💞 50. -Bertukar Peran (1)- 💞

4.1K 630 189
                                    

Part 50 & 51 menggunakan sudut pandang Qadaffi👍

Selamat membaca❤

Selamat membaca❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

50. Bertukar Peran (1)

"Banguunnn!!"

"Dapi banguunn!!"

Rasa sakit menjalar saat tubuhnya seperti tengah dipukuli. Belum lagi sepertinya ia dijadikan samsak dua bocah yang merusuh di kamarnya.

"Bangun Dapi! Pemalas banget sih!" Qia terus memukul dan menggoyang-goyang tubuh Qadaffi.

Qadaffi akhirnya bangkit dari baringan dan bersiap memarahi orang yang mengganggu tidurnya. Saat duduk dan membuka mata, Qadaffi sudah dihadapkan oleh dua bocil. Yang satu sedang menatap datar ke arahnya, sedangkan yang satu lagi berkacak pinggang sambil memasang wajah sebal.

"Kamu kebiasaan deh selalu bangun
terlambat. Kan jadinya kami yang repot disuruh Mami bangunin kamu," omel Qia.

Qadaffi masih memasang wajah cengo. Ia merasa ada yang aneh sedang terjadi. Namun, ia tidak tau apa itu.

Qabeel mendekat dan mengusap rambut Qadaffi. "Mandi, terus sarapan."

Qadaffi kembali cengo dibuatnya. Sebenarnya apa yang sedang terjadi. Ia sama sekali tidak mengerti.

Sebuah pukulan kembali mendarat di kepala Qadaffi. Ternyata itu ulah Qia yang memukulnya dengan bantal guling.

"Disuruh mandi kok malah ngelamun! Sana mandi, Dapi! Nanti kita terlambat."

Qia lalu menoleh pada Qabeel. "Ayo, Bang. Kita turun dulu!"

Qabeel dengan wajah datarnya hanya menjawab dengan anggukan dan segera melenggang pergi, diikuti Qia.

Sementara Qadaffi masih sibuk dengan fikirannya sendiri. Okey! Ia sedikit mengerti sesuatu hal aneh yang tengah terjadi.

Kenapa Qia tidak memanggilnya dengan embel-embel 'Abang'? Kenapa hanya memanggil nama? Dan apa? Qia sudah bisa mengatakan huruf "R"? Sejak kapan?

Lalu kenapa Qabil mencuri ekspresi wajahnya? Mana pake segala ngusap rambutnya. Emangnya dia Qia apa?!

Sambil mengacak rambutnya, Qadaffi bergegas turun dari ranjang dan pergi menuju kamar mandi.

****

Qadaffi melangkah memasuki dapur, dan dimeja makan sudah berkumpul semua anggota keluarganya. Ini pertama kalinya, Qadaffi datang paling terakhir. Biasanya ia ke meja makan pertama, dibanding kedua adiknya.

"Sini, Pi! Makan! Kami nunggu kamu daritadi loh." ujar Adan.

Dengan langkah ragu, Qadaffi berjalan mendekat dan duduk di sebelah Qabeel.

"Gimana sekolah kamu, Bang?" tanya Adan.

"Baik, Pi," jawab Qadaffi.

"Kok kamu yang jawab, Pi? Papi nanya Bang Abil lah," protes Qia.

TRIPLE-QTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang