65 | Let Me Be (epilogue)

373 20 9
                                    

Satu bulan kemudian.

Hari ini Nual sudah boleh pulang ke rumah. Seharusnya dua atau tiga hari lagi agar proses recovery berjalan maksimal, tapi Nual sudah sangat bosan dengan suasana rumah sakit. Alhasil ia memilih pulang hari ini.

Berhubung hari ini adalah hari Sabtu, Zella bisa ikut mengantarkan Nual pulang. Begitu juga dengan Evan, Eze dan Archie yang langsung ke rumah Nual.

Selama Nual masih dalam proses pemulihan, Reuben menyediakan supir pribadi untuk dirinya.

Setelah tiba di rumah, Zella dan Pak Supir membantu Nual turun dari mobil dan masuk ke rumah. Nual tidak memakai kursi roda karena ia tidak mau manja.

Pak Supir kembali keluar untuk menurunkan semua barang Nual yang ada di bagasi dan mengangkutnya ke dalam rumah. Tak lama kemudian, Evan, Eze dan Archie datang sambil membawa makanan yang mereka beli sebelum tiba di rumah Nual.

Evan, Eze dan Archie masih sibuk di ruang makan, sedangkan Zella menyiapkan pizza dan mac and cheese Nual di ruang tamu.

Tak sengaja, Nual melihat sesuatu melingkar di pergelangan tangan kanan Zella. Merasa tak asing dengan benda itu Nual kontan bertanya, "Gelang baru?"

Aktivitas Zella lantas terhenti. Ia meletakkan piring pizza milik Nual dan memegang gelang itu. "Ini gelang dari Kak Adlyn," jawabnya.

Ekspresi Nual sedikit berubah. Pernyataan Zella mengukuhkan dugaannya.

"Kak Adlyn kasih gelang ini ke aku udah lama, kok. Kamu nggak sadar, ya?"

Nual menggeleng pelan, "Kenapa dikasih ke lo?"

"Waktu kasih gelang ini ke aku, Kak Adlyn bilang gelang ini adalah bukti ketulusan kamu temenan sama dia. Kak Adlyn juga bilang dia nggak mungkin bawa gelang ini pergi. Makanya dia kasih ini ke aku."

"Pergi?" Alis Nual terangkat satu.

Zella mengangguk polos, "Nual nggak tau?"

"Emang dia mau pergi ke mana?"

"Kak Adlyn 'kan dapat beasiswa ke luar negeri. Besok dia udah berangkat,"

Nual terdiam. Adlyn telah menyembunyikan hal sepenting ini darinya. Nual bahkan belum membuat acara perpisahan dengan gadis itu.

"Nual marah, ya, gelangnya Zella pake?" Raut wajah Zella mendadak sedih.

"Enggak," ungkap Nual, "Gue justru seneng gelang itu ada di lo. Jangan pernah dilepas, ya?"

Zella kembali tersenyum, "Iya, ngga akan Zella lepas. Makasih, ya, Nual."

Nual tersenyum, tapi otaknya memikirkan Adlyn yang bisa-bisanya menyembunyikan kabar ini darinya. Apa yang ada di pikiran gadis itu? Mengapa tidak cerita?

"Nual makan yang banyak, ya. Biar cepet sembuh kaya Zella," Zella membuyarkan lamunan Nual.

Zella menyerahkan piring pizza itu kepada Nual. Setelah piring itu berpindah tangan, barulah Zella menyomot sepotong pizza baru untuk dirinya.

"Lan, lo mau es krim gak?" Archie tiba-tiba datang ke ruang tamu sambil bawa dua wadah es krim.

"Ga ah, lagi males," jawaban Nual membuat Archie mengukir senyum di wajahnya.

"Sip, punya lo buat gue aja, ya. Zella, ini buat lo," Archie duduk di sofa satunya.

"Wah, makasih, ya, Archie!" Mata Zella nampak berbinar.

"Yoi," sahut Archie sambil menikmati es krim yang seharusnya menjadi jatah Nual.

"Ada yang mau creamy soup? Gue ambilin!" seru Evan dari ruang makan.

SATURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang