Baca pelan-pelan dan dihayati. Happy reading!
***
Dua mobil ambulan berhenti di teras pintu masuk IGD sebuah rumah sakit. Dari dalam masing-masing ambulan, petugas medis segera mengeluarkan brankar pasien dan membawanya ke IGD.
Parkir di belakang mobil ambulan, Lyra dan Zaven langsung turun dari mobil dan menyusul petugas medis yang mendorong brankar Zella dan Nual, sama halnya dengan Evan, Eze dan Archie.
"Luka tembak di bagian perut untuk pasien perempuan. Luka tembak di bagian dada untuk pasien laki-laki," kata seorang petugas medis sebelum brankar Zella dan Nual dimasukkan ke dalam ruang penanganan yang berbeda.
"Silakan menunggu di luar atau ruang tunggu," sela seorang suster sesaat sebelum pintu ditutup.
"Tapi anak saya selamat 'kan, Sus?" Lyra bertanya dengan suara bergetar.
"Kami hanya bisa mengusahakan yang terbaik. Selebihnya kita harus berharap pada Yang Maha Kuasa. Permisi,"
Pintu pun ditutup. Lyra menangis kejer dalam pelukan Zaven. Zaven juga matanya berair. Adik satu-satunya sekarat. Zaven tidak mau kehilangan adik untuk kedua kalinya.
Evan yang mendengar pernyataan suster juga tertampar secara emosional. Ia tak menyangka kenyataan seburuk ini menimpa kedua sahabatnya. Begitu juga dengan Eze dan Archie.
"Zav, Zella..." Lyra terisak luar biasa. Perasaan takut, sedih, panik, dan putus asa, semuanya campur jadi satu.
"Ma, Mama tenang, ya. Tapi sekarang kita cuma bisa berdoa supaya dokter dan suster di dalam sana bisa melakukan yang terbaik buat Zella dan Nual," Zaven berusaha menenangkan Lyra.
"Mama takut, Zav. Mama takut Zella pergi ninggalin Mama. Mama pasti akan jadi orang tua paling bodoh karena nggak bisa jamin keselamatan adik kamu,"
"No. You did the right thing. Semua ini bukan salahnya mama atau papa,"
"But I put your sister in danger! She is dying right now!" Lyra tambah menangis.
"Mama..." Hati Zaven juga teriris rasanya. Fakta bahwa Zella sedang tidak baik-baik sudah cukup memporak-porandakan hatinya.
"Ma, Zaven tahu nggak mudah, tapi kita memang cuma perlu berdoa dan berharap supaya semuanya baik-baik aja," kata Zaven pada akhirnya, semoga Lyra jauh lebih tenang.
Jesus helps, batin Lyra sembari tatapannya tertuju pada pintu ruang penanganan Zella.
•••✨•••
Reuben dan Lawson berjalan beriringan di sepanjang lorong rumah sakit. Beberapa menit lalu, Evan memberi kabar pada Lawson bahwa Nual sedang di rumah sakit akibat insiden dua jam yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATURN
Teen FictionSaturna Zervella tidak pernah menikmati dunia luar. Sehari-hari, jadwalnya hanya homeschooling dan main bersama anjing peliharaannya. Di usianya yang ke-16, ia memberanikan diri meminta kepada orang tuanya untuk menjalani kehidupan layaknya remaja d...