Saturna Zervella tidak pernah menikmati dunia luar. Sehari-hari, jadwalnya hanya homeschooling dan main bersama anjing peliharaannya. Di usianya yang ke-16, ia memberanikan diri meminta kepada orang tuanya untuk menjalani kehidupan layaknya remaja d...
"Selamat datang di Saint Frances Senior High School," sambut perempuan berwajah cantik dengan tinggi semampai yang merupakan kepala SMA St. Frances.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Oh iya, ini lobi kami. Banyak yang bilang sekolah kami adalah satu-satunya sekolah dengan lobi semewah ini," ujarnya.
Perempuan itu memimpin jalannya Zella dan Zaven memasuki lobi SMA St. Frances. Benar kata perempuan itu, arsitektur St. Frances memang mewah dan elegan.
"Kita ke ruang kepala sekolah dulu, ya. Mari."
Berjalan menuju ruang kepala sekolah, Zella melihat banyak siswa berlalu-lalang. Ada yang membawa buku, makanan, atau hanya sekadar ngobrol.
Kini keduanya sudah tiba di depan ruang kepala sekolah. Mereka disilakan masuk oleh perempuan itu.
"Silakan duduk," kata Poppy. Zaven dan Zella menarik kursi lalu duduk.
"Jadi, ini yang namanya Saturna Zervella?" Perempuan itu menatap Zella dengan tatapan tanya. Zella menganggukan kepala.
"Perkenalkan, saya Miss Poppy," Perempuan itu mengulurkan tangannya kepada Zella.
"Zella," ucap Zella sembari membalas tangan Poppy. Setelahnya, tangan perempuan itu terulur kepada Zaven.
"Zaven. Kakaknya Zella," Giliran Zaven yang memperkenalkan diri.
Selesai berkenalan, barulah Poppy memulai pembicaraan dengan Zaven dan Zella. Sekadar informasi, Zella masuk kelas jurusan art and literature.
"Baik, kelas Zella nanti adalah kelas 11 C-1. Wali kelasnya Mister Kennedy. Setiap murid disediakan loker untuk menyimpan barang. Kami tidak menggunakan kunci. Jadi, nanti saat istirahat, saya akan temani Zella untuk scan sidik jari."
"Untuk ekstrakurikuler, Zella baru bisa mendaftar setelah satu bulan bersekolah, ya. Apakah bisa dipahami?"
Zella menganggukan kepalanya.
"Oke. Kalau begitu, kita langsung ke kelas."
Poppy, Zaven dan Zella keluar dari ruangan kepala sekolah. Setibanya di depan, Zaven berpamitan pada Zella.
"Aku pulang dulu. Kamu yang bener, ya, sekolahnya," pesannya pada sang adik.
"Iya, Kak."
"Enjoy your first," Zaven tersenyum kemudian mengacak rambut Zella. Zella manyun seketika.
Setelahnya, Zaven berpamitan dengan Poppy dan langsung pergi meninggalkan adiknya yang bersiap memasuki kelas. Ditinggal Zaven, Zella lumayan deg-degan.
Sekarang tinggal Zella dan Poppy. Keduanya berjalan berdampingan menuju kelas Zella. Oke, perlu Zella akui sekali lagi bahwa sekolahnya benar-benar mewah. Lorongnya saja lux banget.
"Oke, sudah sampai, Zella."
Zella menengok ke samping. Ada sebuah ruangan ber-AC yang akan menjadi kelasnya.