56 | A Clap

235 20 6
                                    

"Terima kasih kalian sudah ikut dinner bersama kami. Semoga di lain kesempatan kita bisa kembali bertemu." ungkap Abbas sebelum Nual dan Zella meninggalkan rumahnya. Hampir dua jam Nual dan Zella berada di rumah Abbas. Sudah saatnya mereka pulang.

"Sama-sama, Om. Kalau begitu kami pamit dulu. Mari, Om. Mari, Tan." balas Nual.

Sharon tersenyum, "Iya. Hati-hati, ya. Kamu jangan ngebut-ngebut bawa motornya. Kasihan Zella."

Selepas berpamitan, mereka menuju teras rumah Abbas di mana motor Nual berada.

"Jangan lupa kabarin asisten lo," Nual mengingatkan sambil memakai helmnya.

Zella menghela nafas. Jujur dia agak malas menghubungi Sanders. Entah mengapa, Zella risih. Padahal dia juga sudah berjanji. Disamping itu, Sanders juga tidak salah. Lelaki itu 'kan hanya sebatas bekerja pada ayahnya.

"Kok bengong? Buruan kabarin asisten lo. Biar kita bisa cepet balik." Nual bingung melihat Zella.

"Nggak usah," ujar Zella sembari mengunci helm Nual yang diberikan kepadanya.

"Maksud lo?" heran Nual.

"Ayo pulang," Zella malah mengajak Nual.

"Pulang gimana, sih? Orang asisten lo nggak ada, kok. Makanya daritadi gue bilang lo hubungin asisten lo sekarang."

Untuk kesekian kalinya, Zella menghela nafas. Alih-alih menuruti Nual, ia malah mendongak dan menatap langit malam bertabur bintang. Melihat tingkah Zella, Nual mencebik kesal. Gaje banget.

"Kalo lo ga telfon sek-"

"Boleh jalan-jalan sebentar, nggak?"

Ucapan Nual terpotong saat Zella menoleh ke arahnya dan bertanya. Wajah gadis itu nampak melas, yang mana membuat Nual merasa iba.

"Lo mau jalan-jalan?" Nual bertanya.

Zella mengangguk, "Kalo udah selesai jalan-jalan, aku janji akan telfon Sanders."

"Jalan-jalan ke mana?"

"Terserah," Zella tak memberi jawaban pasti.

Nual terdiam. Sepertinya dia tahu harus membawa Zella ke mana. "Ya udah ayo."

Cowok itu pun menaiki motornya kemudian disusul oleh Zella. Beberapa detik berselang, motor Nual pun melaju meninggalkan halaman rumah Abbas.

"Mau ke mana?" tanya Zella di tengah perjalanan.

"Ke pantai,"

•••✨•••

Sharon sedang mengoleskan moisturizer ke wajahnya. Perempuan itu duduk di depan meja rias dan melakukan rutinitasnya setiap malam. Aura kebahagiaan masih terpancar di wajah Sharon. Kedua sudut bibirnya seperti tertarik terus ke atas.

"Done," Sentuhan terakhir, Sharon menghela nafas dan berdiri. Perempuan itu berbalik dan menghampiri kasur di mana seperti biasa Abbas selalu menunggunya.

"Sayang," panggil Sharon sambil naik ke atas kasur. Di sebelahnya, ada Abbas yang telah selesai memainkan ponsel dan memilih fokus pada Sharon.

"Sudah selesai?" tanya Abbas dengan mata sayunya. Lelaki itu sudah mengantuk. Tapi ia pantang tidur duluan sebelum Sharon yang terlelap.

Sharon mengangguk manja. Perempuan itu memposisikan dirinya di sebelah Abbas yang duduk bersandar pada kepala kasur.

"Nggak langsung tidur?" tanya Abbas.

Sharon menggeleng lalu mengamit lengan Abbas, "Aku mau bilang makasih. Thank's for today. I was so happy, bahkan sampai sekarang masih seneng."

Sharon menyenderkan kepalanya di bahu kanan Abbas, "Aku nggak nyangka kamu serius undang Nual dan Zella untuk makan malam sama kita. Aku kira kamu bercanda supaya aku nggak sedih aja."

SATURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang