Sosok Zella muncul dari dalam kelasnya bersama dengan Nola, Tania dan Lexa. Evan yang sudah menunggu kurang lebih lima menit di depan kelas Zella segera berjalan menghampiri gadis itu dengan senyum mengembang di wajah.
"Ekhemm..," Terdengar dehaman Nola yang berdiri tepat di samping Zella begitu melihat Evan menghampiri temannya.
"Yang udah officiaaal. PJ-nya mana, ya, Kak?" celetuk Lexa dengan nada menyindir.
"Iya, nih. Katanya kemarin nggak suka siapa-siapa. Taunya jadian sama Evan." timpal Tania.
Zella hanya tersenyum malu-malu menanggapi perkataan teman-temannya. Sementara itu, Evan nampak terkekeh pelan, "Soon, ya. Pasti ada PJ. Tenang aja."
"Beneran?" Mata Nola seketika berbinar.
Kalau dipikir-pikir, Nola itu mirip Archie, ya. Sama-sama nomor satu kalau urusan yang gratisan. Apa jangan-jangan jodoh?
"Ya benerlah. Gue aja yang PJ-in. Zella nggak perlu." kata Evan.
"Hilih, seriusan lo?" Lexa membalas.
"Serius. Tapi gue cari waktu dulu."
"Ya bagus, deh. Enak aja lo main nembak Zella dan nggak bilang ke kita. Terus masa nggak berniat ngasih PJ pula." ucap Lexa sambil memutar bola mata.
Evan tersenyum simpul, "Pokoknya lo bertiga tunggu aja."
Sementara Evan dengan ketiga temannya sedang bercakap, Zella hanya memerhatikan saja. Tapi, tiba-tiba telapak tangan Evan menyentuh telapak tangannya. Spontan Zella menunduk dan melihat telapak tangannya yang kini telah direngkuh manis oleh Evan.
Hmm, jantung Zella dag dig dug seeer.
"Kalo gitu, gue sama Zella duluan, ya." ujar Evan berpamitan.
"Yoi." Lexa menyahut.
"Pamit dulu, Zel," pinta Evan.
Zella mengangguk samar. Kemudian ia melihat ke arah teman-temannya, "Aku pulang dulu, ya."
"Iya. Hati-hati, ya. Kalo Evan berani macem-macem ke kamu langsung hubungin kita bertiga. Tapi kayanya Evan nggak bakal ngapa-ngapain kamu, sih. Ya 'kan?" Nola menatap Evan dengan tajam.
Evan tertawa, "Iya Nola temennya pacar gue yang galak. Saking galaknya masih jomblo sampe sekarang."
"Eh-eh, kurang ajar!" Nola menampar pelan bahu Evan. Evan hanya meresponnya dengan kekehan.
"Bentar," celetuk Tania tiba-tiba. Semua pasang mata terarah padanya. "Minggu depan jadi 'kan maen ke rumah Tania?"
"Astaga gue kira apaan," Lexa menepuk jidat.
Tania menyengir, "Takutnya entar pada batal maen soalnya Zella kelupaan dan keburu nge-date sama Evan."
"Enggaklah," cetus Zella. Kemudian, ia melihat ke arah Evan yang berdiri di sebelahnya, "Weekend minggu depan aku mau main ke rumah Tania sama Nola sama Lexa. Boleh 'kan?"
"Kenapa enggak?" balas Evan.
"Oke," sahut Zella senang. Lalu, ia berpaling ke arah Tania, "Tuh Tania nggak perlu takut lagi. Zella pasti main ke rumahnya Tania."
"Sip deh," ucap Tania.
"Ya udah. Aku sama Evan pulang dulu, ya, temen-temen." kata Zella kemudian yang dibalas anggukan oleh ketiga temannya.
Setelah itu, Evan dan Zella berbalik dengan keadaan tangan yang saling tertaut satu sama lain. Membuat Nola, Tania dan Lexa yang ada di belakang mereka otomatis melihat dan merasa iri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATURN
Teen FictionSaturna Zervella tidak pernah menikmati dunia luar. Sehari-hari, jadwalnya hanya homeschooling dan main bersama anjing peliharaannya. Di usianya yang ke-16, ia memberanikan diri meminta kepada orang tuanya untuk menjalani kehidupan layaknya remaja d...