💞 11. -Ajaran Setan- 💞

7.4K 872 214
                                    

11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

11. Ajaran Setan

Qabeel mengeluarkan sepedanya dari dalam bagasi. Siang ini ia akan bermain sepeda bersama teman-temannya. Ya sekalian modus cari cewek.

"Mau kemana, Bil?" Adan yang sedang menyiram tanaman langsung menoleh ke arah putra keduanya itu.

"Mau main, Pi."

"Gak ngajak Qadaffi atau Qia?"

Qabeel mulai menaiki sepedanya. "Bang Dapi lagi sibuk belajar. Terus Qia lagi nyelamatin ikannya yang kesurupan," jawabnya sambil melambaikan tangan dan pergi meninggalkan pekarangan rumah.

Sepeninggalan Qabeel, Adan tampak memikirkan perkataan putranya tentang kegiatan Qia. Ikan kesurupan? Emang ada?

Ayolah! Semoga putrinya itu tidak kembali berulah. Setelah tadi siang dipanggil ke sekolah karena Qia memecahkan kaca jendela, kini ulah apa lagi yang dilakukan anak itu?

"PAPI!!" Qia berlari keluar dari rumah dan langsung menghampiri sang Papi dengan bercucuran air mata.

"Eh? Kenapa?" Adan langsung mengangkat Qia ke gendongannya.

Qia menyeka air matanya. "Papi, ikan Qia... kelusupan."

"Kesurupan!"

"Iya maksudnya itu... kesulupan."

Adan ikut membersihkan air mata yang membasahi pipi putrinya. "Kesurupan gimana sih?"

"Kejang-kejang dianya, Pi," jawab Wia sambil sesegukan. "Tadi padahal mau Qia goleng untuk makan siangnya Lusa. Tapi lupanya ada setan lewat telus langsung ngelasukin ikan, makanya ikannya kejang-kejang sekalang."

Adan mengerutkan alisnya, sambil berpikir. "Qia sayang, gak ada ikan kesurupan apalagi kejang-kejang."

"Ada, Papi. Mungkin ikan itu lagi ngelamun, makanya kelasukan setan. Padahal udah seling Qia ingatin jangan seling melamun."

Pria yang sebentar lagi berkepala tiga itu kembali dilanda kebingungan. Sampai sekarang ia belum mengerti perkataan sang putri. Emang sih... ia sering memperingati anak-anaknya untuk jangan melamun agar tidak dirasuki setan. Ta-tapi, 'kan itu untuk manusia, bukan ikan.

"Qiandra Assyifa, itu untuk manusia, bukan ikan."

"Ikan, sama manusia itu sama tau, Pi. Sama-sama makhluk hidup dan makhluk Allah. Jadi kalau manusia bisa kelusupan--"

"Kesurupan!"

"Iya... kalau manusia bisa kesulupan, belalti ikan juga bisa."

Entah kenapa padahal baru berumur lima tahun, namun Qia sangat pandai dalam berbicara. Sok dewasa gitu loh bahasanya.

"Pi, Qia mau tanya. Ikan tidul mejamin mata gak?"

Adan meraup kasar wajah putrinya. "Ayo kita rukyah dulu ikan kamu biar sembuh. Habis itu kamu yang Papi rukyah."

TRIPLE-QTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang