Berita putusnya Evan dan Zella sudah diketahui oleh masing-masing orang terdekat mereka. Baik dari pihak Zella maupun Evan cukup terkejut mendengarnya. Karena selama ini mereka berpikir hubungan Evan dan Zella tidak ada masalah.
Well, sebenarnya memang baik-baik saja. Bahkan, sudah hampir seminggu, keduanya tetap menjalin hubungan dekat. Yang membedakan hanya statusnya saja.
Di sini, memang Evan yang nampaknya paling pengertian. Evan sebenarnya juga tidak tahu apa yang membuatnya bisa setegar itu. Dia rela melepas Zella. Dia tidak emosi seperti sebelumnya saat dia tahu bahwa dia diselingkuhi.
Mungkin, apa yang dirasakan Evan memang sungguhan cinta sejati. Buktinya, kebahagiaan Zella jauh lebih penting dibanding perasaannya.
"Lo serius, Van? Lo ga akan menyesali keputusan lo ini?" tanya Archie blak-blakan.
Di tempat itu juga ada Nual dan Eze.
Evan menggeleng, "Kalo ujung-ujungnya gue dan Zella sama-sama bahagia, apa yang harus disesali?"
"Tapi mata lo bilang kalo lo masih sayang sama dia." tutur Archie.
"Indeed," balas Evan, tak mengelak.
"Trus kenapa lo berani ambil resiko sebesar itu?" Archie tak habis pikir.
Jujur Archie tidak ada maksud untuk ikut campur. Tapi ia menyayangkan keputusan Evan yang memilih mundur begitu saja.
"Gue ga bisa liat Zella sedih," kata Evan, "Dan juga ada Nual nyimpen perasaan buat dia. Gue akan jadi manusia yang gak punya hati kalo memisahkan dua orang yang saling mencintai."
Pandangan Archie langsung tertuju pada Nual, "Gara-gara lo tau gak."
Tenang. Archie nggak marah, kok. Hanya mencibir saja.
Evan terkekeh, "Lan, gue ngelakuin ini semua demi kebaikan lo dan Zella. Apapun yang nanti terjadi, kebahagiaan Zella tetep harus jadi yang paling utama."
Nual bergeming. Terbuat dari apa hatinya Evan?
"Satu lagi, jangan pernah kasarin dia. Karena gue dan keluarganya sayang sama dia sepenuh hati. Jadi, lo ga boleh kasarin dia atau bikin dia kecewa karena udah milih lo."
•••✨•••
Zella menjadi yang terakhir yang keluar dari lab bahasa karena dia mendapat undian terakhir penilaian news anchor di mata pelajaran bahasa Inggris.
Sekarang, Zella hendak menuju ke kelasnya. Gadis itu ingin segera menemui ketiga temannya dan pergi ke kantin karena sudah keburu lapar. Namun, saat Zella melintasi depan toilet, tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang hingga badannya terhuyung ke samping.
Zella kaget. "Nual!?"
"Sorry gue ngagetin lo. Habisnya tadi gue telfon, lo ga angkat-angkat." ujar Nual cepat agar Zella tak paham.
"Telfon aku?" Zella bingung.
"Iya. Lo gak bawa hape, ya? Habis dari mana, sih? Tadi gue juga udah ke kelas lo tapi lo-nya ga ada."
"Aku habis dari lab bahasa. Ada penilaian praktek." kata Zella.
"Oooh," Nual menyahut.
"Ada apa?" Zella bertanya. Nggak biasanya Nual mencari dirinya.
Seketika, Nual gagu. Padahal tadi mentalnya sudah siap, lho. Eh, ini malah salah tingkah gara-gara ada Zella.
"Ng... Lo ada waktu nggak?" tanya Nual. "Waktu buat ngobrol maksudnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SATURN
Teen FictionSaturna Zervella tidak pernah menikmati dunia luar. Sehari-hari, jadwalnya hanya homeschooling dan main bersama anjing peliharaannya. Di usianya yang ke-16, ia memberanikan diri meminta kepada orang tuanya untuk menjalani kehidupan layaknya remaja d...