23 | In Calling With You

515 84 41
                                        

Zella terpaksa bohong kepada Zaven bahwa memar di dahinya adalah kecerobohannya sewaktu di sekolah. Zella tidak siap apabila ketika dirinya jujur, Zaven akan melaporkannya kepada Tristan dan Lyra. Kan nggak lucu kalau sampai Tristan dan Lyra melarang Zella untuk bersekolah.

Sekarang, Zella sedang nyantai-nyantai di atas kasur. Lebih tepatnya sedang menonton film Barbie The Pearl Princess di laptop. Zella dulu sangat suka barbie. Tapi, makin beranjak dewasa, lama-lama Zella nggak begitu suka. Dia juga jadi jarang menonton. Kecuali kalo lagi bosen banget. Kaya sekarang ini.

"OMG! Cantik banget!" seru Zella tertahan. Zella terpukau akan kecantikan Lumina di film itu.

Sebenarnya, untuk seri yang sedang dia tonton ini, Zella sudah pernah menontonnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya, untuk seri yang sedang dia tonton ini, Zella sudah pernah menontonnya. Cuma, ya, gitu. Zella lumayan alay anaknya.

Sambil menonton, Zella juga menyemil biskuit gandum rasa vanilla. Zella tergolong anak yang suka nyemil. Itulah mengapa, Lyra menganjurkan Zella untuk membeli snack berbahan gandum saja. Karena snack berbahan dasar gandum tidak akan membuat badan Zella melar.

Tok tok tok.

Saat sedang asyik menonton sekaligus nyemil, tiba-tiba pintu kamar Zella diketuk sebanyak tiga kali. Zella spontan menoleh ke arah pintu. Sejurus kemudian, ia memilih turun dari kasur dan berjalan menghampiri pintu.

Zella menarik knop pintu ke bawah dan pintu pun terbuka. "Mom?"

Kedua alis Zella terangkat karena melihat Lyra berdiri di depan kamarnya lengkap dengan outfit kerjanya yang masih terpasang di badannya. Sementara Zella sibuk menerka mengapa Lyra berada di depan kamarnya, Lyra justru mengarahkan pandangannya ke dahi Zella yang kata Zaven memar.

Mengetahui arah mata Lyra, Zella lantas menghela nafas pelan. Pasti ini ulah Zaven.

"What just happened with your forehead?" Lyra bertanya dengan nada tak santai. Ia menatap Zella dengan kerutan di dahi. Sesaat setelahnya, tangan Lyra nampak terulur untuk menyentuh dahi sang anak. Akan tetapi, Zella dengan cepat menangkisnya.

"I'm okay, Mom." kata Zella datar.

"No. Kenapa dahi kamu bisa kaya gitu?" elak Lyra. Lalu ia bergidik ngeri menatap memar Zella. "Looks so bad on you."

Zella hanya menghela nafas pelan. "It's just accident," jawabnya.

"Accident? Was that true?" Lyra menaikkan sebelah alisnya. "Mama baru aja pulang kerja dan dapat kabar dari Zaven kalau something happen sama kamu. Mama belum ganti baju bahkan mandi. Mama langsung jenguk kamu ke atas. Kamu tau 'kan Mama khawatir?"

"Ya..., I know. But I'm okay. Just don't worry." ujar Zella meyakinkan Lyra.

Sebenarnya, Zella tak enak hati jika dirinya harus berbohong seperti ini. Zella paling tidak biasa berbohong. Tetapi, kalau Zella cerita yang sejujurnya, bisa jadi Tristan dan Lyra tidak mengizinkannya berangkat sekolah lagi.

SATURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang