09 | Missing You Who Had Gone

737 179 25
                                    

Zella mengetuk-ngetukkan tutup pulpennya ke permukaan meja sambil tangan kirinya menopang dagu. Sekarang jam istirahat dan Zella sama sekali nggak minat untuk pergi ke kantin. Semenjak pertemuannya dengan Nual, Zella seperti merasa tidak tenang. Zella juga merasa perubahan mood-nya sangat drastis.

Nola yang daritadi asyik mengobrol dengan Tania dan Lexa, baru menyadari kalau selama mereka bertiga ngerumpi, Zella malah menyendiri dan melamun.

"Zel?" panggil Nola, gadis itu menyenggol bahu Zella. Biar kalau memang melamun, Zella bisa langsung sadar. Nggak perlu dipanggil lagi. Hemat waktu dan tenaga.

"Iya?" Zella sadar. Zella menaruh bolpoinnya di atas meja dan menghadapkan tubuhnya pada Nola, Tania dan Lexa.

"Kamu kenapa?" tanya Nola.

"Daritadi kita bertiga ngerumpi dan lo malah bengong kaya gitu. Lo lagi mikirin sesuatu?" tanya Lexa, yang gayanya paling hibis di antara mereka berempat.

Zella menggeleng. "Enggak, aku nggak papa, kok. Cuma lagi males aja."

"Males kenapa?"

Zella mengedikkan bahu, "Nggak tau."

Zella kemudian kembali menghadapkan badannya pada papan tulis kelas. Sementara begitu, Nola, Tania dan Lexa saling melempar tatap karena sikap Zella yang sangat aneh.

"Kamu beneran nggak papa, Zel? Atau tadi waktu ke kelas kamu digangguin sama anak cowok?" Nola bertanya lagi.

Zella menghela nafas lalu menggeleng. "Zella oke, kok. Zella juga nggak diganggu siapa-siapa."

"Ya udah kalo gitu. Misal ada apa-apa kamu harus kasih tahu kita bertiga, lho." kata Nola sembari menepuk pelan bahu kanan Zella.

"Soalnya kamu masih anak baru di sini," tambah Tania.

"Dan bisa aja ada yang sirik sama lo dan nge-bully lo. Terutama kakak kelas." Giliran Lexa yang mengeluarkan suara.

Zella menoleh ke arah ketiga temannya. Zella tersenyum penuh arti. Setidaknya tiga cewek itu bisa cukup menenangkan dirinya. Walaupun Zella tidak yakin bahwa setelah ini akan baik-baik saja.

"By the way, kita bertiga mau ke kantin. Kamu ikut nggak?" Nola berdiri dari tempat duduknya diikuti Tania dan Lexa.

Zella menggeleng, "Nggak usah. Aku di sini aja."

"Well... okay,"

Ketiga cewek itu lantas meninggalkan kelas dan kini tersisa Zella dan beberapa grup lain di kelas. Zella memilih untuk melipat tangannya di atas meja dan menenggelamkan wajahnya di sana.

Kelas tidak terlalu ramai. Jadi, Zella bisa sejenak beristirahat. Zella mencoba memejamkan mata. Barangkali ia bisa tertidur.

Zella jadi teringat kalau dulu saat Miss Desi-guru homeschooling-nya-memberinya soal matematika, Zella menyandarkan kepala pada tangannya dengan posisi membelakangi Miss Desi. Setelah itu, ia berkeluyuran di alam mimpi.

Zella nyaris bisa. Tetapi, tiba-tiba sebuah suara ketukan yang dilayangkan pada pintu kelasnya merasuki telinga Zella. Zella spontan mengangkat wajahnya dan melihat ke arah pintu.

Tak lama setelah itu, pintu nampak dibuka dari luar dan seorang gadis berambut pirang berdiri di ambang pintu. Melihat perawakan gadis itu, Zella cukup terkejut. Sangat body goals. Penampilannya juga seperti kebanyakan siswi SMA di serial-serial Netflix yang pernah Zella tonton. Bergaya namun tidak heboh.

"Excuse me," ucap gadis itu. Dan entah kebetulan atau tidak, mata gadis itu bertemu dengan mata Zella yang juga sedang memandangnya.

"Is Natali here?" tanyanya pada Zella.

SATURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang