absen dulu yuk judul cerita kamu 🌨💆♀
⚠️ TERUNTUK KAMU YANG SUKA CERITA INI, VOTEMENT BOLEH YA ⚠️
***
Lusa, hari Minggu, Tristan pulang ke rumah tanpa sepengetahuan Zella. Hal itu dilakukannya karena Zaven cerita bahwa ada suatu hal penting yang harus ia ceritakan mengenai Zella.
Setelah insiden pengiriman kotak misterius dan demamnya Zella, Zaven tak bisa berdiam lagi. Lagipula, ini bukan yang pertama kalinya Zella diteror. Zella pernah dikirimi kotak berisi boneka barbie tanpa kepala dan dikerjai dua orang tak dikenal.
Zaven tahu apa yang dilakukannya sangat beresiko. Selain karena mempertaruhkan keberlangsungan hidup Zella sebagai siswa sekolah formal, Tristan bisa saja ngamuk besar pada Zaven.
"Jadi, apa yang mau kamu bicarakan dengan Papa? Kenapa mendadak sekali?"
Tristan sudah selesai mandi dan sarapan. Dia memang tiba di rumah pukul 6 pagi dan Zella sengaja tak dibangunkan.
Lyra yang duduk di sebelah Tristan ikut menanti anak sulungnya berbicara.
"Sebelumnya, Zaven mau say sorry dulu sama Papa dan Mama." ungkap Zaven memulai pembicaraan.
Alis Tristan terangkat satu, lalu ia dan sang istri saling bertatapan.
"Harusnya Zaven cerita jauh sebelum hari ini. Tapi Zaven nggak tau mesti mulai dari mana. I am deeply sorry. Lusa lalu Zella cerita ke Zaven kalau dia dapet paket dari no name yang isinya bangkai anjing."
Sontak Tristan dan Lyra memasang ekspresi kaget karena pernyataan Zaven.
"Bangkai anjing? Maksudnya bagaimana, Zav?" Tristan bersuara.
"Zaven nggak tau cerita detail-nya seperti apa, Pa. Tapi itu bukan yang pertama kalinya buat Zella. Dia pernah dapat kotak yang isinya boneka barbie tanpa kepala. Dia juga pernah dikerjain oleh orang nggak dikenal sampai mobil yang Papa kasih ke Zella terpaksa aku dan Mama tahan di basement."
"Apa?" Tristan makin tercengang.
"Aku tahu Papa pasti kecewa sama aku karena aku nggak bisa jadi anak sekaligus kakak yang baik. Tapi aku-"
"Wait, wait. I've never known this before. Kalian berdua nggak lagi bohong 'kan ini?"
Tristan malah merasa dibohongi.Zaven menggeleng. "Aku serius, Pa."
Pandangan Tristan langsung tertuju pada Lyra yang duduk di sampingnya. Perempuan itu seketika menunduk karena juga merasa bersalah.
"Gosh. C'mon do not act like a child. Kalau memang yang dibilang Zaven benar, kenapa kalian baru bilang sekarang? Tolong jawab Papa, Zav. Apa benar yang kamu ceritakan itu?"
"Bener, Pa. Zaven gak bohong."
Tristan ternganga. Ia sibuk kerja di luar negeri dan berharap istri dan kedua anaknya baik-baik saja. Tetapi ternyata keadaan tidak sebaik yang ia kira.
"Sayang, aku minta maaf kalau kami berdua nggak pernah cerita ke kamu. But I just think it was better if we don't tell you. Aku gak mau fokus kamu terpecah karena masalah yang dialami Zella." tutur Lyra.
Tristan masih enggan bersuara. Jujur ia kecewa. Karena bagaimana pun juga, dia memiliki naluri sebagai seorang ayah yang selalu ingin menjaga dan memastikan anggota keluarganya baik-baik saja.
"Sayang, maaf..." ucap Lyra begitu pelan.
"Zaven yang salah, Pa. Waktu itu Mama mau kabarin Papa. Tapi Zaven larang karena Zaven nggak mau Papa khawatir di LA dan suasana malah tambah kacau."
KAMU SEDANG MEMBACA
SATURN
Teen FictionSaturna Zervella tidak pernah menikmati dunia luar. Sehari-hari, jadwalnya hanya homeschooling dan main bersama anjing peliharaannya. Di usianya yang ke-16, ia memberanikan diri meminta kepada orang tuanya untuk menjalani kehidupan layaknya remaja d...