53 | Goodbye

258 29 25
                                    

Dia tidak kurang-kurang memberi perhatian dan tidak tanggung-tanggung dalam mencintai. Tapi semua harus berakhir sampai di sini.

***

Hall St. Frances terlihat full oleh para siswa. Untuk kesekian kalinya, seminar penyuluhan tentang narkotika diadakan kembali dan dihadiri oleh seluruh jenjang.

Seorang pakar kesehatan berdiri di belakang podium dan menyampaikan materi kepada peserta seminar. Sementara itu, tidak semua siswa menyimak. Kebanyakan ogah-ogahan karena seringnya seminar seperti ini diadakan.

"Cabut, yuk! Alasan apa gitu, kek." Archie mulai menggerutu. Padahal dia sudah cukup bagus bisa anteng selama satu setengah jam.

"Nanggung. Setengah jam lagi." balas Eze.

"Setengah jam, tuh, lama. Mending cabut sekarang trus lanjut nongkrong di Bang Jep." kata Archie.

"Ya lo sendiri aja sana. Gue mah ogah nyari masalah. Dah ah diem. Gue mau nyimak."

Archie mendengus kesal. Kembarannya itu memang susah banget diajak kerjasama. Sekarang, terpaksa Archie harus mengikuti acara hingga selesai.

"Btw, Luna udah baikan, Ze?" tanya Archie pada Eze. Biar nggak bosen.

"Udah," jawab Eze.

"Hari ini masuk?" Archie ngoceh lagi.

"Masuk. Tuh, duduk depan." tunjuk Eze pada barisan kedua dari depan menggunakan dagunya.

"Oke oke," Setelah itu Archie menoleh ke samping kiri di mana Evan berada. "Van, Zella gimana kabarnya?"

"Dia baik-baik aja, kok," jawab Evan.

"Sip sip. Oh iya, lo udah bilang keluarganya kalo Zel—"

"Brisik!" Belum selesai bicara, tiba-tiba ada suara cempreng mampir di telinga Archie.

Spontan Archie menoleh ke belakang karena ia tahu suara itu berasal dari orang yang duduk di barisan belakangnya. Dan benar, ia menemukan Tania mendelik ke arahnya.

"Buset matanya!" Archie kaget.

"Hush! Brisik!" ucap Tania, "Lagi seminar ga boleh berisik."

Archie menatap Tania sewot. Namun, tak lama dari itu ia menyadari sesuatu. "Loh, lo bukannya temennya Zella, ya? Ngapain lo duduk di sini?"

Tania tak menjawab. Ia diam saja. Namun ia menaruh telunjuknya di depan bibir. Ia menyuruh cowok itu agar diam. Lagian Archie berisik banget banyak nanya.

"Oh, lo telat, yaaa????" Archie tersenyum sinis. "Beuh, cantik-cantik, kok, telatan."

Tania mengernyit tak suka. "Ih, apaan, sih.
Diem kamu!"

"Dibilang cantik malah marah," cibir Archie. "Tiati lho. Jangan galak-galak sama gue ntar jatuh cinta. Kalo dah jatuh cinta nanti susah move on."

"Jangan kepedean, deh." Tania tak suka.

"Gue bicara fakta dan data, kok."

SATURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang