41 | You're Still My Soulmate

314 44 58
                                    

Keesokan harinya, begitu tiba di rumah, Zella disidang oleh Lyra dan Zaven tentang kejadian yang menimpanya semalam. Zella menceritakan semuanya kepada Lyra dan Zaven, kecuali saat dia bersama Nual.

"Mama khawatir banget, Zel. Beruntung sebelum kita hubungin temen kamu, kamu udah kabarin kita." ujar Lyra setelah mendengar Zella bercerita.

"Hubungin temen aku?" tanya Zella.

"Kak Zaven minta semua nomor teman sekelas kamu ke Miss Poppy." jelas Lyra.

Mata Zella langsung tertuju ke Zaven yang menatapnya datar. Zella jadi merasa bersalah karena telah membuat Lyra dan Zaven khawatir. Walaupun itu bukan kesalahannya.

"Ya udah, yang penting sekarang Zella udah pulang ke rumah. Mama jangan khawatir lagi, ya." ucap Zella menenangkan Lyra.

"Nggak bisa." sambar Zaven. "Nggak bisa seenak itu kamu bilang kita nggak perlu khawatir."

Zella dan Lyra lantas menatap Zaven bingung. Cowok itu berdeham pelan, "Kalian pikir ini semua nggak ada hubungannya dengan kotak yang isinya barbie tanpa kepala itu?"

Mendengar penuturan Zaven, Zella lantas teringat kejadian seminggu yang lalu.

"Aku yakin ada seseorang di balik kejadian yang menimpa Zella. Dia sengaja mau gangguin Zella." tutur Zaven, kemudian dia diam sejenak untuk mengingat sesuatu.

"Kamu inget ga dua cowok itu naek mobil apa?" tanya Zaven.

Zella mengerutkan kening samar. "Kalo nggak salah mobilnya sedan..."

"Bukan jeep?" Zaven bertanya lagi.

"Bukan," Zella menggeleng.

"Kamu yakin?" Lyra bersuara.

Zella menoleh ke arah Lyra, "Yakin, Ma. Mobilnya jelek, kok. Bagus punya Zella."

Awalnya, Zaven menduga bahwa orang yang mencelakai Zella kemarin adalah orang di dalam mobil jeep itu. Namun, mendengar penuturan Zella, Zaven harus putar otak lagi.

"Memang kenapa?" tanya Zella penasaran.

"Sebenernya, Evan sempet lihat ada mobil jeep parkir di depan rumah kita sebelum dia sampe di sini." jawab Zaven.

"Kapan?" Zella menautkan kedua alisnya.

"Ya itu. Waktu kamu pingsan. Sebelum dia dateng nemuin kamu, Evan bilang ke kita kalo dia lihat mobil jeep parkir di depan."

Zella agak terperangah. Memang setelah dia tersadar dari pingsan, baik Evan, Zaven dan Lyra, sepakat untuk tidak membahasnya lagi. Makanya Zella nggak tahu apa-apa.

"Dan memang waktu aku perjalanan ke rumah, aku juga liat ada mobil jeep keluar dari komplek kita." sambung Zaven.

"Mama dan Zaven menduga kalo dua orang yang ngerjain kamu kemarin malam adalah orang yang ada di dalam mobil jeep itu." ucap Lyra.

Zella menggigit bibir. Dia cemas. Tapi, di saat yang bersamaan, dia juga juga teringat sesuatu.

"Kayanya aku juga pernah liat mobil jeep di deket rumah kita." cetusnya.

"Really?" Lyra terkejut.

"Kapan kamu liatnya? Di mana? Kenapa kamu nggak bilang orang rumah?" cecar Zaven dengan banyak pertanyaan.

"Ish," Zella manyun, "Udah lama, tau, aku liatnya. Waktu itu kalo nggak salah di deket gapura. Tapi 'kan bisa aja mobil yang aku liat beda sama yang kalian maksud."

"Atau sama dan dia udah mantau kamu dari lama." ujar Zaven.

Lyra menghela nafas berat. Jujur saja hal ini membebani pikirannya. Dan perlu kalian tahu, salah satu hal yang membuat Lyra sempat enggan mengizinkan Zella bersekolah formal, ya, kejadian seperti ini.

SATURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang