Mobil yang dikemudikan Nual berhenti mendadak. Cowok itu menginjak pedal rem secara tiba-tiba. Tentu karena Evan baru saja mengaku bahwa ia menelepon polisi dan mengabari keluarga Zella.
Nual menoleh ke belakang dan menatap Evan dengan sorot tak percaya, "Maksud lo apa, sih, Van? Udah gue bilang jangan ada yang tahu tentang hilangnya Zella sampai kita berhasil nemuin dia."
"Tapi mau sampe kapan? Kapan kita bisa nemuin Zella dengan tangan kosong kaya gini, Lan?"
Evan menghela nafas panjang, "Jangan egois, Lan. Zella udah sering dalam bahaya gara-gara lo. Sekarang lo mau sembunyiin berita ini dari keluarganya? Lo seyakin apa kita berempat bisa nemuin Zella tanpa bantuan?"
Nual terdiam. Apa yang terucap dari bibir Evan memang benar. Selama ini, Zella sering dalam bahaya karena dirinya. Namun, Nual tidak ingin dipisahkan dari Zella.
"Zella butuh pertolongan saat ini. Please, jangan bertindak gegabah."
•••✨•••
Mobil yang dikemudikan Nual telah mendekati lokasi yang diduga tempat Zella berada saat ini. Benar saja, karena tak lama dari itu ada sebuah bunker di sebelah kanan jalan.
"Kalo berdasarkan maps, kayanya titik merah yang dimaksud bunker ini, deh," kata Archie sambil menatap layar ponsel serta bunker bergantian.
"Ada tiga mobil, Lan," ungkap Eze, "Coba lo lihat. Gue gak keliatan dari sini. Barangkali mobil yang dipake buat nyulik Zella salah satu dari tiga itu. Tadi Luna bilang mobil apa?"
"Mercedez," ujar Evan.
Mata Nual memicing memperhatikan jenis tiga mobil yang terparkir di depan bunker tersebut. Seketika tenggorokan Nual tercekat saat mendapati bahwa salah satu mobil adalah mobil Mercedez.
"Gimana, Lan?" Archie bertanya.
Nual mengangguk samar, "Ya. Zella ada di dalem." Entah mengapa Nual yakin bahwa Zella ada di dalam sana.
"Oke. Kita tunggu polisi baru kita masuk," ucap Evan.
Nual menghela nafas, "Terlalu lama, Van. Gue nggak bisa nunggu polisi. Gue harus masuk sekarang."
"Jangan gegabah, Lan. Lo ga tau apa yang terjadi di dalam sana. Lo ga tau ada senjata atau engga," tahan Evan.
"Bener kata Evan. Lebih baik kita nunggu pihak polisi," timpal Archie.
"Terus? Lo bertiga bakal diem aja meskipun lo tahu Zella butuh bantuan di dalem sana? Lo bertiga bakal nunggu bantuan sedangkan orang yang lo sayang menderita di dalem bunker itu?"
"Ga kayak gitu, Lan!" sentak Evan.
"Terus maksud lo? Gue emang ga tau apa yang terjadi di dalem sana. Tapi seenggaknya gue berhasil bawa Zella keluar,"
Evan, Archie dan Eze sudah kewalahan. Sementara Nual melepas sabuk pengaman, Eze tak sengaja melihat sosok perempuan dengan tangan dan kaki terikat berjalan dari belakang bunker.
"Itu Zella!" tunjuk Eze dari dalam mobil.
Semua pandangan lantas tertuju ke arah yang ditunjuk Eze. Nual langsung yakin bahwa sosok perempuan itu adalah Zella.
"Gue harus turun sekarang," ujar Nual. Namun sebelum Nual keluar dari mobil, dua pria berbadan besar menghampiri Zella dari belakang, membekapnya dan menariknya ke belakang.
Zella terlihat meronta, tetapi dua pria itu sangat kuat. Melihat itu Nual makin tak sabar. Tanpa peduli ketiga kawannya, Nual langsung membuka pintu dan berlari menuju bunker itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATURN
Teen FictionSaturna Zervella tidak pernah menikmati dunia luar. Sehari-hari, jadwalnya hanya homeschooling dan main bersama anjing peliharaannya. Di usianya yang ke-16, ia memberanikan diri meminta kepada orang tuanya untuk menjalani kehidupan layaknya remaja d...