⚠️ INFO ⚠️
Ada perubahan cerita di part ini karena beberapa hal. Buat kalian yang baru pertama kali baca, welcome😇 Buat yang ngulang, welcome juga✨
***
Semuanya berakhir dengan diizinkannya Zella menginap di rumah Nual oleh Zaven. Saat ini, Zella sedang menunggu Nual menyiapkan makan malam untuk keduanya.
Sebenarnya, Zella enggan untuk menginap di rumah Nual. Selain karena dia belum kenal dekat dengan cowok itu, sifat Nual yang galak juga membuat Zella agak takut.
Zella juga tiba-tiba teringat Evan yang janji akan ia kabari sepulang dari rumah Tania. Tapi, berhubung keadaan nggak memungkinkan, terpaksa Zella harus menahan diri untuk mengabari Evan.
"Semoga aja Evan nggak marah sama aku lah." gumam Zella pelan.
Tak lama dari itu, Nual muncul dari dapur dengan membawa dua mangkuk mi instan kuah hangat.
"Nih, makan," Nual meletakkan satu mangkuk di hadapan Zella. "Lo bisa 'kan makan mi instan?"
"Bisa, kok. Makasih, ya." ucap Zella.
"Sip," Nual tersenyum senang. Setidaknya, usahanya membuat mi instan kuah untuk Zella tidak sia-sia.
Nual pun menarik kursi dan duduk di samping Zella. Mereka segera menyantap mi instan kuah itu dengan lahap. Kebetulan keduanya sama-sama belum makan malam.
"Kalo lo mau minum, ambil aja di sana." celetuk Nual tiba-tiba. Zella hanya menanggapinya dengan anggukan pelan.
Sudah lama sekali Zella nggak makan mi instan. Itu semua karena Lyra yang melarangnya untuk makan makanan instan. Padahal, Zella juga nggak sering-sering makan mi instan.
Sambil makan, pikiran Zella melayang ke mana-mana. Diam-diam ia melirik Nual yang makan di sampingnya. Sejenak, Zella merasa kalau Nual berubah sedikit lebih baik. Sedikit, lho, ya.
"Lama banget, sih, makan lo." cibir Nual mendapati Zella belum menyelesaikan makan malamnya.
Zella otomatis mendongak dan menatap Nual kaget. Sejurus kemudian, ia melihat mangkok Nual yang tinggal tersisa kuah.
Zella mencebik, "Ish. Kamu yang kecepetan makannya."
"Lo yang lelet. Ya udah, abisin buruan."
Salah lagi salah lagi.
Sementara Zella melanjutkan makannya, Nual membawa mangkuknya ke wastafel dapur. Sehabis itu, ia meminum segelas air mineral dan beranjak dari sana.
"Kamu mau ke mana?" tanya Zella ketika melihat Nual pergi dari ruang makan.
"Ke rooftop," jawab Nual. "Mau ikut?"
Tanpa menjawab, Zella langsung menghabiskan satu suap terakhir dan menaruh mangkuknya di kitchen sink. Setelah itu, ia segera minum dan menyusul Nual yang setia menunggu.
"Ngapain buru-buru? Pengen nempel terus sama gue, ya?" Nual menahan senyum.
Zella mengernyit tak suka. "Apaan, sih. Aku, tuh, takut kalo sendirian."
"Ah, masa?" goda Nual.
"Ih, kalo nggak percaya ya udah." Zella buang muka.
"Dasar ngambekan." ucap Nual.
"Kamu yang mulai!" kesal Zella.
"Oh, mau gue potong-potong?" Seketika itu mata Zella membulat.
"Jangan pikir gue lupa, ya." lanjut cowok itu. "Kabur seenaknya ga tanggung jawab. Udah gitu ga diganti lagi. Katanya janji mau ganti."
KAMU SEDANG MEMBACA
SATURN
Teen FictionSaturna Zervella tidak pernah menikmati dunia luar. Sehari-hari, jadwalnya hanya homeschooling dan main bersama anjing peliharaannya. Di usianya yang ke-16, ia memberanikan diri meminta kepada orang tuanya untuk menjalani kehidupan layaknya remaja d...