55 | Dinner

228 21 3
                                    

Saat yang ditunggu akhirnya datang juga. Setelah berhasil mengajak Zella, mendapat izin dari Lyra dan mengabari Abbas, kini tugas Nual tersisa satu, yakni berangkat ke rumah Abbas untuk dinner bersama.

"Ma, Zella pergi dulu, ya," pamit Zella pada Lyra yang berdiri di depan pintu gerbang.

"Saya juga, Tan." cengir Nual.

"Inget janji kamu, ya, Nual. Bawa Zella pulang dengan selamat." Lyra bicara serius.

"Tante tenang aja. Saya pasti bawa Zella pulang dengan selamat, kok."

"Ditepatin pokoknya. Supaya ada izin-izin selanjutnya untuk kamu dan Zella." Duh, kok Lyra bicara begitu, sih? Nual jadi geer kan.

"Ya udah kalian berangkat, gih. Nanti jangan pulang kemalaman, ya." kata Lyra.

"Siap, Tante!" Nual mengacungkan ibu jarinya dan naik ke atas motor.

Nual memakai helm lalu menyerahkan helm lainnya kepada Zella. Setelah itu, Zella duduk menyamping di atas motor Nual dan bersiap untuk pergi. Tak lupa, ada mobil asisten Zella di belakang mereka.

"Lewat jalan yang bisa dilewati mobil, ya. Supaya kalian berdua bisa diawasin, oke?"

"Iya, Mama." Zella berucap dengan nada pasrah. Sebenarnya dia anti dibuntuti seperti ini. Tapi, mau bagaimana lagi? Diberi izin oleh Lyra saja sudah sangat beruntung.

"Mari, Tan," ucap Nual dan motornya pun melenggang pergi meninggalkan rumah Zella. Bersamaan itu, mobil asisten pribadi Zella juga ikut melaju.

"Pegangan yang kuat. Jangan dilepas. Tapi jangan modus juga." kata Nual.

"Iyaaa," balas Zella. Ia melingkarkan tangannya di pinggang Nual tidak terlalu erat. "Udah,"

"Pinter," Nual tersenyum kecil di balik kaca helmnya.

•••✨•••

Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit, akhirnya motor Nual tiba di sebuah pekarangan rumah mewah milik Abbas. Begitu juga dengan mobil asisten Zella yang sejak tadi mengikutinya.

Di boncengan Nual, Zella mengerutkan kening karena yang ada di hadapannya saat ini adalah sebuah rumah mediteranian mewah dan bukan restoran.

"Loh, kita dinner-nya di mana, sih?" Zella mengangkat kaca helm-nya.

"Emang gue bawa lo ke mana?"

"Ya ke sini. Tapi bukannya dinner itu di restoran, ya? Memang ada restoran sebesar dan semewah ini? Ini kaya rumah." kata Zella polos sekali.

"Ya emang rumah," balas Nual. "Ayo turun."

Motor Nual berhenti di depan teras rumah Abbas. Dia menyuruh Zella untuk turun dari motornya. Setelah Zella turun, barulah dia mematikan mesin motornya. Kini, keduanya sedang melepas helm masing-masing.

"Tadi kamu bilang ini rumah, rumah siapa?" Zella kembali bertanya.

"Rumah Om gue." jawab Nual sembari menyisir rambut bagian depannya dengan jarinya.

"Om kamu? Kita dinner sama Om kamu? Kok kamu nggak bilang sama aku?"

"Jangan bawel, deh. Gue memang ga ngasi tau lo karena takutnya lo nolak." Muka Zella berubah masam. "Btw, itu asisten lo nunggu kita di sini atau pergi ntar balik lagi?" lanjut Nual sambil melirik mobil asisten Zella.

"Kenapa? Ganggu, ya?" Zella merasa tak enak.

Nual menggeleng, "Enggak. Gue cuma nanya soalnya gue ga tau acaranya selesai jam berapa. Takutnya asisten lo nunggu kelamaan."

SATURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang