Hey!❤
Sabar ya nunggu konfliknya😭 aku lagi berantem ama pikiranku dulu🙂
💞HAPPY READING💞
27. Ngaji
Dua anak perempuan dengan mukena ungu dan pink itu berlarian kesana kemari. Masjid yang biasanya dijadikan tempat ibadah, malah dijadikan tempat bermain kejar-kejaran.
"Qia!" Anak perempuan bermukena ungu yang sedang melempar sajadah ke arah Sifra langsung terlonjak kaget saat namanya dipanggil.
"Sini kamu ngaji!" panggil Ustad Azzam sambil mengayunkan tangan dan menyuruh Qia mendekat.
Sifra menjulurkan lidahnya, mengejek Qia. Qia pun bergegas mengambil iqro-nya yang ia letakkan di atas lemari dan langsung menghampiri Ustad Azzam. Ia pun duduk di hadapan sang ustad.
"Kamu udah iqro berapa, Qi?" Ustad Azzam membuka lembaran Iqro milik Qia.
"Masih Iqlo satu, ustad," jawab Qia pelan.
Ustad Azzam langsung memfokuskan padangannya pada Qia. "Kok bisa? Bukannya Qadaffi udah iqro enam, Qabil udah iqro dua, kok kamu masih iqro satu?"
Sang ustad jadi heran sendiri, saudara kembar tapi gak ada mirip-miripnya selain nama orang tua dan alamat rumah.
"Itu karena Qia sama Sifra kemaren pas ustad enggak ada, kerjaan mereka main terus. Gak pernah ngaji," ujar Qabeel menyeletuk dari pojokan. Di sebelah anak itu ada Qadaffi yang tampak fokus membaca iqro-nya tanpa terganggu kebisingan di sekitarnya.
"Benar itu Qia? Sifra?" Ustad Azzam menatap Qia dan Sifra bergantian. Dengan suara yang lembut sang ustad menegur keduanya, "Ustad, 'kan udah pernah bilang, kalau ustad tidak ada, kalian ngajinya sama kakak-kakak yang udah Al-Qur'an."
"Tapi enggak enak ngaji sama meleka ustad, meleka kalau kami salah pasti dimalah-malahin telus." Qia lalu menoleh ke belakang dan menatap Sifra. "Ya, 'kan Sifla?"
Sifra yang sedang melipat sajadah lalu mendongak menatap Qia. Ia menoleh ke arah gerombolan perempuan yang sedang memegang Al-Qur'an. Ia kembali menatap Qia dan Ustad Azzam yang sepertinya telah menunggu jawaban darinya. "Iya, ustad."
Lalu salah satu gerombolan perempuan itu menyeletuk. "Ya gimana enggak marah, ustad. Mereka itu kalau dibilangin ngeyel banget. Jawab-in terus kalau ditegur."
"Tapi harusnya kalian bisa lebih sabar. Kalian sendiri, 'kan tau karakter Sifra dan Qia seperti apa?"
"Maaf, ustad." Akhirnya mereka yang mengalah.
Sementara kedua anak yang menjadi tersangka sedang asik mengedipkan mata dan melakukan high five jarak jauh. Hal itu tidak luput dari pandangan Qadaffi yang menggelengkan kepala melihat tingkah keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPLE-Q
Юмор[FOLLOW PENULISNYA! JIKA SUKA KARYANYA] Sekuel: Galak Kamu, Mas! (HUMOR) Saudara itu, kalau gak rebutan makanan, ya rebutan mainan. Bertengkar, sepertinya sudah menjadi hobi yang mendarah daging. Benar bukan? Seperti halnya tiga saudara kembar ini...