"Cantik banget anak Mamaaaa!" Lyra berseru heboh ketika melihat Zella menuruni tangga dengan penampilan yang sangat berbeda dari biasanya.
Zella tersipu malu dipuji seperti itu. Padahal, mendapat pujian adalah hal yang sangat biasanya baginya.
"Wuih!" seru Zaven ketika ia mendapati sang adik berpenampilan sangat manis. Zaven memandangi Zella dari atas kepala hingga ujung kaki dengan tatapan terpukau.
"Gimana? Cantik banget 'kan adik kamu? Mama aja sampai surprise liatnya." Lyra menoleh ke arah Zaven.
Zaven mengangguk cepat, "Mama yang dandanin?"
"Iya. Dibantu sama Piper, Rose dan Celli. Sesuai 'kan sama karakter adik kamu? Terlalu ramai nggak? Soalnya nggak enak kalau penampilan Zella lebih mencolok dibanding yang punya pesta."
Zaven menelisik penampilan sekali lagi, lalu ia menggeleng pelan. "Tersempurna dari yang paling sederhana." pujinya.
Lyra yang mendengar itu terkekeh pelan. Begitu juga dengan Zella. Gadis itu juga memuji keterampilan mamanya dan ketiga asistennya dalam mendandaninya.
"Evan kapan dateng?" tanya Lyra.
"Oh, dijemput Evan?" sambar Zaven begitu mendengar nama Evan disebut.
Zella mengangguk, "Iya, aku dijemput Evan. Eum... paling bentar lagi nyampe."
Benar saja, setelah Zella berucap demikian, terdengar klakson mobil dari luar rumahnya. Tak salah lagi, itu pasti Evan.
"Nah, tuh, cowoknya udah dateng." goda Lyra. "Ayo, keluar."
Lyra berjalan menghampiri Zella dan mengamit lengan anak gadisnya itu. Keduanya berjalan berdampingan menuju halaman depan rumah. Sementara itu, Zaven memilih mengekori Lyra dan Zella dari belakang.
Begitu sampai halaman depan rumah, Lyra langsung membuka gerbang. Rupanya, Evan sudah turun dari mobil dan menunggu Zella di depan gerbang rumah cewek itu.
Ketika gerbang dibuka, untuk sejenak Evan merasa waktu seolah berhenti. Ia terpesona dengan penampilan Zella yang sangat sempurna dalam balutan dress off shoulder berwarna pink dan aksesori yang sederhana namun elegan.
Zella cantik. Tapi sore ini, Zella sangaaat cantik.
"Ekhem, natapnya biasa aja kaleee." ceplos Zaven saat melihat Evan melongo menatap adiknya.
Zella dan Lyra terkekeh pelan. Sudah Lyra duga, dia saja sebagai perempuan terkesima dengan penampilan Zella. Apalagi cowok. Pasti klepek-klepek.
"Sana gih berangkat." suruh Zaven. "Ntar telat lagi gara-gara lo kelamaan natap adek gue."
"Ah, i—iya, Kak." Evan salah tingkah. Ya abis gimana, ya. Zella cantik banget.
"Tante nitip Zella, ya, Evan. Jagain dia. Jangan sampai dia kenapa-kenapa." Lyra berujar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATURN
Teen FictionSaturna Zervella tidak pernah menikmati dunia luar. Sehari-hari, jadwalnya hanya homeschooling dan main bersama anjing peliharaannya. Di usianya yang ke-16, ia memberanikan diri meminta kepada orang tuanya untuk menjalani kehidupan layaknya remaja d...