya.
"Dimana kopiku?" tanya Rose
"Temanku sudah datang, dia menggantikan aku mengantre tadi,"
"Okay baiklah."
Setelah menunggu hampir setengah jam, akhirnya pesanan dan teman mereka sudah datang. Jimin membawa nampan berisi 3 kopi dengan hati hati. Jungkook yang melihat Jimin sedang kebingungan mencari keberadaannya melambaikan tangan agar Jimin tau dimana posisinya. Rose masih sibuk dengan ponselnya, berkabar dengan Jessie katanya.
"Jim! Kemari! Duduk disampingku, akan kuperkenalkan calon istriku padamu. Chaeng! Perkenalkan dia Jimin sahabat sekaligus tangan kanan perusahaanku,"
Jimin sedikit kebingungan dengan panggilan yang dimaksud Jungkook adalah sama dengan seseorang yang pernah Jimin kenal sebelumnya. 'Oh tidak kau kah itu?' ucapnya dalam hati.
Jimin kembali memfokuskan mata pada perempuan di seberangnya, memastikan bahwa bukan seseorang yang ia maksud.
'Astaga dia benar benar Chaeyoung!' setelah menatap wajah wanita yang dimaksud calon istri Jungkook, perasaan Jimin seperti jatuh dari berpuluh puluh lantai gedung. Ada perasaan sakit hati, kecewa dan menyesal disana.
Begitu pula dengan Rose, ia juga sama sama terkejutnya dengan Jimin. Pantas saja dia tadi mencium parfum kesukaan seseorang yang ia tau pasti itu adalah Jimin. Perasaan Rose tentu bergemuruh ketika melihat Jimin dihadapannya. Begitu banyak perubahan yang ada pada diri Jimin sebelum mereka mengakhiri hubungan.
Ya! Jimin dan Rose pernah menjalin hubungan. Sangat rumit dijelaskan bagaimana hubungan mereka berakhir. Begitu sangat menyayat hati saat mereka kembali bertemu namun dengan status diantaranya yang akan berubah menjadi milik seseorang.
Jungkook merasakan atmosfer yang sangat tidak enak disana. Melihat Jimin dan Rose saling menatap satu sama lain. Sangat sangat sulit diartikan dari tatapan mereka berdua.
"Chaeng! Kau melamun? Ini Jim-..."
"A-aku i-ingin pulang sekarang Jung... aku pergi dulu," ucap Rose terputus putus dan ekspresinya penuh dengan kebingungan disana. Dia berlari meninggalkan meja dan memilih untuk pulang dengan tangisan.
"Hei! Chaeng! Tungg-.." ucapan Jungkook terputus karena Jimin sudah menahan tangannya.
"Ck! Lepaskan Jim! Aku tak mau terjadi apa apa dengannya!" usahanya untuk melepaskan tangannya nihil masih saja terjerat di dalam tangan Jimin.
"Tunggu! Jadi Rose adalah calon istrimu? Bagaimana bisa?" tanya Jimin terheran.
"Kau mengenalnya hyung?"
"Maaf Jung.." ucap Jimin tertunduk
"Kenapa meminta maaf?"
"Rose adalah mantan pacarku.."
"Mwo! Kau tak pernah menceritakan ini padaku hyung!"
Jimin kemudian melepaskan cengkraman.
"Akan ku jelaskan, atau Rose nanti mungkin akan menjelaskan. Lebih baik kau kejar saja dia,"
--
Rose sudah berada di lobby, ia ingin kabur. Namun sialnya tas Rose berada di dalam mobil Jungkook. Ia masih menangis tertunduk dengan posisi berjongkok dan kepalanya ditenggelamkan diantara dua kakinya. Masih belum bisa mempercayai pertemuannya dengan Jimin. Seharusnya Rose tidak menangis melihat Jimin tadi. Seharusnya dia tidak akan kecewa lagi jika mengingat kejadian yang dulu dulu. Rose sudah beberapa kali memantapkan hati bahwa ia akan baik baik saja tanpa dan adanya Jimin. Namun kenyataannya dia masih belum bisa melupakan segala yang pernah mereka lakukan berdua. Terlalu banyak dan sulit di lupakan. Peristiwa persitiwa yang bahagia maupun menyedihkan masih saja terlihat dipelupuk mata, sangat dekat hingga sangat sulit dilupa.
Akankah ia baik baik saja setelah ini?
---
Rose cantik banget itu huaa....
Jejaknya guys! Terimakasih :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast
FanfictionSemuanya terlalu cepat mereka berdua lalui. Angan - angan yang belum tercapai bahkan perjalanannya baru saja dimulai, harus terenggut oleh keadaan yang memaksa mereka menggunakan satu jalan dengan berbeda tujuan. Pertanyaannya disini, siapa yang ak...