💞 3. -Misi Membebaskan Ayam- 💞

15K 1.3K 255
                                    

Dulu, pernah main kejar-kejaran sama ayam gak?

Dulu, pernah main kejar-kejaran sama ayam gak?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3. Misi Membebaskan Ayam

Siang ini matahari tampak melemparkan panas yang sangat menyengat. Hingga membuat kulit Qia yang berwarna putih menjadi sedikit kemerah-merahan. Kata orang sih, kulit putih itu sensitif kalau terkena panas matahari. Benar gak?

"Aman," gumam Qia dari balik pohon.

Saatnya ia melancarkan aksi. Qia mulai melangkah keluar dari tempat persembunyian. Perlahan tapi pasti, anak itu mendekati kandang ayam yang berbentuk lingkaran dan terbuat dari bambu tersebut. Di dalam kurungan itu terdapat seekor ayam jenis jago bangkok.

"Hallo, ayam," sapa Qia. Namun sapaan tersebut malah diabaikan oleh si ayam. Ayam itu kembali melakukan acara makan siangnya, setelah menoleh ke arah Qia sebentar.

"Dasal sombong. Qia goleng nanti kamu nangis."

Bocah lima tahun tersebut menaikkan kandang. Setelah kandangnya terpelanting karena dilempar, ia langsung menggendong ayam yang ada di dalam kandang.

Ayam itu langsung meronta-ronta seakan meminta untuk dilepaskan. Masalahnya, Qia memeluk ayam tersebut dengan sangat erat, hingga si ayam merasa sesak. Kemudian, si ayam memperhatikan makan siangnya yang belum habis karena diganggu perusuh.

"Stttt, diam ayam! Nanti kalau Pak Blomo liat. Qia bisa kena malah." Qia menutup mulut ayam tersebut agar berhenti berkokok.

Bukannya diam, si ayam malah semakin memberontak. Karena tidak ingin menyia-nyiakan waktu untuk menyuruh ayam tersebut diam, bocah dengan kaus merah itu segera berlari menjauh dari kandang ayam tadi. Qia mencoba mencari jalan agar bisa keluar dari pekarangan rumah yang ia masuki.

Tadi saat masuk ke rumah ini, Qia lewat pagar belakang dengan menaiki tangga. Namun, sekarang ia lupa untuk membawa tangga itu masuk. Sekarang ia bingung bagaimana cara menaiki pagar yang sangat tinggi itu.

"Aduh, Yam! Kita gimana cala kelual-nya ya? Qia lupa bawa tangganya masuk."

Ayam tersebut menatap Qia mungkin sambil membatin, "lo aja kali yang mau keluar. Gue mah enggak."

Qia menelusuri setiap sudut halaman belakang rumah tersebut. Ia harus segera menemukan jalan keluar sebelum pemilik rumah bernama Pak Bromo datang dan melihatnya.

Ayam itu kemudian kembali berkokok dan membuat Qia resah. Dengan tidak berperasaan, Qia menggeplak kepala ayam tersebut.

"Belisik lagi kamu!!"

TRIPLE-QTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang