💞 66. -QUANDARY- 💞

3.8K 660 318
                                    

66

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

66. QUANDARY

H-24

Qabeel terbaring lemah di atas ranjang. Hari ini anak itu sedang demam tinggi. Dua saudaranya duduk di sebelah ranjang yang Qabeel tiduri.

"Ayo makan dulu, Bil!" Adan datang sambil membawa semangkuk bubur.

Qadaffi menyingkir dan membiarkan sang Papi duduk di sebelah Qabeel. Adan lalu membantu anaknya itu tiduran di kepala ranjang. Pria itu juga menyuapi sang putra dengan bubur yang dibuat Cinta.

Sementara Qabeel masih menerima suapan dari Adan. Kini giliran Qia yang dilanda kebingungan.

"Papi, Abang gak puasa?" Akhirnya Qia menyuarakan isi hatinya.

"Abang, kan lagi sakit, Qia," jawab Adan sambil terus menyuapi Qabeel.

Qia menggembungkan pipinya sambil otaknya diajak untuk berpikir. "Belalti kalau sakit boleh gak puasa ya, Pi?"

"Iya," jawab Adan. Ia menaikan alis saat sang putri malah tiduran di sebelah Qabeel.

"Papi Qia juga lagi sakit."

"Itu namanya kamu pura-pura sakit," ujar Adan.

"Emang pula-pula sakit gak boleh ya, Pi? Bukannya cuma gak boleh pula-pula lupa?"

Adan memandang sang putri yang sudah kembali duduk. "Mau pura-pura sakit, atau pura-pura lupa. Yang namanya pura-pura itu gak boleh kalau lagi puasa."

"Belalti kalau gak puasa boleh pula-pula?"

Qadaffi yang sedang duduk di ujung sofa menahan bibirnya agak tidak tersenyum. Ia tau berapa frustasinya sang Papi saat mendengar celotehan sang adik.

"Qia kamu tau gak kalau puasa gak boleh banyak ngomong?" tanya Adan berusaha menyisakan kesabarannya yang hampir menipis.

"Qia tau! Kalau lagi puasa banyak omong juga bisa batalin puasa."

"Kok bisa?"

"Iya, kalau ngomongnya sambil minum es kelapa."

****

H-23

"Papi Qia bingung!"

"Kamu jangan bingung, Qi. Karena bingung kamu itu bisa bikin Papi frustasi."

Ini sudah hari kedua Qabeel sakit. Bahkan anak yang biasanya hyperactive seperti Qia itu masih terbaring di atas ranjang, dan ditemani Qadaffi. Sementara Adan dan Qia duduk di atas sofa. Adan sedang bekerja dengan laptop di depannya, sementara Qia hanya menganggu sang Papi bekerja.

Mengingat kondisi sang putra yang belum membaik, membuat Adan bekerja dari rumah. Karena kamar anak-anaknya berada di lantai dua membuat Cinta tidak bisa menaiki tangga, dan berakhir Adan yang mengambil alih tanggung jawab merawat Qabeel. Namun, masih berada di pengawasan dan pantauan dari Cinta.

TRIPLE-QTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang