28 | Please, Be Mine

401 56 23
                                    

VS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VS

pilih versi mana oi?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pilih versi mana oi?

———

btw, happy reading all!

***

Zella berjalan lunglai menuju perpustakaan. Wajahnya nampak tak sumringah. Senyum yang biasanya selalu mengembang di sana juga memudar entah ke mana. Di tangannya, terdapat lima tumpukan buku sejarah yang cukup tebal yang harus ia kembalikan ke perpustakaan.

Sesampainya di perpustakaan, Zella langsung diberi petunjuk oleh Mister Bram di mana ia harus mengembalikan lima buku tebal itu. Setelah paham, Zella pun segera pergi ke bagian rak buku sejarah yang ada di sudut perpustakaan.

Ini adalah pertama kalinya Zella memasuki ruang perpustakaan. Zella cukup kagum dengan design perpustakaan sekolahnya. Rapi dan tidak berlebihan. View-nya pun juga halaman belakang sekolah yang ditanami aneka warna bunga tulip.

Zella mencari tempat senggang di antara barisan buku-buku sejarah yang tertata rapi di rak. Berhasil menemukan, ia pun segera menaruh satu-persatu buku sejarah yang berada dalam tadahannya ke rak tersebut.

Setelah selesai, Zella langsung beranjak dari sana untuk kembali ke kelas. Akan tetapi, tiba-tiba tubuhnya terhuyung ke belakang karena seseorang membekapnya sampai Zella tak bisa bernafas.

Zella dibawa ke belakang rak yang menjulang tinggi ke atas. Zella meronta, tapi tenaganya tak cukup kuat untuk menyingkirkan tangan orang itu dari mulutnya. Hingga kemudian orang itu melepas tangannya dan membalikkan tubuh Zella agar keduanya berhadapan.

"Evan!?" Zella memekik kaget ketika mendapati bahwa orang itu adalah Evan. Secepat kilat telunjuk Evan langsung menempel di bibirnya. Bisa gawat kalau Mister Bram dengar suaranya Zella.

"Sst, jangan berisik, Zel," bisik Evan pelan.

Zella melotot. "Evan ngapain di sini?"

"Sorry. Tadi gue ngikutin lo."

SATURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang